Dua Puluh (Kehangatan)

1K 94 5
                                    

Keisya dan Bumi tak jadi untuk ngopi, mereka memutuskan untuk pulang saja terlebih hujan telah reda.

Mereka memanfaatkan hujan yang telah reda untuk langsung pulang saja karena takut hujan akan turun lagi.

Namun sayang pilihan yang mereka ambil salah, saat masih ditengah perjalanan hujan kembali turun.

"Sya kita neduh dulu" ucap Bumi sedikit berteriak karena takut tak terdengar.

"Tanggung basah" ucap Keisya karena bajunya pun sudah basah.

"Mampir rumah gue dulu mau gak?" Tanya Bumi yang kebetulan rumahnya sekitaran sini.

Keisya berpikir sebentar, "Ya udah deh ayo"

Bumi hanya menganggukkan kepalanya lalu menambah kecepatan motornya agar sampai dengan cepat ke rumahnya.

Benar saja hanya membutuhkan waktu lima menit saja mereka sudah sampai di halaman rumah sederhana yang Keisya yakini ini adalah rumah Bumi.

Keisya turun dari motor Bumi, dan mata nya tak sengaja menatap toko barang antik disamping rumah Bumi.

Rumah Bumi memang berada tepat dipinggir jalan.

"Itu toko punya bokap gue" ucap Bumi yang mengerti tatapan mata Keisya,

"Mi sudah pulang?" Tanya seorang wanita paruh baya yang membuka pintu rumah.

Bumi langsung menghampiri wanita itu dan mencium punggung tangan nya "Assalamualaikum Bu"

"Waalaikumsalam" jawab wanita paruh baya itu.

Keisya ikut menghampiri dan mencium punggung tangan itu itu yang Keisya yakini dia adalah ibu Bumi. "Assalamualaikum tante"

"Waalaikumsalam, kamu?"

"Saya Keisya tante, teman Bumi" ucap Keisya menjelaskan.

"Bu Bumi masuk ya dingin nih!" Ucap Bumi sambil langsung masuk begitu saja.

"Eh ayo masuk, kamu juga pasti kedinginan"

Keisya hanya mengangguk sambil mengikuti langkah Ibu Bumi yang menyuruhnya masuk.

Ternyata Keisya dibawa kesebuah kamar, seperti nya kamar tamu. Dan tak lama Ibu Bumi datang sambil membawakan sebuah baju untuk Keisya.

Keisya langsung mengganti baju, karena bajunya sudah basah kuyup.

Tak membutuhkan waktu lama untuk Keisya selesai mengganti baju.

Keisya berjalan keluar kamar, ia berjalan sambil melihat sekeliling rumah Bumi yang ternyata sangat luas.

Dari luar terlihat sederhana namun setelah masuk rumahnya lumayan besar.

"Gimana bajunya cukup?" Tanya Ibu Bumi.

"Cukup kok tante"

"Panggil aja Ibu jangan tante"

"Hehe iya bu" ucap Keisya sedikit canggung.

"Sya mau langsung pulang?" Tanya Bumi yang juga baru keluar dari kamarnya.

Plak

Ibu memukul punggung Bumi "Kamu itu gak liat di luar masih hujan! Kamu mau anterin anak gadis hujan-bujangan?!"

Bumi meringis "Bumi kan cuma nanya,"

"Kamu nanya nya gak masuk akal!" Ucap ibu galak, "Udah Keisya mending bantu ibu masak yu!" Lanjut nya yang diangguki Keisya. Ibu langsung berjalan ke arah dapur.

Keisya menahan tawanya saat melihat Bumi yang dimarahi oleh Ibu ternyata lucu juga ekspresinya.

"Mau ketawa, ketawa aja kali Sya" sindir Bumi membuat Keisya menggelengkan kepalanya.

About Us And Him 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang