[ Jangan lupa follow sebelum membaca! ]
Ditinggalkan ketika kamu memiliki kekurangan? Bagaimana rasanya?
Dua orang yang saling mencintai tapi harus terpisah karena suatu hal, dipertemukan lagi dengan cinta yang tidak berkurang sedikit pun, lalu anak...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Empat tahun berturut-turut Ken selalu melihat dua buket bunga di makam sang putra setiap peringatan ulang tahun anak lelakinya itu, entah dari siapa petugas makam tidak pernah mau memberikan informasi apapun. Jadilah untuk tahun kelima ini tepat di hari ulang tahun putranya yang kesebelas, Ken sengaja datang lebih awal untuk menyaksikan dari siapa dua buket cantik itu setiap tahunnya.
Perempuan dengan dress selutut, selendang hitam melilit cantik di kepala dan kacamata hitam yang melekat apik di kedua matanya terlihat bersimpuh, tepat di samping makam putra mereka. Lashira Ayana, separuh napas dan jiwanya, terlihat membelai lembut nisan mungil di depannya. Jangan tanyakan bagaimana perasaan Ken, walau ingin sekali berlari untuk menhampiri, menarik tubuh mungil itu agar masuk ke pelukannya , tapi semuanya jelas saja Ken urungkan karena ada lelaki lain yang lebih dulu menepuk bahu sang istri lalu memberikan sapu tangan untuk menyeka air matanya.
Walau menyakitkan Ken tetap berdiri di sana, menyaksikan setiap gerakan dua manusia dewasa berbeda jenis kelamin itu. Ternyata Shira sudah benar-benar bahagia dengan lelakinya, hal yang membuat Ken berusaha tersenyum, walau air matanya tanpa permisi turun tapi lelaki itu benar-benar sudah ikhlas. Demi kebahagiaan Shira apapun akan dirinya korbankan walau itu kebahagiaanya sendiri.
Proses cerai akan mereka selesaikan setelah Abil melamar Shira, itulah perjanjian mereka sebelum akhirnya Shira menghilang. Dan sekarang ketika momen itu semakin mendekat, perasaan tidak mau melepaskan seketika menguasai hatinya. Walau pembicaraan kedua anak manusia itu tidak terdengar, tapi Ken bisa menebak dari ekspresi wajah Shira yang tadinya murung menjadi lebih cerah, lalu ketika keduanya bangkit, mata Ken tidak bisa berpaling sekali pun saat jemari lentik sang istri tergegam oleh lelaki itu, menyadarkan ken bahwa istrinya benar-benar menuruti permintaannya untuk membalas dendam, harusnya dia senang bukan malah menyedihkan seperti ini.
***
Sepulangnya dari makam sang putra Ken mampir ke rumah sakit sebentar untuk mengambil laptopnya yang tertinggal, hari ini dirinya mengambil cuti karena permintaan sang mami yang akan mengajaknya pergi entah kemana. Saat sampai di rumah langkahnya terhenti ketika melewati kamar sang anak, mata lelaki itu melotot melihat gadis seusia Kawa masih menggunakan botol dot untuk meminum susu. Tanpa aba-aba lelaki itu mendekat, mengambil botol dot susu yang berada di mulut sang putri dan saat itu juga tangis Kawa pecah.
"Kawa, ada apa?" Suara kaki yang berlari terdengar. "Eh, Mas Farrel?" Langkah Nana terhenti ketika melihat lelaki itu di sana.
"Kenapa Kawa masih menggunakan dot?" Tanpa menjawab lelaki itu malah balik bertanya.
"Yaampun anak cantik nggak boleh nangis." Nana mengambil tubuh kecil Kawa ke dalam gendongannya.
"Kawa kenapa masih minum menggunakan dot, Mbak?" Ken masih saja bertanya.
"Kalau nggak begitu Kawa susah tidur,"ujar Nana sambil menepuk punggung anak asuhnya yang masih merengek.
"Ada apa kok ramai?" Raya masuk ke kamar, mengkerut melihat ekspresi Farrel yang terlihat marah.