[ Jangan lupa follow sebelum membaca! ]
Ditinggalkan ketika kamu memiliki kekurangan? Bagaimana rasanya?
Dua orang yang saling mencintai tapi harus terpisah karena suatu hal, dipertemukan lagi dengan cinta yang tidak berkurang sedikit pun, lalu anak...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Setelah kejadian pagi tadi yang berakhir dengan Kawa yang batal dititipkan ada hal yang membuat Shira heran, lelaki itu lebih banyak diam dan tidak lagi menyebalkan seperti kemaren.
"Kenapa Kawa menangis?" Kata-kata itu meluncur mulus dari mulut Ken, lelaki itu menatap istrinya lekat seolah-olah Shira tau jawabannya.
"Kenapa kamu menolak merawat Kawa untuk hari ini?" Sudah bisa ditebak bahwa Shira lebih suka mengabaikan pertanyaan lelakinya dan mengganti dengan obrolan lain.
"Kebiasaan." Ken kesal, tentu saja. Keingintauannya terbaikan dan malah digantikan oleh hal lain oleh sang istri.
Shira menghembuskan napas kesal. "Dia tidak suka kamu disakiti."
"Kata siapa?" Sautan cepat Ken menggema di kamar presidential suite yang baru saja mereka perpanjang sampai lusa.
"Aku, barusan." Shira bangkit dari ranjang, memilih duduk di depan meja rias yang berada di sudut kamar.
Ken tidak lagi mendebat, lelaki itu menyugar rambutnya ke belakang. "Kawa sulit dikendalikan, kita tidak akan bisa mengasuhnya bahkan beberapa jam saja."
Dengan tergesa Shira menoleh. "Apa yang terjadi enam tahun terakhir ini, bagaimana bisa kamu tidak tinggal bersama putrimu?"
"Lalu bagaimana dengan kamu sendiri, menghilang selama bertahun-tahun?" Lelaki itu bangkit, tatapan kecewa Farrel tidak pernah berubah, tetap saja membuat hati Shira tersayat. "Bukan kah aku hanya menyuruhmu berselingkuh bukan pergi?" lanjut lelaki itu yang sudah semakin memojokan sang istri.
"Kamu pikir aku senang berselingkuh? Aku bukan kamu, Ken Farrel!" Saat tubuh Shira sudah terpojok hingga membentur tembok, perempuan itu dengan berani mengangkat kepala, menatap mata Ken yang menyorotkan pandangan tidak terbaca.
Shira menutup mata ketika tangan Ken memukul kasar tembok di samping. "Kamu pikir aku juga suka selingkuh? Bahkan kamu tau jelas alasan itu, sesuatu yang harusnya aku tutupi sampai mati dan akhirnya terbongkar."
"Tapi kamu akhirnya tergoda, Ken. Jika perempuan itu tidak meninggalkanmu bukan kah kamu tetap akan menikahinya?" Dengan hati-hati Shira mengatur bagaimana jantungnya bekerja, berdekatan dengan Ken adalah sesuatu yang selalu menakjubkan, organ dalamnya seperti taman yang dilalui ribuan kupu-kupu yang berterbangan.
"Bagaimana dengan kamu dan Abil? Kalian sama saja." Wajah tegas itu memerah tangannya terkepal di tembok.
"Kamu pernah melihat aku dan Abil bercumbu? Seperti apa yang kamu lakukan dengan perempuan itu?"