Pada akhirnya Shira memilih pulang dari Pontianak terlebih dahulu, alasannya masuk akal dan nyata, yaitu dia mendapatkan interview di salah satu rumah sakit di ibu kota. Walau sebenarnya sejak kuliah dia memiliki impian bekerja di rumah sakit ternama tempatnya magang tapi niat itu sekarang luntur karena jika Shira tetap bersikeras maka dia dan Ken akan bekerja di tempat yang sama, karena Genki Hospital adalah rumah sakit milik kelurga Farrel.
"Sudah lama?" Shira mendongak menemukan seorang lelaki di sana.
Bibir itu melengkung, berusaha menunjukan senyum terbaiknya. "Belum, maaf malah repotin."
"Kayak sama siapa aja." Abil mengambil koper yang Shira bawa.
"Mau langsung pulang atau makan dulu?" Lelaki itu menyambar tangan Shira untuk dia genggam.
"Aku ada janji bersama Luna dan Indah," ujar wanita itu tersenyum, bagaimana bisa dia menyembunyikan kebahagiaan itu. Karena setelah sekian tahun akhirnya dia bisa lagi berjumpa dengan dua orang yang menyelamatkan hidupnya di masa lalu.
"Reuni sama teman lama nih ceritanya?" Goda Abil membuat Shira mengangguk.
"Iyadong jelas." Sombongnya membuat tangan Abil yang semula menggegam telapaknya menjadi beralih ke pinggang. "Ini yang namanya selingkuh, mau foto terus kirim Farrel nggak?" lanjut lelaki itu mengejek.
Shira menengok menatap wajah Abil yang hampir tidak berjarak. "Ken tidak akan terpengaruh, kecuali kamu melamarku di depannya."
"Hah?Apa?"
"Tidak ada pengulangan." Shira melepaskan rangkulan Abil lalu berjalan mendahuluinya, dalam hati dia merasa bersalah karena mengatakan hal seperti itu. Shira yakin Abil terbawa perasaan, padahal Shira melakukan hal itu hanya sebagai bahan percobaan apakah hatinya bisa dimiliki lelaki lain atau tidak.
"Kamu menggodaku?" Suara Abil terasa ceria di telinganya. "Apa yang kalian lakukan di Pontianak? Kamu berubah menjadi lebih terbuka bersamaku?"
"Aku ingin mencobanya bersamamu." Shira tersenyum manis, tangannya dia tautkan di jemari Abil, rasanya kenapa hampa sekali, beda jika sedang bersama Ken.
Abil tersenyum bahagia lalu membuka pintu mobil untuk wanitanya. "Silahkan masuk, Ratu."
"Terima kasih," jawab Shira tersenyum.
"Haruskah aku membelikan bunga untukmu?" Setelah memasukan koper ke dalam bagasi lelaki itu menyusul Shira untuk naik ke mobil.
"Kenapa tidak lolipop atau permen? Bunga tidak bisa dimakan." Protes Shira.
"Terima kasih, akhirnya kamu memberikan kesempatan ini padaku." Abil menggegam kuat jemari Shira. "Aku bahagia sekali, aku janji kamu akan selalu bahagia bersamaku."
Shira mengangguk. "Itu memang tugasmu."
"Hah?"
"Tugasmu untuk membahagiaku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Q U A L M
Любовные романы[ Jangan lupa follow sebelum membaca! ] Ditinggalkan ketika kamu memiliki kekurangan? Bagaimana rasanya? Dua orang yang saling mencintai tapi harus terpisah karena suatu hal, dipertemukan lagi dengan cinta yang tidak berkurang sedikit pun, lalu anak...