[ Jangan lupa follow sebelum membaca! ]
Ditinggalkan ketika kamu memiliki kekurangan? Bagaimana rasanya?
Dua orang yang saling mencintai tapi harus terpisah karena suatu hal, dipertemukan lagi dengan cinta yang tidak berkurang sedikit pun, lalu anak...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Hujan deres banget ini, Shira balik bareng gue aja sih ya?" Luna mengamati tetesan air yang jatuh dari jendela.
"Bukannya mau dijemput calon misua?" Kerutan di dahi Shira muncul.
"Ya nggak apa lah nanti anter lu dulu."
"Mau bonceng tiga gitu?" Saut Indah dari dapur.
"Itulah, puyeng gue juga." Luna menggaruk kasar rambutnya.
"Udahlah gue balik sendiri juga berani."
"Masalahnya kalo ujan kaga ada bus." Luna menyentil dahi sahabatnya.
"Naik taksi lah." Dengan sombong perempuan itu menyibak kucir kudanya.
"Duit aman?" Bukan pertanyaan ini lebih mirip ledekan.
Shira menghembuskan napas kesal. "Ken punya utang ke gue belum dibalikin, kesel."
"Nggak dikasih duit bulanan?" tanya Indah heran.
"Auk lah males."
"Shir, gue merasa aneh banget sih sama lu, bukanya cinta lu sama Farrel itu nggak ada obat. Tapi semenjak nikah kenapa lu malah seakan biasa aja sama dia?" Luna jelas terheran.
"Gue juga ngerasa gitu, padahal dulu hidup Shira untuk Ken aja." Indah kali ini ikut menimpali. "Nah ngalamun," lanjutnya mengerucut.
"Susah sih dijelasin, tapi perasaan gue nggak pernah berubah untuk Ken, tapi nggak perlu ditunjukin di depan dia lah, makin ngelunjak nanti." Cibir wanita itu.
"Lha? Pakai acara gengsi lu?" Heran Luna.
"Nggak, semalem habis gadai diri ke Farrel mana ada gengsi,"ujar perempuan itu sambil membersihkan meja.
"Semalem lu berdua udah menyatu lagi?" Luna menarik kasar bahu Shira.
"Belum, baru penawaran duitnya." Perempuan itu mengusap kasar keringatnya yang berjatuhan.
"Hah gimana-gimana?" Luna semakin kepo, berbeda dengan Indah yang hanya bisa menggelengkan kepala.
"Urusan rumah tangga, lu belum cukup umur."
"Idih songong bener ni anak." Tawa keduanya menggema ketika melihat wajah kesal Luna.
"Neng itu udah pada di jemput pacarnya," ujar Pak Satpam memberitahu.
"Nahloh udah pada dijemput pengerannya, sana pulang." Usir Shira senang.
"Neng Shira juga."
Mata perempuan itu melotot. "Saya? Enggak, Pak, salah lihat."
"Lelaki yang pakai mobil bagus, sama jas mahal itu katanya suami Neng Shira."
"Hah?" Shira berlari keluar, langkahnya terhenti ketika menyaksikan ketiga lelaki berada di depan.