Tiga Puluh Dua (Alumni)

1.1K 109 11
                                    

"Ada apa sih rame-rame?" Tanya Keisya yang heran menatap kearah kerumunan ditaman kampusnya.

"Oh itu katanya sih ada alumni datang," jawab Suci sambil duduk dihadapan Keisya yang membelakangi kerumunan.

"Kok dikerubungi gitu?"

"Biasa pada caper, katanya tuh alumni lulusan terbaik."

Keisya hanya ber oh ria lalu membuka laptopnya dan melanjutkan tugas kuliahnya.

Keadaan nya saat ini sudah lebih membaik, walaupun tak sebaik dulu.

Untuk masalah Bumi, Keisya terkadang berpapasan namun seperti yang sudah mereka sepakati semuanya kembali seperti semula dimana mereka adalah orang asing yang tak pernah saling mengenal.

Walaupun sebenarnya keputusan itu menyakiti keduanya, tapi mereka sangat pandai menutupi perasaan hancur masing-masing.

"Sya masih sering ke toko gak?" Tanya Suci.

"Jarang,"

"Lo kapan ke toko?"

"Gak nentu, kalau ada waktu aja."

"Lo kalau mau ke toko kabarin gue ya,"

"Emangnya kenapa sih?"

"Adik gue di kampung bentar lagi ulang tahun, dia pengen banget gue bawain kue. Kan kalau beli ditoko lo bisa dapet diskon," ucap Suci sambil menyengir.

Keisya memutar bola matanya, "Kirain gue kenapa,"

Suci hanya terkekeh, lalu mereka kembali fokus mengerjakan tugas mereka.

"Sya,"

"Hem,"

"Keisya!"

"Apaan sih Ci, iya ntar gue kasih diskon gue gratisin deh buat adik lo!" Kesal Keisya karena Suci mengganggu nya.

"Ish bukan itu-"

"Apaan sih!"

"Itu alumni yang kita ceritain tadi kayaknya nyamperin kita deh," bisik Suci membuat Keisya mengerinyitkan dahinya.

Keisya memutar bola matanya menetap kearah yang dimaksud oleh Suci.

Mata Keisya tiba-tiba membulat saat melihat sosok yang kini berada dihadapan nya.

"Adit?" Tanya Keisya sedikit terkejut. Keisya menengok ke kanan dan ke kiri memastikan bahwa alumni yang diidam-idam kan itu adalah Aditya.

"Gue boleh gabung?" Tanya Aditya tanpa menghiraukan keterkejutan Keisya.

"Boleh Kak." Jawab Suci cepat.

Aditya membalas dengan senyuman lalu duduk disamping Keisya.

Jangan tanyakan lagi bagaimana mereka sekarang. Semua mata kini tertuju pada mereka. Terlebih pada Keisya.

"Enak jadi Keisya dikelilingi cogan,"

"Gue iri sama Keisya kemarin Bumi sekarang Kak Adit."

"Kecentilan banget si Keisya,"

"Iya lah dikejar-kejar cowok dia murahan!"

Begitulah kira-kira perkataan yang memenuhi telinga Keisya saat ini.

Keisya memutar kembali badan nya seperti semula.

"Gue hajar satu-satu!!" Ucap Suci emosi saat mendengat sahabatnya dijelek-jeleki.

Keisya memelototkan matanya langsung menarik tangan Suci yang hendak berdiri.

"Sya gak usah nahan gue! Tuh mulut butuh di jahit!"

About Us And Him 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang