Dua belas (Membaik)

1K 98 1
                                    

Kevin sedang berada dibelakang halaman rumahnya bersama Nada yang selalu ada disampingnya.

Setelah menerima tamu yang datang saat ini Kevin membutuhkan waktu untuk menghirup udara.

Kalau ditanya apakah Kevin sedih? Bukan hanya sedih tapi hancur. Kenyataan yang menuntutnya untuk terlihat baik-baik saja. Terlebih saat melihat adiknya Keisya yang hancur.

Kalau Kevin memperlihatkan kehancurannya apa yang akan terjadi dengan Keisya? Saat Keisya berpikir tak ada lagi yang menopang hidupnya.

Nada mengusap bahu Kevin, Nada tau saat ini kekasihnya itu pasti sedang hancur "Vin kalau kamu mau nangis, nangis aja!" Ucap Nada namun Kevin menggelengkan kepalanya tegas.

Nada menghela napasnya lalu kedua tangannya memegang pipi Kevin dan menariknya untuk menatap matanya.

Perlahan Nada mengusap mata Kevin menggunakan ibu jarinya, "Kamu gak kasian sama mata kamu yang lelah menahan air mata?" Tanya Nada dan perlahan air mata Kevin luruh, benteng yang sudah dibangunnya runtuh.

Kevin menangis dalam diam. Nada menatap kekasihnya itu pilu, ini adalah kali pertama Nada melihat Kevin hancur.

Nada langsung memeluk Kevin menenangkan nya "Nangis sepuasnya Vin!"

Beberapa saat mereka membiarkan posisi itu sampai Kevin berhenti menangis.

"Makasih ya Nad" ucap Kevin lembut.

Nada melepaskan pelukannya dan menatap Kevin sambil tersenyum tulus "Sekarang kamu adalah Ayah, Ibu, sekaligus Abang untuk Keisya. Kamu harus jaga Keisya karena dia adalah satu-satunya yang kamu miliki di dunia ini!" Ucap Nada sambil menggenggam tangan Kevin.

Kevin sangat bersyukur saat memiliki seorang Nada dihidupnya. "Nad kamu tau semua orang bilang kalau kamu itu beruntung bisa dapetin aku" ucap Kevin sambil menatap Nada dalam.

Nada menganggukkan kepalanya.

"Mereka semua salah" ucap Kevin membuat Nada mengerinyitkan dahinya "Yang beruntung disinu tuh aku, bisa mendapatkan wanita yang baik dan sesempurna kamu" lanjutnya.

Nada tak bisa menjawab perkataan Kevin, matanya sudah berkaca-kaca.

Kevin langsung menarik Nada dalam dekapannya "Terima kasih telah hadir dalam hidup ini, aku berharap kamu akan selalu hadir dan berada disampingku Nad"

Nada menangis haru karena sangat jarang untuk seorang Kevin mengungkapkan kata-kata seperti itu.

PRAAAAAANKKKKK

Suara benda pecah yang sangat nyaring membuat Nada ataupun Kevin terkejut.

Nada langsung menghapus air matanya menatap Kevin beberapa detik sampai detik berikutnya mereka berlari masuk kedalam rumah. Hanya satu ke kekhawatiran mereka saat ini, Keisya.

Revan, Rena dan Fajri yang masih berada dirumah Keisya dan mendengar suara benda pecah yang ada dilantai dua pun langsung berlari.

Mereka langsung masuk kedalam kamar Keisya, saat pertama kali pintu dibuka terlihat Keisya yang sedang berada dibawah ranjang dekat pecahan piring dan gelas.

Fajri dengan sigap langsung menggendong Keisya ke atas kasur nya.

"Ya ampun Keisya gak pa-pa?" Tanya Nada panik saat melihat pecahan kaca dimana-mana.

Kevin langsung mendekat kearah Keisya dan memeluknya "Sya apa ada yang luka?" Tanya Kevin namun tak ada jawaban.

Tatapan Keisya yang kosong. Kevin tak sanggup melihat adiknya seperti ini. "Apa yang terjadi?" Tanya Kevin kepada teman-temannya Keisya.

"Kita gak tau Bang, pas sampe sini keadaan nya udah kaya gini" ucap Revan sambil menatap Keisya dengan tatapan sendunya.

Rena terus saha membekap mulutnya sendiri menahan agar tidak tangisnya tak terdengar.

Nada yang melihat Rena langsung membawanya keluar dan memeluknya diluar kamar Keisya membiarkan Rena menangis.

Seorang asisten rumah tangga langsung membersihkan kekacauan di kamar Keisya.

Fajri yang tadi keluar dari kamar Keisya ternyata untuk mengambil minum dan semangkuk bubur untuk Keisya.

Kevin mengambil gelas yang disodorkan Fajri dan memberi minum kepada Keisya.

Setelah menyimpan gelasnya Kevin mengambil mangkuk yang berisi bubur.
"Sya makan dulu ya, kamu belum makan. Ntar maag kamu kambuh" ucap Kevin sambil menyodorkan sendok yang sudah berisi bubur kepada Keisya.

Keisya memalingkan wajahnya dan menggelengkan kepalanya.

"Lima suap aja yaa" bujuk Kevin namun Keisya tetap menolaknya.

"Bang biar gue yang suapin" ucap Fajri yang diangguki Kevin lalu menyerahkan mangkuk tersebut dan ia bangkit dari duduknya membiarkan Fajri duduk di tempatnya.

"Makan ya Sya satu suap dulu" ucap Fajri lembut sambil meniup bubur yang sudah disendoknya. Setelah cukup dingin Fajri menyodorkan nya kepada Keisya.

Hal tak terduga terjadi karena Keisya langsung mendorong tangan Fajri yang refleks melepaskan sendok nya pesen barang arah. Untung saja tidak tangan yang memegang mangkuk yang Keisya dorong.

"Gue bilang gak mau ya gak mau!" Ucap Keisya histeris.

Fajri menghela napasnya, "Sya lo tau saat lo seperti ini bukan cuma nyakitin diri lo. Tapi lo juga nyakitin orang-orang yang sayang sama lo!" Ucap Fajri yang berhasil membuat Keisya menatapnya.

"Lo liat Rena sama Kak Nada" ucap Fajri sambil menatap Rena dan Nada yang baru masuk kedalam kamar Keisya. Mata Keisya langsung menatap kearah Fajri menatap. Disana terlihat Nada yang menatap Keisya sendu, dan Rena dengan hidung merahnya yang baru saja menangis.

"Lo liat Revan" ucap Fajri lagi yang membuat Keisya menatap ke arah Revan. Revan sedang tersenyum tulus kepada Keisya.

"Lo liat Bang Kevin" ucap Fajri, Keisya langsung menatap Abangnya yang sedang tersenyum namun sangat terlihat jelas dimata Kevin ada luka yang sangat mendalam.

"Sya masih banyak orang yang sangat sayang sama lo. Lo boleh sedih, lo boleh merasa kehilangan, tapi tolong jangan menyakiti diri lo seperti ini. Lo liat Bang Kevin! Betapa hebat dia menyembunyikan kehancurannya hanya untuk memperlihatkan pada adik nya bahwa semuanya baik-baik saja. Padahal dia juga sama hancurnya kaya lo"

Perkataan Fajri berhasil membuat air mata Keisya kembali jatuh.

"Semuanya telah terjadi, dengan lo seperti ini gak akan merubah semuanya. Lo harus tetap melanjutkan hidup lo, sekarang lo sama Abang lo berjuang sama-sama keluar dari keterpurukan ini. Sya jangan biarkan Bang Kevin yang berjuang sendiri, lo juga ikut andil" ucap Fajri yang membuat dirinya juga merasakan tamparan atas perkataan nya. Semua perkataannya bukan hanya diajukan untuk Keisya melainkan untuk dirinya sendiri.

Keisya bangkit dan langsung memeluk Kevin, benar kata Fajri disini yang hancur bukan dirinya saja tapi Abangnya juga.

"Hiks m-maaf" ucap Keisya dengan suara bergetar sambil menangis.

Kevin hanya mengeratkan dekapannya dan mengecup kepala Keisya lama bersamaan dengan air matanya yang ikut luruh.

"Jangan kaya gini lagi ya Sya" ucap Kevin yang hanya mendapatkan anggukkan kepala dari Keisya.

Semua yang ada disana merasa lebih lega, setidaknya Keisya berbicara. Mereka lebih takut saat Keisya memilih untuk memendam luka nya sendiri.

🌵🌵🌵
Terima kasih telah membaca.

Maaf tipo dimana-mana.

13 Maret 2021

Febiyolla Fn

About Us And Him 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang