TIGA PULUH SEMBILAN

4.7K 374 42
                                    

Perempuan itu membuka cepat ponselnya, teringat akan pesan terakhir Ken yang lupa dia balas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Perempuan itu membuka cepat ponselnya, teringat akan pesan terakhir Ken yang lupa dia balas. Bibirnya tersungging melihat potret cantik Kawa disana, anak itu benar-benar memukau, membuat siapapun jatuh cinta, dan tanpa sadar tangannya menekan icon vidio call dipojok kiri.

"Hallo, apa?" Ketika tangannya akan membatalkan panggilan, sebuah suara diikuti gambar wajah yang terlalu dekat mendominasi layar ponsel miliknya.

Shira mengernyitkan dahinya, memastikan bahwa kontak yang tidak sengaja dia panggil adalah milik sang suami. "Ini siapa?"

Ponsel itu menjauh, memperlihat jelas wajah mungil nan cantik itu. "Aku Kawa, Shira lupa?"

"Kawa?" Bibir Shira bergetar, ada letupan aneh ketika dia berhasil berbicara dengan setengah nyawanya itu.

"Shira kerja? Pulang duluan jadinya dari sini yah?" Anak itu mulai bertanya, sesuatu yang membuat Shira menjadi gugup.

"Kamu sama Papa?" tanya Shira berusaha menetralkan detak jantungnya, dia benar-bener gemetar ketika harus berbicara dengan Kawa walau itu tidak langsung.

"Aku sama Farrel, bukan sama Papi." Anak itu menjawab sambil memasukan sesuatu ke mulut.

"Kawa ganti baju dulu." Suara familiar itu terdengar. "Kamu telfon siapa?" Terlihat ponsel itu beralih cepat ke tangan sang lelaki.

"Ihh, nggak sopan ambil gitu." Terikan anak itu menggema.

"Shira?" Dahi Ken mengkerut.

"Kamu telfon Shira?" Ken terlihat berbicara dengan sang anak.

"Shira yang telfon aku." Merasa terfitnah Kawa segera protes.

"Kalian di mana?" Shira mencoba menyela, walau hanya lewat vidio call dia berusaha menengahi perdebatan keduanya.

Lelaki itu masuk ke mobil dan segera menutup pintu. "Mau antar Kawa ke sekolah tapi anaknya males."

"Sok tau," ujar Kawa sambil mengambil cepat ponsel milik Farrel. "Aku nggak mau ke sekolah soalnya aku males foto berduaan aja." Cerita Kawa kepada sang mama.

Shira menetralkan suaranya agar tidak bergetar. "Foto buat apa?"

"Perpisahan sekolah." Kali ini Shira membisu."Aku mau foto bertiga sama papi dan mami tapi papi kerja terus, aku nangis makanya sama Farrel aku dibawa pergi."

"Kawa, sini ponselnya." Suara pelan Ken terdengar, lelaki itu paham betul bahwa ada satu hati yang mungkin sedang tersayat saat ini.

Anak itu tidak menggubris sama sekali. "Aku udah sebentar lagi pakai seragam merah putih, nanti Shira kalau pas ke sekolah jangan bilang kalau kamu mama aku, ya?"

"Kawa!" Bentakan Ken berhasil membuat anak itu menjatuhkan ponselnya, mungkin karena terkejut.

Ken segera mengambil benda berbentuk pipih itu lalu memastikan bahwa sambungan itu masih terhubung. "Shira?"

Q U A L MTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang