TIGA PULUH DELAPAN

4K 312 44
                                    

"Loh Shira kemana?" Baru saja sampai lelaki itu sudah diberondong pertanyaan oleh sang papi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Loh Shira kemana?" Baru saja sampai lelaki itu sudah diberondong pertanyaan oleh sang papi.

"Iya, kemana Shira?" Mami ikut duduk di sofa, matanya mencari-cari keluar untuk menemukan sang menantu.

"Dia pulang duluan."

"Hah?" ujar Papi kaget. "Ke Jakarta?"

"Iya."

"Kenapa?" tanya Mami cepat.

"Ada urusan pekerjaan di rumah sakit." Farrel tersenyum lebar. "Kayaknya Shira mau jadi dokter lagi deh, Mi, Farrel seneng banget dengernya."

"Kamu tau emang Shira mau jadi apa?" tanya Raya cepat.

"Dokter umum sesuai jurusan dia kuliah."

"Suruh ke rumah sakit keluarga kita aja." Saut Papi cepat.

"Shira nggak mau."

"Biarkan anak itu mencari yang lain, dia males ketemu kamu mungkin."

"Mami, ayo main." Sebuah teriakan membuat ketiga manusia dewasa itu menengok

"Eh Kawa." Papi menangkap cepat tubuh sang cucu.

"Aku mau main sama Mami."

"Main apa, Nak?"

"Lego aku baru."

"Siapa yang belikan?"

"Nggak tau." Anak itu menggeleng.

"Bilang makasih dulu sama Papa." ujar Alandra membuat Kawa menoleh.

"Shira mana?" Anak itu mel8hat sekitar.

"Pulang duluan, ada pekerjaan."

"Pulang sendiri? Enggak hilang?" ucapan polos Kawa berhasil membuat Farrel tertawa.

"Mama udah besar nggak akan hilang." Alandra memberi tau.

"Ikut Mami rawat tanaman aja yuk." Raya berdiri sambil mengambil tangan sang cucu untuk dia gandeng.

"Mau siram bunga, Mi?" Kawa turun dari pangkuan sang Papi.

"Iya boleh, tapi hati-hati nanti dress Kawa kotor."

" Iya oke." Anak itu mengangguk patuh, hal yang membuat bibir Ken terangkat.

"Besok ada acara perpisahan di sekolah Kawa, Mami mungkin berharap kamu dan Shira datang tapi ternyata istri kamu malah pulang duluan." Perkataan Papi membuat Ken menengok.

"Papi kata siapa?" Mata lelaki itu menyelidik.

"Papi menduga saja, untuk momen bersejarah yang tidak mungkin terulang dua kali, Mami kamu ingin yang terbaik untuk cucunya."

"Pi," ujar Ken pelan.

"Enggak ada mantan anak." Alandra tetap berbicara. "Mantan orang tua juga nggak ada," lanjut lelaki paruh baya itu pelan. "Coba jadi lebih dewasa, kamu sama Shira bukan manusia kemaren sore."

Q U A L MTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang