50

1.1K 189 51
                                    

" jadi untuk mendaftar turnamen tidak boleh curang begitu?" Tanya Blaise sambil memperhatikan kartunya, rencana main catur penyihir gagal total karena papan caturnya hilang

"Hem ya, jangan lupa batas usianya!" Sahut Harry dengan setengah terpejam, tubuhnya ia rebahkan di paha Draco

" Ah iya, kenapa harus diatas 17 tahun sih?"

" Sekolah tidak bertanggungjawab jika ada yang mati!" Sahut Naruto datar

" Astaga, padahal hadiah turnamennya sangat menggiurkan!" Draco mulai berandai-andai dan menghayal, tangannya mengelus lembut rambut Harry agar cepat tidur

" Apa Lucius sudah bangrut sehingga kau mau menjual nyawamu pada Death untuk uang?" Tanya Naruto sarkas dan menunjukkan kartunya

" Ck, aku kan hanya berhayal!" Elak Draco dengan telinga mulai merah, tangannya yang lain dengan cepat menyodorkan kartu miliknya

" Hinyi birhiyil!" Naruto memajukan bibirnya mengejek Draco, mereka sudah kabur dari pidato panjang Dumbledore, jangan tanya bagaimana caranya mereka bisa kabur ditengah tamu penting tadi

" Sebenarnya aku sudah bisa ikut turnamen lho!" Lanjut Naruto

" Jangan macam-macam Nar!" Peringat Daphne

" Hei, bahkan daftar turnamen itu sangat mudah. Tinggal mencatat nama dan memasukkannya ke cawan api, lalu kenapa tidak boleh?"

" Kau mau mati?" Pansy ingin sekali memecahkan otak kacang kakak angkatnya ini

" Tentu saja....

....tidak" dengan kesal Pansy melempar cokelat milik Harry yang tepat mengenai kepala Naruto

" Aku ini sebenarnya punya banyak nyawa!" Ucap Naruto seraya membuka bungkus cokelat yang Pansy lemparkan padanya dan menyodorkannya pada Luna

" Kau pikir kucing?" Sinis Theo

" Bukan kucing, tapi rubah!" Sahut Draco

" Darimana kau tahu kalau aku rubah?"

" Dari Daddy dan kelicikan mu!" Jawab mereka kompak dan terbahak bersama

" Skakmat!" Ucap Luna memecahkan atensi mereka, dengan gesit Luna mengamankan hasil taruhan mereka semua seraya mengunyah cokelat dengan semangat

" Ck, seharusnya kau tidak ikut Luna!" Jerit Pansy saat tahu dia kalah

" Kau yang bodoh pans, sudah tahu Luna penyihir kau malah menantangnya ikut tadi" cibir Daphne

" Kau juga penyihir bodoh!" Luna terkekeh geli mendengar umpatan merdu Pansy dan kembali menghitung jumlah semuanya, lumayan, batinnya senang

" Oh ya, cawan api yang dibawa Flich tadi untuk menyeleksi peserta turnamen kan?" Tanya Draco sekali lagi

" Ya, kau banyak tanya Drake. Seharusnya kau tetap disana dan mendengarkan pidato si tua itu!" Mereka terbahak melihat tingkah Draco yang ooc

" Aku cuma tanya, lagi pula aku tidak tahan dengan profesor baru tadi, eh..siapa namanya?"

" Mad eye moody, kau itu pikun sekali sih!" Cibir Daphne sambil mengoleskan masker wajah

" Eh apakah asrama lain sudah mencalonkan diri untuk ikut turnamen?" Tidak kapok, Draco terus mengorek informasi dari teman-temannya

" Kurasa Hufelpuff Cedric Diggory!" Ucap Luna

" Penglihatan?" Tanya Blaise

" Bukan, hanya perkiraan. Cedric kan yang paling superior di sana" cibir Luna

Dark sideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang