[ Jangan lupa follow sebelum membaca! ]
Ditinggalkan ketika kamu memiliki kekurangan? Bagaimana rasanya?
Dua orang yang saling mencintai tapi harus terpisah karena suatu hal, dipertemukan lagi dengan cinta yang tidak berkurang sedikit pun, lalu anak...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Shira melangkahkan kakinya, menyusuri jalanan panjang yang sepertinya tidak akan berujung. Di tangannya ada amplop putih dengan logo rumah sakit, di dalam sana ada sebuah pernyataam yang membuat hati perempuan itu campur-aduk, separuhnya bahagia dan sisanya rasa khawatir.
Entah sudah sejauh apa kaki itu melangkah, nyatanya Shira sama sekali tidak merasa lelah. Pikirannya bercabang, perasaannya tidak karuan, dan tubuhnya sekarang terasa mati rasa. Jika berita ini datang di saat dia tidak mengetahui fakta tentang Ken yang berselingkuh karena dirinya mungkin Shira akan menyambut ini dengan kebahagiaan penuh tapi sayang untuk kedua kalinya buah cinta itu hadir di saat yang sangat tidak tepat.
Perempuan itu memiliki janji kepada lelaki yang sangat dia cintai, sebuah janji tidak masuk akal yang suaminya inginkan yaitu perselingkuhan. Mungkin jika Shira ada di posisi Ken dia juga akan melakukan hal yang sama kerena cinta tanpa syarat yang begitu besar. Tidak ada yang akan paham seperti apa cinta yang mereka miliki, ini adalah sebuah perasaan yang membuat keduanya bisa mengorbankan nyawa satu sama lain, cinta keterlaluan yang melebihi obsebsi.
Langkah itu terhenti ketika melihat toko buah segar di samping apartemen yang sedang ramai pengunjung, perlahan perempuan itu ikut berada di kerumunan, tangannya sedikit bergetar saat mengambil buah berduri itu untuk dia masukan ke dalam keranjang.
"Nanas nya satu aja, Neng?"
"Iya." Dengan tatapan kosong Shira mengambil uang yang berada di tas.
Setelahnya perempuan itu melanjutkan langkahnya, tanpa sadar Shira menyentuh perut datarnya lalu perasaan bersalah seketika merasuki jiwanya, untuk membunuh langsung dirinya tidak akan sanggup tapi jika perlahan mungkin masih bisa.
"Kenapa di kamar mandi banyak sekali bekas testpack? Istri gila kamu itu berniat hamil lagi?" Teriakan itu membuat Shira yang sudah membuka pintu seketika terhenti.
"Mami mending pulang, jangan ikut campur urusan rumah tanggaku lagi." Suara lelaki itu tidak kalah keras.
"Jawab Mami, apa kalian berniat punya anak?" Ken menghembuskan napas kasar ketika wanita yang telah melahirkannya ini terus bertanya.
"Iya, Shira ingin punya anak," jawab Ken akhirnya.
"Farrel." Wanita itu menepuk bahu sang putra. "Jika kamu menikah dengan wanita lain, Mami sangat menginginkan seorang cucu dari kamu. Tapi jika dengan Shira, Mami tidak akan mau!"
"Mi." ujar Ken kesal.
"Kalian itu gila, Mami sudah hafal kalian berdua, kalian tidak pantas memiliki anak. Jika kalian mau bersama, silahkan, tapi jangan ada manusia lain di antara kalian." Raya mengambil kedua tangan sang putra. "Kalian tidak waras jika bersama, dengan alasan cinta kalian berdua menggila seperti orang tidak punya akal, Mami tidak suka dengan Shira karena dia membuat kamu tidak waras."
Brughh
Shira terperanjat ketika tidak sengaja menyenggol pintu alumunium itu hingga tertutup, pasangan ibu dan anak itu serempak menengok, menatap Shira yang hanya bisa mematung.