66

853 71 6
                                    

Naruto kembali dengan sedikit senyum yang tersisa di wajahnya. Pipinya masih semerah tadi saat bersama Luna

Namun senyumnya hilang, berganti dengan wajah heran dan waspada
Terdengar suara samar dari kamar Tom, seperti suara Harry. Tapi bukankah Harry sedang di Hogwarts?

Ia mengeluarkan pedangnya dan menggenggamnya waspada. Ketika pintu di buka ia refleks mengayunkannya untuk memojokkan orang itu

" Aaaaaaa!! Dasar bodoh, ini aku Harry!!" Teriak Harry cepat karena pedang itu sudah menempel erat di lehernya

Ia sungguh tidak menduga bahwa Harry ada disini, sedikit perasaan bersalah datang karena menakuti bocah itu

" Maaf-maaf, kukira kau sedang di Hogwarts. Jadi aku berpikir ada penyusup disini!" Jelasnya canggung

" Dengan semua bangsal dan keamanan yang kau pasang?? Jangan bercanda!" Balas Harry datar

" Aku hanya sedikit paranoid, tapi. Dengan siapa kau bicara tadi??"

" Eh? kau belum tahu? "

" Naruto!!"

Naruto membeku, ia membuka pintunya lebih lebar untuk memastikan lebih jelas

" A..ayah?" Dia bergegas memeluk Tom erat, rasanya rindu sekaligus bahagia bisa kembali lagi ke sini.

" Dimana? "

" Apa?"

" Dimana tangan kita?" Tanyanya ketika melihat tangan mereka tinggal sebelah

" Emm..etto..bagaimana ya cara menjelaskannya?"

Harry menyeringai, memanfaatkan situasi untuk memojokkan Naruto. Aahhh..ia akan puas ketika Tom marah-marah pada anak kesayangannya itu

" Ah..Daddy tidak perlu khawatir, itu semua hanya insiden tidak sengaja. Eh..atau mungkin sengaja. Tapi tenanglah semua sudah baik-baik saja;" ucap Harry dramatis

" Apa maksudmu?"

Naruto memandangnya harap-harap cemas. Dia tahu rencana licik Harry

" Em.. sebenernya aku ragu untuk mengatakan ini, karena Daddy baru saja sadar dan-"

" Ceritakan saja!" Potong Tom tak sabar

" Sebenarnya saat itu............."

.
.
.
.
.
.

" Hanya itu yang bisa ku katakan padamu dad, aku minta maaf harus mengatakan ini brother!" Ucap Harry semelas mungkin

Tom menutup matanya dan menghirup napas dalam-dalam, sementara Naruto ikut menutup matanya siap menerima semua reaksi ayahnya

" Aku... mengerti!"

" Eh" ..."eh"

" Kau sudah dewasa, dan tentu kau punya pertimbangan sendiri tentang desa Konoha. Aku tidak bisa mencegah keputusan dan menghakimi tindakan mu, karena aku tidak bisa melihat mereka melalui sudut pandang mu. Yang terpenting kau sudah pulang dengan selamat pada keluarga mu!" Hati Naruto menghangat dengan pengertian Tom

" Arigatou!"

" Ehhhh.....kukira akan ada teriakan dan kutukan disini! CK, sia-sia saja aku bercerita tadi!" Pekik Harry tak terima dengan keputusan Tom, merusak suasana haru yang baru saja mereka ciptakan selama bertahun-tahun

" Oh..jadi itu tujuanmu ya?"  Naruto Pura-pura memainkan pedangnya dan mendekati Harry perlahan

" Apparate!!"

"Waw..haha... Sejak kapan dia mahir apparate?" Tanya Tom agak takjub karena ia sendiri sudah frustasi mengajari Harry teknik apparate

" Yang pasti saat kita tidak ada di sampingnya,

jadi Daddy. Kita punya banyak hal yang harus dibicarakan mulai saat ini!"

✨🐾🐾🐾🐾✨

At least time

Kehidupan mereka berangsur normal, dan kumpulan death Eater telah di bubarkan demi kebaikan bersama
Meskipun berat hati untuk memutuskannya. Tapi keputusannya harus diambil, seluruh Britania sudah mengetahuinya dan mereka menuntut untuk pembubaran death Eater sekalipun kebenaran sudah terungkap

Bertahun-tahun berlalu mereka mendapat kehidupan yang mereka impikan.

Tom telah mendapatkan keluarganya sendiri, ia menikah dengan seorang penyihir Amerika dan mempunyai dua cucu yang menggemaskan dari Naruto, Elio dan Elois

Apa aku sudah bilang kalau Naruto dan Luna sudah menikah? Oh yeah, mereka menikah dan mempunyai dua anak manis. Mereka menikah dengan sederhana dan hanya mengundang orang dekat saja. Well..Tsunade dan beberapa orang Konoha juga ikut di undang, hubungan mereka sudah membaik

Untuk Harry, ah...sulit dikatakan.
Dia masih mengejar kata 'iya' dari Hermione, berapa kali pun Harry melamar selalu berakhir dengan tangan kosong karena mereka berdua sedang meniti karirnya

Dan ada beberapa hal yang sulit Hermione katakan di depan Harry, pokoknya hubungan mereka rumit. Mereka saling mencintai tapi sangat sulit untuk bersatu.

Jadi mari kita biarkan saja. Mungkin 1 atau 2 tahun lagi mione bersedia untuk di pinang Harry menuju altar impiannya

.
.
.
.

Siang itu Harry sedang bersatai di rumah Naruto karena bisa dibilang ia masih menumpang disini meskipun sudah punya uang sendiri dan beberapa rumah peninggalan orangtuanya

" Uncle, kapan unle menikah? Unle dragon saja sudah menikah" celetuk Elio salah satu anak Naruto

Mata Harry berkedut, tentu saja ia ingat kalau Minggu lalu draco menikah dengan salah satu veela mantan siswa Beauxbattons

Baru saja ia akan membalas kalimat pedas keponakannya Hermione datang dengan rambut berkibar dan tampak menyeramkan

" Harry you fucking stupid, Minggu depan kita menikah karena aku hamil anak mu dasar bodoh!" Umpat Hermione tanpa jeda

" Aku...aaa..t..tapi..a..benarkah? Tapi B..bukannya aku yang harus melamarmu ya?" Ia sampai kesulitan menyusun kalimatnya

" Pokoknya aku tidak mau tahu, Minggu depan kita menikah dan kau yang harus mempersiapkannya dimulai dari sekarang!"

Entah karena masih terkejut Harry hanya mengangguk dengan senyum aneh di wajahnya

" Sekarang aku ingin makan spaghetti dengan saus jeruk dan berry dari hutan Amazon. Jangan menolak karena anakmu yang meminta!"

" A..apa..tapi.."

" Harry, ouch...aku kram, lelah sekali rasanya berdiri terus" Hermione berpura-pura memegang perutnya, siapa suruh tidak pakai pengaman malam itu

" O..oke, duduklah sayang. Aku akan membawakan keinginanmu sebentar lagi. Jangan melakukan apapun, aku tidak ingin istri dan anakku kelelahan oke"

" Ralat ' calon' Harry!"

" Tidak ada bedanya!"

Cup

" Daddy pergi dulu baby!" Pipi mione memerah karena Harry tanpa malu mencium bibirnya di depan anak-anak Naruto

" Harry!!!!" Teriak Luna tergopoh sambil menutup mata anak-anaknya

" Kami sudah melihatnya mommy, percuma saja kalau menutupinya sekarang. Lagipula Elois sering melihat mommy and Daddy berciuman seperti itu!" Kini giliran Luna yang memerah

Sungguh akhir yang bahagia dari kumpulan orang yang masa kecilnya tidak pernah berbahagia
Kini hanya tinggal menunggu kebahagiaan lainnya lahir di dalam kehidupan mereka


Tamat


I just feel sorry to you all
Maaf karena udah menggantung kalian selama berbulan-bulan, dan membuat ending yang sepertinya kurang kalian sukai

Tapi aku berpikir bahwa ini bakal lebih baik ditamatkan daripada di gantung terus menerus
Dan buat kalian yang masih nungguin cerita ini banyak-banyak terimakasih untuk kalian

Lopeyu all

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 11, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dark sideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang