BAB 27

20.4K 2.1K 254
                                    

Masih ada yg nungguin gak nih? 😁

Udah lama bgt ya aku gak update, maaf yaa kuliah bener2 nyita waktuku huhu

Dann sebelum baca puter dulu video di mulmed, lagu korea sih tapi lagu itu pas banget buat gambarin perasaan Danu :")

Happy Reading!

Nala memekik tertahan saat perkelahian antara Arza dan dan Danu tak dapat terelakkan. Apalagi melihat betapa merahnya wajah Arza saat ini, sudah dipastikan bahwa suaminya sedang marah luar biasa kepada sang lawan.

Ingin rasanya ia mendekat untuk memisahkan kedua orang yang masih saling menyerang satu sama lain itu, tapi tentu dia tak bodoh, dia tidak ingin anaknya kenapa-kenapa karena jika dia nekat mendekat bisa saja ia terkena satu atau dua pukulan. Dan Nala tidak mau hal tersebut sampai terjadi, apalagi kehamilannya ini masih sangat muda dan rentan.

Tapi melihat dua tokoh utama di novel Too Late ini masih saling memukul begini sungguh benar-benar membuatnya pusing, karena seingatnya di dalam novel Too Late sendiri tidak ada scene seperti ini. Apa lagi-lagi kejadian yang terjadi sudah sangat melenceng jauh dari yang pernah dia baca dulu?

Benarkah semuanya benar-benar sudah tak sesuai dengan jalan cerita awal?

Ah, pertanyaan-pertanyaan itu masih bisa dia cari jawabannya nanti, yang terpenting sekarang adalah mencari bantuan untuk segera memisahkan dua pria ini! Baru saja Nala akan berjalan cepat ke arah pintu utama, tiba-tiba seseorang berlari masuk menghampiri dua orang yang masih saling bergulat dan tanpa menunggu lama dia langsung menarik tubuh Arza menjauh dari sang lawan.

Ternyata itu adalah Razka. Batin Nala segera dibanjiri rasa lega luar biasa melihat kedatangan adik iparnya tersebut. Setelah sekian menit yang lalu ia seperti tak dapat menghirup oksigen dengan leluasa, kini akhirnya Nala bisa kembali bernapas normal lagi saat perkelahian di depan matanya telah berakhir.

"Kampret lo, Za! Udah gue bilang 'kan gue nggak mau berurusan sama Pak RT, lo nggak paham bahasa manusia, hah?!" semprot Razka langsung setelah berhasil menarik tubuh tegap Arza menjauh dari Danu.

Kedua orang yang baru saja saling melempar tinju itu sama-sama terengah di tempat masing-masing.

Razka memijat pelipisnya yang berkedut tak menyenangkan lantaran pusing mengurus kakak laki-lakinya ini. "Astaga, sadar woy kalian berdua. Ini udah jam setengah dua belas! Bukannya tidur malah tonjok-tonjokkan."

Matanya yang tadi menatap kesal 'wajah jelek' sang kakak, kini beralih menatap wajah Danu yang kondisinya tak lebih baik dari Arza. "Nu mending lo pulang sana, udah malem nih kasian kakak ipar sama ponakan gue jam segini belom tidur."

Sebenarnya, tanpa perlu diusir pun Danu sudah akan pergi dari rumah mewah ini sejak melihat kehadiran Arza. Namun, niat awalnya yang tak ingin menimbulkan keributan di tengah malam begini, pupus sudah saat dirinya berhasil terpancing oleh perkataan Arza mengenai ... kehamilan Nala. Orang yang seharusnya disalahkan itu Arza bukan dirinya.

Meski wajahnya saat ini terasa nyeri bukan main, Danu justru merasa hatinya jauh lebih nyeri kala melihat Nala mendekat ke arah Arza dengan wajah yang sarat akan kekhawatiran.

Tak kuasa melihat pemandangan di depannya terlalu lama, Danu segera mengalihkan wajah ke samping. Dan dengan tangan terkepal erat laki-laki itu membalikkan badan, lalu sedetik kemudian dia memutuskan untuk kembali meneruskan langkahnya yang tadi sempat tertunda lantaran meladeni Arza yang sepertinya ingin sedikit berolahraga malam.

Tanpa kata Danu pergi dari kediaman sang kekasih hati yang telah lama ia rindukan selama berbulan-bulan ini. Berharap penantiannya akan berbuah manis, namun ternyata lagi-lagi hanya luka yang ia dapat.

Nala with Her Second Chance (ON GOING) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang