Ada yang nungguin Bab 18 gak nih?? 😄
Ini yaa bab 18 nya, maaf kalo nunggu lama
Happy Reading!
(Flashback)
"Mana duit yang lo janjiin kemaren?"
"Duit apa lagi sih? Nggak ada! Tadi malem 'kan aku udah kasih, masa sekarang minta lagi?"
"Tapi kemaren lo bilang bakal ngasih gue duit lagi, Pelacur sialan!"
Suara bantingan benda keras dengan lantai terdengar menggema di penjuru rumah besar itu.
"Galang! Jaga mulut kamu! Nanti kalau Nala dengar gimana?!"
"Lo pikir gue peduli? Biarin aja dia tau kerjaan mamanya sekarang cuma jual selangkangan doang, sekarang kasih gue duit cepet!"
Wanita yang bernama Rana itu membuang napas lelah, tanpa menghiraukan permintaan sang suami ia berjalan pelan ke arah ranjang guna mengistirahatkan tubuhnya yang pegal.
Merasa permintaannya tidak dihiraukan tentu saja membuat emosi Galang yang memang tipis tersebut menjadi kian menggelegak, dengan penuh amarah dia menendang sofa yang ada di dalam sana dengan kekuatan penuh hingga membuat sofa itu bergeser cukup jauh.
"Gue bilang mana duitnya?! Lo nggak mau 'kan kalo sampai Nala gue apa-apain?!"
"JANGAN BERANI-BERANI KAMU SENTUH NALA!" Wanita itu menjerit putus asa, tangannya yang gemetaran mencoba merogoh tas kecil yang terletak di sampingnya. Dan saat sudah mendapatkan apa yang dicari, ia segera berjalan cepat ke arah laki-laki yang menunggunya di ambang pintu.
"Ambil! Itu yang terakhir buat bulan ini! Nala sebentar lagi masuk Universitas, jadi aku harus nabung!"
Laki-laki itu tersenyum senang melihat banyaknya lembaran uang berwarna merah di tangan. Dengan cepat tangan yang menganggur ia gunakan untuk menarik pinggang sang istri agar mendekat, lalu tanpa aba-aba laki-laki itu sudah menggigit cukup keras leher istrinya. Membuat yang digigit memekik kencang.
"Kamu ngapain?!"
"Aku juga nggak mau kalah dong dari pelanggan-pelanggan kamu?"
Rana mengernyit marah mendengar perkataan itu, entah sejak kapan dia menjadi sudah terbiasa dengan sikap suaminya yang berubah-ubah ini. Sebenarnya dia ingat sejak kapan laki-laki ini mulai berubah menjadi sosok tidak berguna dan sangat pemarah begini, Rana sadar seharusnya dia pergi sejauh-jauhnya dari sini dengan membawa serta kedua anak perempuannya yang selalu dalam bahaya jika sang suami kehabisan uang untuk berjudi.
Namun entah bagaimana hati kecilnya juga merasa kasihan dengan yang dialami suaminya, dia tak tega meninggalkan laki-laki yang dulu sehangat mentari ini sendirian. Jadi dengan sabar setengah putus asa Rana memilih untuk tetap tinggal, setidaknya dia berusaha tidak lengah mengawasi kedua putrinya agar selalu menjaga jarak dengan sang ayah.
Rana tidak tahu bahwa keputusannya ini akan menjadi boomerang bagi dirinya sendiri di masa depan.
"Dasar gila! Keluar dari kamar ini!"
"Oke, oke ...." Laki-laki itu berbalik dengan kekehan geli, saat sudah membalikkan badan netranya malah bertemu pandang dengan netra bening anak sulung yang dulu begitu ia sayangi. "Eh, anakku. Kamu udah lama berdiri di situ, Nak?"
Mata wanita itu membelalak lebar mendengar kalimat barusan. Dengan jantung yang berpacu ia menengok ke arah pintu sembari berharap dalam hati semoga suaminya hanya berbohong untuk menakuti-nakuti saja. Namun saat melihat seorang gadis yang mengenakan seragam putih abu itu kini juga tengah menatap ke arahnya, Rana merasa dunianya hancur tepat di atas kepala.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nala with Her Second Chance (ON GOING)
Romance[Follow dulu sebelum baca] DILARANG KERAS PLAGIAT CERITA INI! "Nala siapa?" Sebelumnya dia adalah Adira Savina, perempuan biasa dengan latar belakang biasa pula. Dia baru merasakan hidup sedikit layak setelah berhasil membangun bisnisnya sendiri. N...