Sepuluh (Kepergian)

1.2K 105 1
                                    

Keisya dan Kevin baru saja sampai di rumah sakit yang ada di Singapura.

Mereka kini sedang berada di ruang ICU dimana Ayah dan Bunda mereka sedang berbaring lemah disana.

Keisya hanya bisa menatap melalu jendela, keadaan mereka masih kritis dan tak bisa dijenguk.

Kevin berusaha tegar dan menenangkan Keisya, tangan nya membawa kepala Keisya untuk bersandar pada bahunya.

"Bunda,,, Ayah bangun. Keisya kangen sama kalian hiks" Keisya benar-benar tak sanggup untuk berkata-kata lagi melihat keadaan orang tuanya yang hanya berbaring lemah dengan luka-luka yang sudah ditutupi oleh perban.

Tiba-tiba suara mesin didalam bersuara begitu nyaring. Dokter dan suster langsung berlarian masuk kedalam ruangan.

Kevin dan Keisya langsung menegakkan tubuh mereka saat Dokter mulai memeriksa keadaan Kenan dan Rani.

Dokter yang menggelengkan kepalanya lemah kepada suster.

Keisya yang melihat itu langsung berlari masuk kedalam ruangan tanoa izin.

Tanpa bisa di elak Keisya menangis memeluk Bunda dan bergantian kepada Ayahnya.

Sedangkan Kevin sedang mengobrol dengan sang dokter. Setelah itu menghampiri Keisya dan menenangkan nya.

"Syaa" lirih Kevin tak kuat mendengar tangis pilu Keisya.

Kevin pun sama sedih nya, siapa yang tak sedih kehilangan kedua orangtua dalam waktu bersamaan.

Dokter bilang akibat kecelakaan itu membuat Risa mengalami benturan yang sangat keras dikepalanya dan Kenan yang shok langsung terkena jantung.

"Bunda sama Ayah gak boleh pergi hiks" Histeris Keisya, bahkan kini kakinya terasa begitu lemas badannya langsung ambruk di lantai rumah sakit yang terasa dingin.

Kevin langsung memeluk Keisya, dan tak lama kesadaran Keisya pun menghilang.

Dengan rasa panik Kevin langsung menggendong Keisya untuk mencari dokter.

🌵🌵🌵

Hari sudah larut saat ini Fajri sedang berdiri didepan jendela kamar nya.

Sudah lama ia tak mengunjungi rumah ini.

"Ji, nih ada titipan dari satpam" ucap Yasmin sambil memberikan secarik kertas.

Fajri mengambilnya dan mengerinyit saat tertulis deretan nomor disana, "nomor siapa?"

"Keisya" ucap Yasmin sambil duduk di tepi ranjang."Mau sampai kapan sih kita menutupi semuanya?"

Fajri kembali menatap kearah luar jendela, dari sini terlihat jelas taman yang berada didepan rumahnya. "Selamanya"

Yasmin menghela napasnya lelah "Satpam bilang Keisya sering datang kesini. Dia selalu cari kamu, dia selalu nunggu kamu Ji"

Fajri memejamkan matanya, "Aku gak pernah minta untuk ditunggu"

Yasmin benar-benar tak mengerti dengan pikiran orang didepannya ini.

Suasana yang hening membuat suara nada dering dari Hp Fajri terdengar jelas.

Yasmin langsung melihat karena Hp Fajri disimpan di nakas samping tempat tidur. Tertera nama Abra disana.

About Us And Him 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang