Setelah melalui pertimbangan yang panjang (lagi) dan meminta pendapat banyak orang yang deket sama aku, akhirnya aku putuskan buat balik lagi ke wattpad.
Nala with Her Second Chance resmi tidak jadi pindah ke dreame/innovel.
Happy Reading!
Nala merasa dirinya amatlah bodoh. Padahal itu baru dugaannya saja, tapi kenapa ia bisa seyakin itu dengan dugaannya sendiri yang jelas-jelas salah?
Bodoh, bodoh, bodoh. Nala benar-benar merutuk dalam hati.
Bagaimana bisa dirinya lupa kalau sebenarnya ia masuk ke dalam dunia novel yang bersifat fiktif. Dan jelas mana mungkin semua yang ada di sini sama dengan dunianya sebagai Savina, karena seharusnya dia tahu dan sadar kalau semua yang ada di sini sesungguhnya hanyalah karangan sang pengarang novel Too Late saja.
Novel ialah bersifat fiktif, khayalan, imajinatif, tidak nyata. Kurang jelas apalagi? Kenapa dia lupa akan kenyataan itu?
Sepertinya ini juga ada pengaruh dari mimpinya tempo lalu saat dirinya bertemu dengan jiwa Nala asli yang terlihat menyedihkan. Hati nuraninya seperti tergerak dan tersadar bahwa sebenarnya di balik kebahagiaannya di sini bersama Arza, mungkin saja ada jiwa Nala asli yang menderita entah di mana.
Makanya ia sampai seperti orang kesetanan dalam mencari cara untuk bertukar tubuh kembali dengan Nala asli, berspekulasi sendiri bahwa bisa saja dunia Nala dan dunianya sebagai Savina sama-karena sama-sama berada di Indonesia-tapi ternyata semua terpatahkan hari ini.
Secara garis besar memang nampak sama, namun baru ia sadari sekarang bahwa sesungguhnya dunia Nala dan Savina memanglah berbeda.
Pantas saja mau mencari berulangkali pun tentang berita adanya bom meledak di kereta enam bulan yang lalu dia tidak dapat menemukannya, tidak ada satu pun berita dengan keyword itu muncul di internet. Karena memang kejadian itu terjadi di dunianya bukan di dunia novel ini.
Ck, bodohnya dia.
Dan lagi, bisa-bisanya dia lepas kendali dan bergerak tanpa mendahulukan akal sehatnya di depan Arza seperti tadi.
Apa yang harus ia katakan kalau Arza sampai bertanya nanti?
Saat ini dia memang masih aman karena sedang bersembunyi di dalam kamar mandi, berlama-lama di sini seolah sedang menikmati air hangat yang sudah disiapkan Arza kala mereka baru datang tadi. Tapi ia tidak mungkin selamanya berada di sini kan? Bisa keriput kulitnya jika terlalu lama di dalam kamar mandi begini, lagi pula ia juga sudah mulai merasa mengantuk dan kelelahan.
Ingin rasanya langsung merebahkan badan dan menjemput mimpi sesaat setelah dirinya keluar dari sini. Tetapi itu tidak mungkin 'kan? Sangat mustahil Arza membiarkannya tertidur nyenyak malam ini setelah apa yang terjadi beberapa jam yang lalu.
Mau tidak mau, siap tidak siap ia tetap harus menghadapi segala situasinya, apalagi dirinya seratus persen sadar kalau Arza sudah sangat bersabar dengan seluruh tingkah anehnya selama di perjalanan tadi.
Sekali lagi, tidak mungkin Arza akan melepaskannya begitu saja malam ini, tanpa perlu menebak-nebak pun Nala sudah tahu kalau sesaat lagi ia akan menghadapi banyak pertanyaan yang terlontar dari mulut sang suami yang sudah menahan diri sejak dari perjalanan tadi.
Dia sudah cukup terbiasa dengan rentetan pertanyaan yang diajukan Arza kepadanya, seharusnya dia tidak perlu merasa terpojok atau terbebani lagi.
"Sayang, kamu udah ngantuk ya? Sabar ya, Mama mau ngobrol sebentar sama Papa abis itu baru kamu boleh bobo yang nyenyak. Kuatin Mama ya Sayang ... Mama agak takut nih kena omel Papa," keluh Nala panjang lebar kepada sang calon anak yang berada di dalam perutnya, tak lupa sembari mengatakan kalimatnya barusan ia pun turut mengelus lembut, penuh kasih sayang perutnya yang mulai tak rata lagi itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nala with Her Second Chance (ON GOING)
Romance[Follow dulu sebelum baca] DILARANG KERAS PLAGIAT CERITA INI! "Nala siapa?" Sebelumnya dia adalah Adira Savina, perempuan biasa dengan latar belakang biasa pula. Dia baru merasakan hidup sedikit layak setelah berhasil membangun bisnisnya sendiri. N...