BAB 28

19.5K 2K 247
                                    

Yuhuu Nala update!

Boleh komen apa pun kecuali kata NEXT, LANJUT sama UP oke? ❤️

Semoga suka yaa ^^

HAPPY READING!

Seorang wanita yang tengah memakai terusan sebatas lutut berwarna hijau muda terlihat melamun di samping kolam ikan depan rumahnya. Angin pagi yang berembus sedikit menerbangkan anak-anak rambutnya yang tak ikut terikat ke belakang.

Dalam lamunannya ia lagi-lagi memikirkan pertemuan antara dirinya dengan sang pemilik tubuh asli-Nala Amira-dalam mimpi tempo lalu. Walau sudah berhari-hari terlewat dia sama sekali tak dapat mengenyahkan detail mimpi tersebut.

Apalagi saat baru-baru mengalami mimpi itu ia menjadi sangat sulit tertidur nyenyak, pasti ada saja yang membuat hatinya risau dan berat untuk memejamkan mata barang semenit walau nyatanya ia tak pernah memimpikan hal serupa lagi setelahnya.

Arza dan seluruh asisten rumah tangga yang menghuni rumah ini tentu khawatir akan kondisi menyedihkan sang nyonya rumah pada saat itu. Arza bahkan sempat menuduh istrinya begitu karena kepergian sosok Danu, namun hal tersebut tak berlangsung lama karena Nala langsung membantah tuduhan Arza dengan keras.

Meski dalam kondisi memprihatinkan, kala itu Arza tidak sekali pun membiarkan Nala dan juga anaknya kurang makan apalagi kurang gizi. Setiap Nala menolak untuk makan atau pun minum susu hamilnya maka Arza akan mengancam tidak mau tidur sekamar dengan sang istri, ancaman itu tentu saja ampuh karena Nala tidak bisa lagi tidur tanpa memeluk dan dipeluk Arza setiap malamnya.

Bukan sesuatu hal yang aneh lagi melihat betapa manjanya Nala pada sang suami. Dan Arza pun sama sekali tak mempersalahkan tingkat kemanjaan sang istri yang meningkat drastis semenjak hamil.

Entah dorongan bayi atau memang atas keinginannya sendiri, lambat laun akhirnya kondisi Nala pun membaik, dia sudah tak sering melamun lagi dan nafsu makannya pun meningkat walau kadang masih harus dipaksa oleh Arza jika tiba-tiba selera makannya hilang.

"Ternyata di sini."

Mendengar suara berat tersebut sontak membuat Nala menoleh dan langsung mendapati suaminya yang saat ini tengah memakai celana training panjang beserta kaos pendek berwarna putih, di tangannya ia membawa sebuah handuk guna mengelap keringat yang membasahi wajah, rambut beserta lengannya. Pasti habis nge-gym, batin Nala menebak.

Di rumahnya ini selain ada banyak kamar, ruang keluarga, ruang tamu, ruang merokok, taman bunga, kolam renang, kolam ikan, dan halaman yang cukup luas di belakang, di sini juga ada satu ruangan yang sengaja Arza jadikan tempat gym pribadinya. Barang-barangnya sangat lengkap, persis seperti tempat gym umum di luar sana. Saat Nala bertanya kenapa sampai harus membuat gym pribadi, Arza hanya menjawab enteng, "Memangnya kenapa? Apa kamu lebih suka suami kamu bertubuh tambun dengan perut berlipat-lipat?"

Arza memang rajin sekali berolahraga, selain nge-gym, setiap sore pun dia pasti menyempatkan diri untuk berenang dan kalau tidak malas, setiap beberapa hari sekali dia akan berlari pagi di sekitaran komplek. Nala sih senang-senang saja melihat tubuh sehat dan bugar Arza.

"Sini, Mas." Nala mengisyaratkan Arza untuk duduk di sampingnya,

Saat mereka telah duduk bersebelahan, tanpa disuruh Nala langsung mengambil alih handuk dari tangan Arza dan segera menggantikan tugas tangan Arza tadi; mengelap rambut dan juga badan berkeringat suaminya dengan penuh kelembutan, sesekali ia memeluk tubuh Arza meski selalu ditepis pelan oleh laki-laki itu karena tak ingin dipeluk dalam keadaan penuh keringat.

"La, aku keringetan. Nanti aja peluk-peluknya kalau aku udah mandi."

"Iya, iya."

"Kamu udah minum susu?"

Nala with Her Second Chance (ON GOING) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang