Haiii Nala-Arza kembali lagi nih hihi
Semoga suka dan selamat membaca!
Seorang anak perempuan berlari dengan riang mengejar bola berwarna pink yang tengah ia mainkan, di depannya ada seorang laki-laki dewasa yang setia mengawasi setiap pergerakannya dengan senyum yang mengembang di bibir.
"Nala, hati-hati larinya, Sayang." Laki-laki itu hampir saja akan menangkap tubuh mungil tersebut ketika putri kecilnya itu hampir saja terjatuh.
Tanpa merasa bersalah gadis kecil itu malah tersenyum lebar seraya memeluk erat bola pink-nya. "Papa! Ayo main lagi sama aku!"
Dia menghampiri laki-laki yang duduk tak jauh dari tempatnya berlari-lari sejak tadi. Setelah berada di depan papanya dia segera menarik-narik ujung kaos polo yang dikenakan sang papa.
"Ayo, Pa!"
Bukannya menuruti laki-laki itu justru meraih tubuh mungil sang putri dan langsung memeluknya erat sambil mengecup gemas pipi gembil kegemarannya.
"Tapi abis ini kamu harus nurut sama Papa, ya? Abis main sebentar kita langsung makan, oke?"
"Oke!"
Lalu setelahnya mereka berdua bermain dengan riang di tepi pantai. Tidak ada satupun yang menginterupsi kegiatan menyenangkan mereka, saking serunya bermain laki-laki itu pun sampai lupa kalau dia dan putrinya belum makan siang.
"Nala, udahan yuk, Papa capek," ucapnya dengan nafas tersengal-sengal.
"Iya, Pa, aku juga."
Tersenyum lembut. "Makan sekarang?"
"Iya! Aku mau kepiting ya, Pa!"
"Anything for you, Darling."
"Abis itu Nala juga mau mamam bakso, Pa. Boleh?" Nala menatap sang papa dengan sorot penuh harap.
Karena gemas, dia pun segera menggendong putrinya dan mengecup berkali-kali pipi gembil itu. "Udah Papa bilang 'kan barusan? Anything for you, Darling."
"Yeay! Nala sayang Papa!" ucapnya sembari memeluk erat leher papanya.
"I love you more, Nala."
*
*
*"Bu Nala tidak apa-apa, Pak, mungkin dia belum sadar karena masih terlalu terkejut dengan kejadian tadi. Sebentar lagi pasti akan bangun," ucap seorang dokter perempuan yang telah menjadi dokter pribadi keluarga Abirama sejak lama.
Dia berusaha menenangkan pria yang tengah duduk dengan gelisah di depannya ini, melihat wajah itu masih menunjukkan raut gusar dia pun menambahkan, "Pak Arza lebih baik ganti baju saja dulu, biar Bu Nala saya yang jaga. Kalau baju bapak basah gitu anda dilarang dekat-dekat lho nanti."
Dan berhasil. Arza terpengaruh dengan ucapannya barusan, pria itu segera berdiri dan keluar dengan tergesa-gesa dari kamar ini.
Walau tidak terlalu mengurusi, dokter Hasna jelas tahu kalau hubungan sepasang suami-istri ini bermasalah. Mereka sudah lama tinggal di tempat terpisah, bahkan saat tinggal satu atap seperti sekarang pun mereka tetap tidur di kamar yang berbeda. Pasangan normal tidak mungkin seperti itu 'kan?
Perempuan paruh baya itu menghela napas seraya menatap sendu wajah cantik Nala yang masih pucat. Tadi saat dia baru saja selesai memeriksa pasien di rumah sakit tiba-tiba saja ponselnya berbunyi, dia masih ingat jelas bagaimana paniknya suara Arza saat meneleponnya tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nala with Her Second Chance (ON GOING)
Romance[Follow dulu sebelum baca] DILARANG KERAS PLAGIAT CERITA INI! "Nala siapa?" Sebelumnya dia adalah Adira Savina, perempuan biasa dengan latar belakang biasa pula. Dia baru merasakan hidup sedikit layak setelah berhasil membangun bisnisnya sendiri. N...