BAB 20

23.3K 1.9K 62
                                    

NalArza balik nih di bab inii, siapa yang kangen?? 🤣

Yuk cuss bacaa! Oh ya warning di sini ada sedikit mature content-nya ya, sedikit doang kok. Yang nggak nyaman skip aja gapapa, gak terlalu ngaruh juga sama alur ceritanya

Happy Reading!

Wanita itu terlihat serius sekali memerhatikan ponsel di tangan. Jarinya dengan lincah menggerakkan layar ke atas dan ke bawah, entah apa yang sedang dia baca.

Mungkin karena merasa pegal dengan posisi terlentang, dia akhirnya mengubah posisi menjadi tengkurap. Masih berada di atas ranjang empuk, hanya posisi saja yang berubah.

Terdengar suara decakan malas dari samping. "Diam, La."

Ah, ia lupa kalau suaminya juga masih bergelung nyaman di atas ranjang.

Netra wanita itu melirik wajah sang suami lalu beralih ke jam digital yang tertera di ponsel.

Udah jam segini kok masih anteng aja tidur?

"Mas Arza nggak berangkat kerja?"

Tak ada jawaban.

"Udah jam segini lho?"

Hanya terdengar gumaman tak jelas.

Belum ingin menyerah, Nala pun mendekatkan wajahnya ke wajah Arza. Saat sudah berjarak sangat dekat, tanpa banyak berpikir lagi Nala langsung meniup kelopak mata Arza hingga membuat laki-laki itu mengernyit kesal.

"Mas Arza, bangun!"

Arza membuka sedikit kelopak matanya guna mendelik tajam ke arah sang istri. "Berisik."

"Tapi nanti kamu telat—" Nala tak berhasil meneruskan ucapannya karena dengan tega Arza menaruh bantal ke atas wajahnya. Ditekan pula!

Kurang ajar!

"Cerewet."

Setelah berhasil membungkam mulut istrinya, Arza lantas bangun dan segera turun dari ranjang. Lalu, matanya secara tak sengaja melihat ponsel Nala yang masih menyala.

"Kamu mau ke Jogja?"

Nala menyingkirkan bantal yang meniban wajahnya dengan ekspresi masam, bibirnya mencebik kesal menatap wajah Arza yang masih saja lempeng seakan tak punya dosa.

"Mas Arza apa-apaan sih! Aku nggak bisa napas tadi!"

"Kamu mau apa ke Jogja?" Alih-alih menanggapi kekesalan sang istri, Arza justru mengulang pertanyaan yang belum terjawab itu.

"...huh?"

Apa sih? Dari tadi Jogja-Jogja terus, emang siapa yang mau— OH GOD!

Nala baru menyadari maksud pertanyaan Arza, saat laki-laki itu menunjuk dengan dagu ponselnya yang masih menampilkan jadwal penerbangan ke Jogja. Dalam hati ia merutuki diri sendiri karena telah lengah sehingga Arza melihat layar ponselnya.

Sejujurnya, ia hanya berniat melihat-lihat saja tadi. Karena demi apa pun ia sangat merindukan suasana Jogja. Terlebih lagi ia ingin mengecek perbedaan apa saja yang ada di antara dunia ini dengan dunia saat ia menjadi Savina dulu. Apa kafenya juga ada di dunia ini? Apa rumahnya juga ada di dunia novel ini? Nala benar-benar penasaran.

Setelah kemarin sempat menonton sebentar drama tentang dunia paralel, ia jadi memikirkan hal itu terus-menerus. Apakah dia sekarang berada di dunia paralel? Untuk menjawab semua pertanyaan yang berkecamuk di kepala, maka dari itu Nala mencoba melihat-lihat harga tiket pesawat menuju Jogja.

Nala with Her Second Chance (ON GOING) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang