Update!!! Seneng gak nihh?
Maaf bgt ya kalo lama up nya :(
Oh ya inget kan aku pernah bilang kalo alur cerita ini maju mundur cantik? 😁
Semoga kalian tetap suka & menikmati bab ini ya 💜
🚫 WARNING DI BAB INI TERDAPAT BEBERAPA ADEGAN KEKERASAN 🚫
(Flashback)
Dalam angan-angan terliar sekali pun tak pernah ia bayangkan bahwa orang yang begitu ia kagumi sekaligus menjadi cinta pertamanya sejak dalam gendongan, akan menjadi orang pertama juga yang mengenalkannya pada rasa kecewa yang teramat dalam.
Awalnya akal, logika, serta hati kecilnya selalu menolak percaya atas perubahan itu. Namun seiring berjalan waktu, dirinya sadar bahwa semua ini nyata, bukan khayalan apalagi mimpi.
Dulu, papanya tak begini. Ia masih ingat dengan jelas bagaimana perangai lembut dan baik hatinya dia, bagaimana bentuk senyuman lebar sang papa kala memeluk dan mengangkat tubuhnya tinggi-tinggi, atau bagaimana raut wajah terharunya saat melihat Aila sudah dapat berjalan sendiri.
Ya, itu semua dulu.
Karena yang bisa ia lakukan sekarang hanyalah mengenang masa-masa indah tersebut dalam kenangan semu.
Semua ini berawal dari kebangkrutan perusahaan sang papa akibat adanya tikus-tikus nakal di dalam perusahaan, membuat perusahaan itu pailit hingga terpuruk dan jatuh sejatuh-jatuhnya. Hidup keluarga Suwanda yang bergelimang harta berubah total hanya dalam semalam. Semua aset yang dimiliki papanya dulu habis disita Bank karena hutang piutang perusahaan yang besarnya bukan main. Yang tersisa hanya tinggal rumah besar dengan perabotan seadanya ini.
Semenjak itulah kepribadiannya menjadi berubah total. Tak ada lagi sosok papa penyabar yang baik hati dan penuh kasih sayang, orang itu kini telah berganti menjadi laki-laki pemarah, tukang judi, dan yang paling parah papanya menjadi makhluk yang sangat ringan tangan.
Lucu sekali. Hanya karena harta hidupnya berubah bagai di neraka.
Dan baginya harta itu adalah bentuk nyata dari sebuah kebahagiaan.
Karena setelah harta itu pergi, kebahagiaan pun turut pergi tak pernah dekat-dekat lagi.
Rasanya Tuhan sungguh tidak adil. Di luar sana banyak sekali keluarga yang hidup dalam limpahan kebahagiaan bahkan sampai mereka mati, tapi kenapa untuk keluarganya Tuhan dengan tega merebut paksa semua itu?
Ia sekarang ragu dengan kalimat; 'Tuhan tidak akan menguji hambanya di atas batas kemampuan', karena jujur saja, hati dan tubuhnya sudah tak kuat lagi menanggung semua penderitaan ini.
Tidak ada lagi rumah yang dulu selalu menawarkan kehangatan di saat raga membutuhkan tempat untuk berpulang, karena kini yang tersisa hanyalah bangunan yang selalu membikin sesak setiap saat.
Oh, dia benar-benar berharap dirinya mati saja sekalian.
Seperti pagi ini misalnya, lagi-lagi ia mendesah kecewa kala matanya dapat terbuka secara alami, padahal tadi malam-sebelum tidur-ia sudah berdoa dengan sungguh-sungguh agar sang pemilik alam semesta tak perlu lagi membangunkannya di keesokan hari.
Ah, ia lupa. Mungkin Tuhan pun sudah tak sudi mengabulkan permohonan seorang bocah yang telah lupa dengan kewajiban ibadahnya.
Selesai merenungi segala nasib buruk yang terasa mencekik, secara perlahan ia mulai bangkit duduk sembari menyugar rambutnya yang panjang.
PRANG
Dengan tak mengacuhkan suara-suara gaduh di luar sana, gadis remaja itu berjalan menuju kamar mandi yang memang terletak di dalam kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nala with Her Second Chance (ON GOING)
Romansa[Follow dulu sebelum baca] DILARANG KERAS PLAGIAT CERITA INI! "Nala siapa?" Sebelumnya dia adalah Adira Savina, perempuan biasa dengan latar belakang biasa pula. Dia baru merasakan hidup sedikit layak setelah berhasil membangun bisnisnya sendiri. N...