DUA PULUH EMPAT

3.6K 345 38
                                    

"Lashira?" Sebuah sentuan membuat wanita di depannya menoleh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Lashira?" Sebuah sentuan membuat wanita di depannya menoleh.

"Sandra?" Mulut Shira terbuka.

"Kamu apakabar?" Perempuan bergaun Hitam itu tersenyum lalu mengulurkan tangannya.

"Aku, aku baik." Sedikit tergugup Shira mengulurkan tangan.

"Boleh bicara sebentar?" Sandra menunjuk cafe samping.

"Ha?" Shira terlihat bingung.

"Kalau ada waktu mau ngobrol." Perempuan itu akhirnya mengangguk, mengikuti Sandra yang sudah memasuki cafe terlebih dahulu.

"Kamu kembali menikah dengan Farrel, bukan?" Tanpa basa basi Sandra bertanya.

"Iya," jawab Shira ragu.

"Santai, aku nggak akan marah, aku sama Farrel juga nggak ada perasaan apapun," ujar Sandra tersenyum.

"Iya," jawab Shira sungkan.

"Kamu jalan sama lelaki lain?" Shira menatap Sandra kaget. "Maaf lancang tapi aku pernah melihatnya," lanjut perempuan itu tersenyum.

"Dia temanku, anak ibu pemilik kontrakan tempat aku tinggal," ujar Shira memberitahu.

"Syukurlah jika begitu, aku kira kamu ingin membalas Farrel." Perkataan Sandra membuat Shira mengkerut.

"Membalas apa?"

"Dulu Farrel pernah berselingkuh, aku kira kamu akan memberinya pelajaran yang sama." Tawa renyah Sandra menggema.

"Memang jika iya kenapa?" Akhirnya Shira berani menanyakan hal itu.

Sandra memandang wajah polos perempuan di depannya.  "Apa aku harus memberitahu kamu sesungguhnya?"

"Maksudnya?" Dahi Shira mengkerut.

"Farrel akan sangat marah jika aku memberitahumu." Sandra mengambil sebatang rokok lalu memberinya api.

"Marah? Aku tau tentang perselingkuhannya bahkan aku pernah bertemu dengan wanita itu, tidak ada lagi yang perlu disembunyikan," ujar Shira menjelaskan.

Sandra membuang asap dari mulutnya lalu kembali menatap wajah polos itu. "Ken berselingkuh karena kamu, dia pernah cerita?"

"Iya, aku saat itu cacat dan merepotkan, maka dari itu Farrel muak dengan istri sepertiku." Shira berkata sejujurnya.

Tawa menggema Sandra berdengung. "Bodoh jika kamu hanya tau omong kosong itu."

"Omong kosong?" Dahi perempuan itu mengkerut.

Sandra mengangguk. "Yang sebenarnya adalah dia tidak mau melihat kamu sakit hati dengan perbuatan mami-nya. Kamu tau tante Raya seperti apa, bukan?"

"Apa hubungannya dengan Mami?" Shira semakin tidak mengerti.

"Entah karena alasan apa tante Raya membencimu, aku tidak tau, intinya Ken ingin kamu lepas dari dirinya agar tidak ada satu pun keluarganya yang menyakitimu." Tubuh Shira menegang.

Q U A L MTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang