BAB 32

8.4K 764 10
                                    

Haii Nala update lagi yaa!

Seneng nggak nih sekarang Nala updatenya cepet? Hahahaha aku mau cepet2 namatin cerita ini makanya semangat banget buat update teratur

Mau target vote lagi ah biar aku tau masih banyak nggak yang nungguin kelanjutan cerita ini. 300 votes bisa yuk!

Versi Wattpad 2100 kata, sedangkan versi KaryaKarsa berjumlah 2,794 kata.

Yang mau baca versi lebih panjang dan lengkapnya silakan melipir ke KaryaKarsa yaa, di sana momen Nala sama Arza nya selalu lebih banyak dan intim, di sana juga aku update lebih cepat.

Happy Reading!

***


"Aku boleh masuk?" tanya laki-laki bertubuh tinggi itu sopan kepada sang lawan bicara yang masih diam terpaku di ambang pintu.

Padahal menit demi menit telah berlalu tetapi dua insan berbeda gender itu masih saling menatap dalam keterdiaman masing-masing. Sampai akhirnya sang laki-laki memberanikan diri untuk memecah keheningan dengan bertanya lebih dulu.

Seakan baru saja tersadar dari lamunan panjangnya, perempuan yang sedaru tadi masih terdiam itu akhirnya berkedip beberapa kali guna mulai memfokuskan kembali kesadarannya pada laki-laki di depannya.

Netranya menatap secara seksama wajah tampan yang dulu sangat ia sukai dan selalu membayangi hari-harinya. Wajah yang sudah dua tahun ini tidak pernah ia lihat lagi.

Saat ini rasanya banyak sekali pertanyaan yang bersarang di kepalanya, pertanyaan-pertanyaan tersebut saling berdesakan ingin segera disuarakan langsung agar mendapatkan jawabannya.

Begitu banyak ... sampai dirinya sendiri pun yakin kepalanya tak mampu lagi menampungnya.

Namun kendati begitu, lidahnya justru kelu tak mampu membuka bahkan merangkai pertanyaan-pertanyaan di kepalanya menjadi sebuah kalimat tanya yang pas.

Benar-benar otak dan tubuhnya tak berjalan sesuai keinginan hatinya.

Bahkan dalam mimpinya sekali pun Nala tidak pernah lagi berkeinginan bertemu dengan masa lalunya dalam situasi seperti ini. Karena belakangan ini dirinya lebih sibuk memikirkan rencana masa depan bersama sang suami yang sudah mulai ia cintai entah sejak kapan.

Seharusnya ... Danu tidak perlu datang lagi di hadapannya seperti ini, karena memang dulu laki-laki inilah yang memutuskan pergi tanpa pamit padanya. Meninggalkannya sendiri di masa-masa keterpurukan yang tak ingin Nala ingat lagi betapa hancurnya ia saat itu.

Lalu, mengapa saat Nala ingin memulai kebahagiaan baru bersama suaminya yang luar biasa baik dan sabar atas sikap-sikapnya, Danu justru datang kembali seperti ini? Tidakkah laki-laki ini merasa bersalah dan malu atas tindakannya dahulu?

Kenapa harus datang di saat dirinya sudah tak pernah lagi mengharapkan kedatangannya?

Berbeda dengan Nala yang masih tenggelam dengan segala pemikiran rumit di kepalanya, Danu justru semakin merasa kikuk dengan situasi yang terjadi saat ini.

Ia mulai merasa kalau kedatangannya hari ini merupakan sesuatu yang salah tatkala melihat keterdiaman Nala yang belum mengatakan apa pun lagi setelah tadi berhasil menyebut namanya sekali di awal.

Nala with Her Second Chance (ON GOING) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang