BAB 7

31.2K 3.1K 109
                                    

Nala-Arza update lagi, warning di sini ada scene 18+ nya ya, yg di bawah umur bisa langsung skip aja ya

Semoga suka dan selamat membaca!

Arza menatap lama wajah cantik Nala yang terlihat sangat gembira malam ini, bahkan senyum manisnya tidak kunjung pudar juga sejak mereka masih dalam perjalanan kemari.

Ya, malam ini mereka berdua jadi makan malam berdua di luar. Setelah sekian lama akhirnya momen seperti ini datang lagi. Tapi ... hati Arza sedikit linglung, dia masih bingung dengan perubahan sikap Nala.

Dia takut ini hanya berlaku sementara untuknya, dia takut jika tembok pertahanannya sudah roboh dan hancur, Nala malah pergi lagi meninggalkannya untuk bersama laki-laki lain yang memang sudah merajai hati wanita itu sejak lama. Arza yakin ia tidak akan sanggup berdiri lagi kalau sampai itu terjadi.

Jadi ia putuskan untuk tak cepat terlena dengan perubahan sikap istrinya ini. Dia akan tetap siaga, membentengi diri, walau hati meronta ingin memercayai dan langsung merengkuh penuh cinta sang pujaan hati.

Arza akan memantau dulu kebenarannya seperti apa. Kalau memang istrinya benar-benar sudah kembali menjadi Nala di awal-awal pernikahan mereka, maka tanpa ragu lagi Arza akan langsung berlutut bak pangeran dalam negeri dongeng yang teramat memuja sang tuan putri.

Saat ini mereka sedang berada di restoran Hotel Sheraton Bandung. Dia sengaja membawanya ke sini karena letaknya memang yang paling tidak jauh dari rumah mereka.

Mereka sudah memesan makanan tadi, dan saat ini mereka hanya tinggal menunggu makanan-makanan itu datang.

Nala tak henti-hentinya tersenyum manis sepanjang malam, dia senang sekali bisa makan malam di luar bersama Arza, terlebih pria itu membawanya ke hotel bintang lima yang ada di kota ini.

Seperti dugaannya, suaminya ini pasti tidak akan membawanya ke sembarang tempat, sebenci apapun Arza padanya dia tidak mungkin sudi mengajaknya makan malam di tempat-tempat yang pria itu tak tahu kualitas makanannya.

Ya ... walaupun tidak sepenuhnya memenuhi ekspektasi dalam bayangannya, tapi ia tetap merasa senang bukan main.

Apa setelah acara makan malam ini dia harus memberi hadiah pada Arza? Mendadak lidahnya kelu.

Dia sudah berjanji tadi, jika malam ini mereka makan malam di tempat istimewa maka dia akan memberi satu hadiah penting untuk Arza. Namun jika makan malam ini berjalan biasa-biasa saja maka dia akan mendiamkan Arza selama tiga hari.

Uh, seharusnya dia tidak perlu berjanji seperti itu. Walau hanya perjanjian dalam hati, Nala tetap merasa berdosa kalau sampai tidak menepatinya.

Jadi ... beneran harus kasih hadiah nih? batinnya gugup.

"La."

Dia melirik sekilas penampilan Arza malam ini. Kemeja hitam dengan garis-garis putih serta celana jeans panjang yang juga berwarna hitam, terkesan sederhana tapi entah kenapa malah terlihat seksi di matanya.

Sadarlah Savina! makinya jengah.

"Nala."

Eh, ada yang manggil ya?

"Nala Amira Abirama."

"Y-ya?" sahut Nala cepat setelah sadar dengan panggilan Arza.

"Cepat makan."

Nala mengedip dua kali sebelum menunduk guna melihat meja makan yang sudah penuh oleh berbagai macam hidangan lezat yang menggugah selera. Perutnya langsung berbunyi melihat makanan enak sebanyak itu di depannya.

Nala with Her Second Chance (ON GOING) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang