Haiii Nala update nih, siapa yang nungguin? 😆
Semoga kalian suka juga sama bab ini yaa
Happy Reading!
(Flashback)
"Danu!" Seorang gadis muda melambaikan sebelah tangannya tinggi-tinggi saat orang yang tengah ditunggunya terlihat celingukan di depan pintu.
Panggilan itu cukup keras hingga membuat orang yang dipanggil pun menoleh dan mulai berjalan ke arah meja yang terletak sedikit di bagian pojok kiri restoran tersebut.
"Kamu nih dadakan banget, La. Aku kaget tadi pas liat chat, dan kamu bilang lagi di sekitar sini." Danu segera duduk di kursi yang berhadapan langsung dengan sang kekasih.
Kekasihnya hanya meringis menanggapi gerutuan Danu barusan.
"Kebetulan lagi pulang cepet, nggak ikut ekskul juga 'kan jadi tiba-tiba inisiatif aja buat ketemu kamu. Kenapa? Kamu sibuk?" Sebelah alis gadis itu terangkat.
"Well, beruntungnya aku juga lagi nggak banyak kegiatan hari ini. Tapi besok sampe minggu depan aku sibuk banget, jadi nggak usah dateng lagi ya, La? Nanti aku aja yang datengin kamu kalau udah agak longgar," balas Danu seraya membuka buku menu, saat tak mendapati tanggapan dari Nala ia kembali mengangkat pandangan dan langsung mengerutkan kening melihat Nala menatapnya dengan senyum lebar. "Ngapain senyum-senyum?"
Nala mengedikkan bahunya enteng sembari menggelengkan kepala sedikit dramatis. "Aku udah pernah bilang belum sih kalau kamu tuh cerewet banget?"
Gantian Danu yang mengedikkan bahu sok tak acuh, padahal dalam hati ia merasa gemas sendiri.
"Kamu mau pesan apa?"
"Udah aku pesenin kok, tinggal nunggu dianter aja ke sini."
"Oh ya?"
"Iyaa ... Bapak Danu Saputra Wijaya."
Tak lama dari itu, seorang pelayan mulai mengantarkan makanan yang telah dipesan Nala ke meja mereka berdua.
Danu tersenyum tipis melihat dua makanan favoritnya telah terhidang manis di depan mata. Ada ayam bakar bumbu rujak lengkap dengan nasi dan juga es jeruk nipis.
Benar-benar berhasil membuat air liurnya hampir menetes padahal sebelum ke sini ia juga telah mengisi perut dengan nasi.
Tidak apa-apa, perutnya memang murahan jika berhadapan dengan makanan apalagi yang memesankannya wanita kedua yang paling ia sayangi setelah sang ibu.
Setelah mengucapkan terima kasih, Danu kembali menatap serius wajah Nala yang masih mengumbar senyum. Sepertinya ada sesuatu yang bagus, pikir Danu.
Sebelum bertanya Danu sempat berdeham sebentar guna menarik atensi Nala yang kini telah berpindah ke es krim sundae.
"Jadi, ada apa, La? Sore-sore gini tau-tau dateng ke sini, pasti ada sesuatu 'kan?" Danu bertanya dengan kedua alis yang sengaja ia naikkan.
Senyum Nala semakin merekah mendapati Danu menangkap maksud kedatangannya sore ini. Sebelah tangan yang menganggur ia gunakan untuk mengelus pelan rambut sedikit ikal milik Danu.
"Aku jadi pengen cium pipi kamu."
"Hah?"
Nala tertawa lepas melihat wajah linglung bercampur tak percaya yang tercetak jelas di wajah tampan kekasihnya. Ia sampai harus menutup mulut agar tak terlalu mengganggu pengunjung lain.
Setelah beberapa menit barulah Nala berhasil menghentikan tawa, dan kembali menatap Danu yang masih terpaku di tempat.
"Maaf, maaf, aku cuma bercanda. Kamu makan dulu gih, pasti udah laper 'kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Nala with Her Second Chance (ON GOING)
Storie d'amore[Follow dulu sebelum baca] DILARANG KERAS PLAGIAT CERITA INI! "Nala siapa?" Sebelumnya dia adalah Adira Savina, perempuan biasa dengan latar belakang biasa pula. Dia baru merasakan hidup sedikit layak setelah berhasil membangun bisnisnya sendiri. N...