Dua Puluh Delapan (Tersakiti Lagi)

1.5K 121 14
                                    

"Sya lo udah sadar?" Tanya Suci yang baru saja memasuki kamar Keisya dengan membawa nampan yang berisi semangkuk bubur dan segelas air mineral.

Tadi Suci ditelpon oleh Revan katanya Keisya pingsan makanya ia langsung datang ke rumah Keisya.

Keisya yang baru membuka matanya heran ternyata ia sudah berada dikamarnya.

"Kata Revan lo tadi pingsan, makanya dia bawa lo pulang. Dia tau lo gak suka rumah sakit." Ucap Suci sambil menyimpan nampan diatas nakas.

Keisya hanya mengangguk-anggukan kepalanya, "Trus sekarang Revan dimana?"

"Diluar sama Bumi. Gue heran kenapa Bumi gak boleh masuk, kayaknya Revan juga marah banget sama dia. Padahalkan mereka sahabatan, apa ini ada sangkut pautnya?" Tanya Suci.

Keisya diam ia tak ingin bercerita saat ini kepalanya terasa pusing, "Biar Revan yang cerita sama lo,"

Suci menganggukkan kepalanya, "Ya udah sekarang lo makan bubur nya trus minum obat," ucap Suci.

Keisya mendudukkan dirinya dan mengambil mangkuk berisi bubur dibantu oleh Suci.

"Ci Bang Kevin gak tau kan?" Tanya Keisya takut bila mereka memberi tahu Kevin bahwa ia pingsan. Keisya tak ingin mengganggu Kevin.

Suci menggelengkan kepalanya, "Belum, apa perlu kita kasih tahu?"

"Jangan, gue gak pa-pa kok cuma kecapekan aja,"

Suci hanya menganggukkan kepalanya mengerti.

Tok tok tok

Suara ketukan pintu mengalihkan fokus mereka. Suci langsung berjalan untuk membuka pintu.

Saat pintu terbuka sedikit Suci dapat melihat siapa orang yang mengetuk pintu. Ia langsung menatap Keisya.

"Siapa?" Tanya Keisya yang ditatap Suci.

"Bumi"

Keisya menghela napasnya, lalu menggelengkan kepalanya.

Suci yang mengerti langsung keluar kamar, tidak membiarkan Bumi untuk masuk.

Setalah diluar kamar Suci kembali menutup kamar Keisya.

"Mending lo balik aja," ucap Suci

"Gue mau ketemu Keisya, bentar doang." Ucap Bumi yang memang dirinya ingin tahu keadaan Keisya, ia sangat khawatir dan merasa sangat bersalah.

"Gue gak tahu masalah apa yang terjadi sama kalian. Tapi disini gue minta sama lo untuk sementara ini biarin Keisya sendiri, walaupun gue gak tau masalahnya apa gue bisa lihat kesedihan dia," ucap Suci sambil melipat tangannya didepan dada.

Bumi hanya diam ia tak bisa memaksakan kehendaknya. Ia menghela napasnya "Gimana keadaan Keisya?"

Suci mengedikkan bahunya "Dia kecapekan,"

Bumi menganggukkan kepalanya "Gue balik,"

Suci hanya diam saja membiarkan Bumi melangkahkan kakinya menjauh sampai tak terlihat lagi.

Tak lama Revan menghampiri nya, "Dia gak ngapa-ngapain kan?" Tanya Revan.

Suci menggelengkan kepalanya, "Ada apa sih sebenarnya?"

Revan membawa Suci untuk keruang keluarga ia menceritakan semuanya yang diceritakan Fajri.

Suci tak percaya dengan yang Revan ceritakan namun itulah kenyataannya.

"Makanya gue minta tolong lo buat datang," ucap Revan diakhir cerita nya. "Keadaan Keisya gimana?" Lanjutnya.

"Demam, kecapekan dan kayanya dia banyak pikiran. Apa kita bawa kerumah sakit aja?"

About Us And Him 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang