Sembilan Belas (Balikan??)

1.1K 97 4
                                    

Keisya hanya menatap Yasmin tak mengerti.

"Sya lo marah?" Tanya Yasmin setelah menceritakan semuanya tapi Keisya hanya diam saja.

Keisya menggelengkan kepalanya "Gue gak marah, gue cuma merasa paling bodoh disini. Bisa-bisanya gue dibohongi dengan dua orang sekaligus," ucap Keisya sambil tersenyum miring meremehkan dirinya sendiri.

"Bukan gitu maksud gue-"

"Gue gak paham maksud lo cerita semua ini apa? Oke gue makasih atas ke jujuran lo. Tapi gue mau tau maksud semua ini untuk apa?"

Yasmin diam sebentar menatap Keisya yang juga menatapnya. "Gue mau lo balik sama Fajri"

"Haha" Keisya tertawa sambil memalingkan wajahnya.

"Lucu?" Tanya Yasmin.

Keisya menggelengkan kepalanya "Lucu banget. Lo pikir gue apa sih? Mainan? Dengan seenaknya lo ngomong kayak gitu?!" Kesal Keisya yang benar-benar sudah muak.

"Karena kalian masih saling cinta"

"Enggak! Lo mungkin emang tentang Fajri tapi enggak sama gue. Lo gak tau gimana perasaan gue sekarang, dan lo gak berhak bilang kalau gue masih mencintai Fajri" ucap Keisya tegas.

"Sya-"

"Yasmin ada apa sih?"

Yasmin membuang mukanya menatap kearah luar, "Gue cuma mau Fajri bahagia itu aja"

Keisya tersenyum dan menganggukan kepalanya "Oke gue hargai kebaikan lo! Tapi apa lo pernah mikir apa yang akan terjadi sama gue? Gue balikan sama Fajri, tapi Fajri masih memprioritaskan lo sebagai sahabatnya. Lo tau untuk kesekian kalinya gue harus merasakan sakit lagi. Disini gue berhak memilih keputusan untuk diri gue sendiri, dan gak berhak untuk mengatur keputusan gue!"

"Tapi gue bakalan jamin gak akan ganggu kalian. Bahkan gue siap untuk pindah ke luar negeri!"

Keisya menghela napas, ternyata sulit untuk berbicara dengan seorang Yasmin. "Lo gak paham ya sama yang gue omongin?! Gue gak mau!"

"Sya lo egois!"

"Salah kalau gue egois?" Tanya Keisya menatap Yasmin tajam. "Lo gak tau gimana hancurnya gue saat dikhianati sama orang paling berarti dalam hidup gue. Lalu datang Fajri yang perlahan membuat gue bangkit, sampai tanpa sadar gue membuka hati gue untuk dia. Tapi bodoh gue telat sadar bahwa gue mencintai Fajri. Sampai suatu kejadian gue harus kehilangan sahabat gue, belum sempat hati ini sembuh gue juga harus kehilangan Fajri yang entah kemana. Lagi-lagi gue bodoh karena selalu berharap dan menunggu dia balik!" Ucap Keisya sambil menarik napasnya menghirup udara dalam-dalam untuk menguatkan dirinya sendiri saat membuka luka lama, yang sudah jelas Keisya ingin melupakan kesedihannya itu.

"Lo tau harapan gue akhirnya terkabulkan. Tapi gue lupa, gue cuma minta sama tuhan untuk dia kembali. Bodoh nya gue gak minta dia balik dengan perasaan yang sama. Lo liat dengan mata kepala lo sendiri, gue hancur untuk ke sekian kalinya saat orang yang gue tunggu telah berubah" ucap Keisya memalingkan wajahnya menahan air mata yang akan jatuh. Keisya tak ingin ada air mata lagi.

"Huh! Gue capek, gue mau akhiri semua ini tapi lo datang saat itu. Dan suatu kejadian yang menarik Fajri hadir kembali dalam hidup gue. Disitu gue mikir kalau Fajri hadir memang untuk mengobati luka. Sebuah harapan kembali muncul"

"Sampai lo hadir di toko saat itu. Lagi, lagi, dan lagi gue hancur. Harapan itu tiba-tiba lenyap. Gue lepasin Fajri. Selama ini gue berusaha melupakan dia, dan sekarang di saat gue mulai terbiasa tanpa dia. Kenapa lo datang lagi Yasmin? Dan dengan mudahnya lo nyuruh gue balik sama Fajri?" Tanya Keisya sambil menggelengkan kepalanya.

Yasmin yang mendengar perkataan Keisya hanya bisa diam, lidahnya terasa kelu.

"Yasmin!" Panggil seseorang menghampiri meja Yasmin dan Keisya. "Kamu ngapain disini?"

Keisya menatap orang tersebut "Selesai kan? Gue harap ini ada terakhir kalinya kita ketemu kayak gini!" Ucap Keisya sambil mengambil tasnya dan bangkit dari duduk nya.

"Tunggu!" Yasmin menahan tangan Keisya yang hendak pergi.

"Ck! Apa lagi sih!!" Keisya yang sudah tak bisa menahan amarahnya menghentakkan tangan nya yang di cekal oleh Yasmin. Mau tak mau Yasmin terhuyung kebelakang beberapa langkah.

Fajri regleks memegang tangan Yasmin.

Yasmin langsung menyingkirkan tangan Fajri dan memberi kode bahwa dirinya tidak apa-apa.

"Lo jadi cewek gak usah kasar!!" Marah Fajri.

"Gue gak akan kayak kalau s.a.h.a.b.a.t lo yang memulai" ucap Keisya sambil menekankan kata sahabat.

Fajri langsung menatap Yasmin saat mendengar perkataan Keisya. "Lo tau?"

Keisya hanya mengedikkan bahunya "Gue gak tau apa yang dikatakan Yasmin itu benar atau bohong. Karena pembohong gak pantes dipercayakan"

Fajri langsung menatap Keisya tak percaya, "Lo kalau ngomong bisa-"

"Lo gila! Asik banget ngobrol disini gue disuruh nunggu trus kehujanan!" Ucap Bumi yang kesal karena menunggu Keisya lama sekali yang katanya hanya sebentar tapi ini sudah hampir satu jam lebih.

Keisya langsung menatap jendela kearah luar kafe, ia tak sadar diluar hujan sangat deras. Lalu tatapan nya menatap Bumi dengan rambutnya yang sedikit basah. Keisya mengedipkan matanya berkali-kali.

"Tau gue ganteng!" Ucap Bumi membuat Keisya memelototkan matanya.

"Pede gila! Ngapain masih nunggu?"

Bumi menajamkan matanya. "Masih nanya?"

Keisya tersenyum penuh arti membuat Bumi ngeri lihatnya.

"Sorry gue ganggu kalian! Gue balik duluan-"

"Eits tunggu. Masih hujan deras juga. Mending ngopi dulu" ucap Keisya sambil menaik turunkan alisnya.

"Lo ngapain sih!"

"Sya gue harap lo pertimbangkan dengan yang gue katakan tadi" ucap Yasmin.

Keisya menatap Yasmin tak percaya ternyata ada orang yang lebih keras kepala darinya. "Gue juga udah bilang kalau gak mau. Lo gak berhak ngatur hidup gue! Dan kayak nya lo harus belajar menerima keputusan orang lain. Karena gak semua yang lo mau harus terpenuhi. Lo juga harus sadar, dunia ini bukan cuma tentang lo doang. Jadi, gue harap untuk yang terakhir kalinya lo paham perkataan gue!" Ucap Keisya langsung menarik Bumi keluar dari kafe.

"Lo gila!" Kesal Bumi melepaskan tangan Keisya yang menarik tangan nya saat mereka sudah berada diluar kafe.

"Ish kenapa sih lo bilang gue gila terus?!"

"Lo yang bilang tadi mau ngopi dulu, masih hujan!"

Keisya memutar bola matanya "Lo gak peka apa gue gak nyaman didalem"

"Lah siapa lo gue peduli?" Ucap Bumi hendak masuk kembali namun di tahan Keisya.

"Ya udah ayo ngopi, gue yang traktir deh tapi di kafe samping ya" mohon Keisya.

"Lo gak berhak ngatur hidup gue!" Ucap Bumi menirukan nada bicara Keisya seperti didalam.

Keisya memelototkan matanya tangan nya yang gatal langsung memukul lengan Bumi "Nyebelin banget!"

Bumi hanya tertawa melihat muka Keisya yang memerah. 'Lucu' batin Bumi sambil menatap Keisya.

🌵🌵🌵
Terima kasih telah membaca.

Maaf tipo dimana-mana.

Makasih yang udah komen dan kasih saran. Walaupun aku gak bales tapi aku baca kok komenan kalian...

26 Maret 2021

FebiyollaFn

About Us And Him 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang