Savina, ah bukan, dia bukan lagi seorang perempuan dewasa berusia 26 tahun yang bernama Adira Savina. Dia sekarang adalah Nala Amira, Wanita berusia 28 tahun yang sangat cantik dengan rambut hitam panjang sepunggung dan kulit seputih susu, wajahnya mungil dengan dagu sedikit runcing serta bibir tipis yang memperlengkap kesempurnaan wajahnya.
Benar-benar seperti tipe wajah yang banyak diidam-idamkan oleh kalangan perempuan. Tubuhnya pun sangat ramping dan cukup tinggi, siapapun pasti berdecak kagum setiap melihat keindahan wajah serta tubuhnya ini.
Tak terkecuali bagi dirinya sendiri.
Pertama kali ia berkaca di depan cermin yang menampilkan seluruh tubuhnya, ia tak bisa menahan diri untuk tak berdecak kagum sekaligus miris. Tubuh ini terlalu sempurna untuknya. Dia benar-benar belum terbiasa dengan kehidupan keduanya ini.
Kehidupan kedua? Ya, Savina menganggap bahwa saat ini ia sedang menjalani kehidupan kedua yang diberikan oleh Tuhan padanya.
Mungkin orang akan menganggapnya gila karena percaya dengan hal-hal seperti itu, tapi buktinya ia mengalaminya sendiri! Dia yakin seratus persen kalau tidak ada secuil pun harapan untuknya bisa selamat dari ledakan bom di kereta waktu itu, dia pasti sudah mati. Adira Savina sudah mati.
Ya ... setidaknya tubuhnya saja yang sudah mati, karena nyatanya jiwanya masih utuh tak berkurang sedikit pun. Membuatnya terlempar ke tubuh asing ini dengan masih membawa memori lamanya sebagai Adira Savina, sedangkan tubuh dan kehidupan yang harus ia jalani mulai saat ini adalah sebagai Nala Amira dengan segala kesempurnaannya.
Tetapi ada satu hal yang membuat Savina bingung setengah mati. Kenapa dia harus terlempar ke tubuh seorang Nala Amira?! Nala Amira kan hanya seorang tokoh fiksi di dalam sebuah novel! Apa ini masuk akal?! Oh, tentu saja ini semua Sangat. Tidak. Masuk. Akal.
Walau memang tak masuk akal tetapi buktinya ia sudah mengalaminya sendiri sekarang.
Masalahnya bukan hanya itu saja, ada beberapa masalah yang dibuat oleh sosok Nala 'asli' yang benar-benar membuat Savina yang memasuki tubuh Nala saat ini pusing luar biasa. Savina sudah pernah membaca hingga tamat novel berjudul "Too Late" yang menceritakan tentang kisah hidup Nala Amira, jadi dia jelas tahu jalan cerita di sini. Dan sudah dipastikan kalau Savina tidak akan sebodoh tokoh Nala dalam novel, dia akan berusaha sekuat tenaga untuk mengubah jalan cerita ini agar tak lagi menyakiti banyak pihak. Termasuk dirinya sendiri.
Aku harus bisa mengubah jalan cerita kisah ini. Nggak masalah aku harus merendahkan diri dengan meminta maaf berkali-kali pada Arza, yang penting dirinya bisa dimaafkan. Nala bertekad dalam hati.
Saat masih memikirkan banyak hal yang bercokol di kepalanya, Nala tak sadar jika pintu kamarnya dibuka dan seorang laki-laki bertubuh tinggi menghampirinya yang masih terduduk di atas kasur.
"Hai, Nyonya," sapa laki-laki itu dengan nada ramah yang dibuat-buat.
Nala sedikit berjengit saat mendengar suara laki-laki dari arah sampingnya. Ia benar-benar tak sadar akan kedatangan orang ini. Perlahan ia melirikkan matanya dan langsung bersitatap dengan mata sipit laki-laki tersebut.
Dia bukan Arza ... kalau nggak salah ingat, dia tuh .... Nala mulai menebak-nebak.
"Kok diem aja? Biasanya lo langsung teriakin gue buat cepet pergi dari kamar bahkan rumah ini. Wah apa jangan-jangan gosip kalo lo lupa ingatan tuh bener?" Laki-laki itu membelalakkan matanya dengan masih memasang ekspresi yang terlalu dibuat-buat. Membuat Nala cukup jengah dengan tingkahnya.
"Kamu tuh Nino ya?"
Kali ini laki-laki itu benar-benar membelalakkan matanya tanpa pura-pura sedikitpun. Dalam hati ia bergumam, Jadi beneran nggak inget apa-apa dia?
KAMU SEDANG MEMBACA
Nala with Her Second Chance (ON GOING)
Romance[Follow dulu sebelum baca] DILARANG KERAS PLAGIAT CERITA INI! "Nala siapa?" Sebelumnya dia adalah Adira Savina, perempuan biasa dengan latar belakang biasa pula. Dia baru merasakan hidup sedikit layak setelah berhasil membangun bisnisnya sendiri. N...