Empat belas (Akhir?)

1.2K 104 20
                                    

"Sya lo kan udah dewasa mending lo temuin Fajri trus selesai-in masalah lo sama dia. Sya dengan lo menghindar kaya gini semuanya bakalan panjang, dan lo bakalan tetep terikat dengan masa lalu" ucap Rena disebrang sana.

Keisya memang sengaja menelpon Rena dan menceritakan semuanya.

"Tapi gue sama Aji udah selesai-"

"Oke lo bisa bilang selesai, tapi enggak dengan hati lo. Ayo lah gue gak mau ya lo cerita kayak gini lagi dan lagi!" Kesal Rena karena Keisya yang memang keras kepala.

Keisya diam memikirkan perkataan Rena, benar ia harus selesaikan semua ini.

"Iya gue temuin Fajri"

"Nah kenapa gak dari tadi sih?!! Dosen gue masuk nih gu tutup ya" ucap Rena langsung mematikan telpon secara sepihak.

Keisya terkekeh karena tadi ia menelpon Rena saat Rena sedang ada dikelas.

Keisya menyimpan Hpnya kedalam tas. Ia menarik napas dalam-dalam menenangkan dirinya. Mungkin ini lah saatnya untuk melepas semuanya.

Keisya berjalan keluar ruangan, ia berniat untuk menemui Fajri dan membicarakan semuanya. Walaupun kalau dipikir-pikir sudah tidak ada lagi yang harus dibicarakan hanya saja Keisya masih penasaran.

Saat didepan kasir mata Keisya tak sengaja menatap Fajri yang sedang duduk disalah satu meja.

"Tadi udah dibilangin, tapi tetep aja ngotot" ucap Fita yang menyadari tatapan Keisya.

Keisya menganggukkan kepalanya lalu berjalan menghampiri Fajri.

"Kenapa masih disini?" Tanya Keisya langsung duduk dihadapan Fajri.

Fajri langsung menyimpan Hp-nya saat Keisya datang menghampirinya. "Udah selesai kerjaannya?" Tanya balik Fajri.

"Udah" jawab Keisya sekenanya.

Fajri heran seperti ada yang berbeda tapi Fajri tak tahu apa.

"Em Ji ada yang mau gue omongin sama lo" ucap Keisya sedikit ragu.

"Bukan nya tadi udah nanya" ucap Fajri dengan nada bercanda.

Keisya memutar bola matanya "Bukan itu"

"Haha. Oke mau nanya soal apa?" Tanya Fajri sambil tertawa karena melihat wajah kesal Keisya.

"Hari itu kenapa pergi? Pergi tanpa jejak" tanya Keisya sambil menatap Fajri dalam dan serius.

Suasana diantara mereka tiba-tiba menjadi sedikit canggung.

Fajri diam sebentar menatap Keisya. Sampai hatinya yakin mungkin inilah saatnya.

"Malam itu gue sadar, dan keluarga gue memutuskan untuk membawa gue ke Singapura untuk menjalani operasi. Malam itu juga gue langsung terbang, paginya gue langsung operasi. Tapi sayang operasi gagal. Gue koma lagi dalam waktu yang panjang, hampir sepuluh bulan gue koma. Dan saat itu dokter bilang hanya 10% kemungkinan untuk gue sadar, bahkan dokter akan menghentikan peralatan yang membantu gue untuk tetap bertahan. Tapi keluarga gue memaksakan untuk tetap terpasang. Sampai keajaiban datang gue sadar, dua bulan lalu gue ketemu Yasmin karena Bokap Yasmin adalah dokter disana. Sampai akhirnya gue memutuskan untuk balik ke indo, dengan syarat gue harus bolak balik Singapura untuk tetap cek keadaan" Fajri menceritakan semuanya panjang kali lebar dan Keisya diam menyimak apa yang diceritakan oleh Fajri.

[Maaf ya aku mager banget kalau harus flashback gitu wkwk, jd aku ketik dalam bentuk dialog aja ya😅]

Semuanya diluar dugaan, Keisya pikir Fajri memang menghindar. Tiba-tiba ingatan nya melayang saat Rani yang tak sengaja melihat seseorang yang mirip dengan Fajri. "Tunggu waktu gue datang ke apart lo pagi itu, malam nya Bunda bilang dia liat orang yang mirip dengan lo dirumah sakit?" Tanya Keisya yang tak mengerti.

About Us And Him 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang