Shira membuka mata, jam masih menunjukan pukul lima pagi tapi matanya tidak bisa tertutup kembali, semalam saat lelaki itu berkata ingin memanfaatkannya, Shira tidak lagi bisa berbicara, lidahnya kelu, tubuhnya lemas, dan otaknya kosong. Lagi pula apa yang bisa perempuan itu harapkan dari lelaki yang sudah berkhianat? Cinta dan kesetiaan? Bodoh jika iya. Memilih bangkit, perempuan itu mengikat cepat rambut panjangnya.
"Sudah bangun?" Shira terperanjat, lelaki itu sudah berdiri di depan, semalam dengan tidak tau diri, Ken mengambil tempat tidur istrinya dan dengan bodoh Shira menurut begitu saja. "Kamu banyak berubah, Lashira mana pernah bangun sepagi ini? Hmm?"
Perempuan itu tidak mengubris, memilih menjauh dari sang suami, tapi sebuah tarikan membuat tubuh Shira menabrak kasar dada Ken.
"Lepas!" Shira mendorong kasar lelakinya. "Kamu boleh membuatku menjadi milikmu kembali, tapi jika kamu berani menyentuhku sedikit saja, akan aku hancurkan kamu, Ken Farrel!"
Dan suara pintu yang dibanting pun terdengar.
*
"Mau kerja, Shir?" Minggu pagi rombongan emak-emak rempong sudah berkumpul di tukang sayur depan.
"Enggak, Bu, ambil libur hari ini." Senyum ramah perempuan itu terpancar.
"Loh tumben, biasanya nggak boleh libur weekend." Timpal wanita berdaster hijau itu heran.
"Keperluan rumah kebetulan habis semua, jadi mau belanja ke supermaket kota," jawab Shira ramah.
"Oalah, sendiri aja nih, suaminya nggak ikut?"
"Kok aku ditinggal sih, Shir?" Sebelum sempat menjawab lelaki itu sudah muncul di depan mata, napasnya naik turun karena berlari.
"Haduh, Mas Dokter baru diomongin udah muncul aja nih." Cengiran khas buaya betina mulai beraksi.
"Saya duluan, ya, Ibu-Ibu." Tanpa menengok Shira berjalan menjauh, mengabaikan lelaki yang sudah kembali menjadi suaminya itu.
"Shira, tunggu."
Perempuan itu mendesah, tidak peduli suara panggilan dari belakang.
Dan ketika bus melewatinya, Shira naik, tidak menggubris ketika lelaki itu terus mengikutinya."Kita emang perlu bicara." Shira menulikan telinga, memilih duduk di bangku kosong yang tersedia.
"Kita harus menikah secara resmi."Ken duduk di kursi samping yang sialnya kosong.
Shira tertawa. "Bodoh jika kamu berpikir aku mau."
"Kamu mencintaiku, bukan?" Shira tidak menjawab, memilih menyumpal telinganya dengan lagu. "Lashira?!" Tangan perempuan itu secepat kilat terangkat, menahan tangan sang suami yang akan menarik headset-nya.
"Aku mau belanja, jangan hancurkan hari liburku yang hanya sekali dalam seminggu!" Tatapan tajam Shira persis menghujani mata indah Ken.
Lelaki itu berdiam sejenak lalu mengangguk. "Oke."
KAMU SEDANG MEMBACA
Q U A L M
Romance[ Jangan lupa follow sebelum membaca! ] Ditinggalkan ketika kamu memiliki kekurangan? Bagaimana rasanya? Dua orang yang saling mencintai tapi harus terpisah karena suatu hal, dipertemukan lagi dengan cinta yang tidak berkurang sedikit pun, lalu anak...