Dua Puluh Sembilan (Pamit)

1.2K 127 20
                                    

Matahari baru saja muncul tapi Fajri sudah berada didepan sebuah rumah yang sudah tidak asing baginya.

"Pak Saya mohon Saya cuma mau ketemu sama Keisya sebentar aja," mohon Fajri kepada satpam penjaga rumah Keisya yang tidak mengizinkan nya masuk untuk menemui Keisya.

"Maaf Saya teh cuma jaga saja. Itu sudah perintah dari den Revan yang tidak membolehkan tamu untuk datang, siapa pun itu kecuali den Revan yang menyuruh," ucap Satpam yang sebenarnya tak enak hati karena ia mengenal siapa Fajri. "Gini saja mending den Fajri hubungi den Revan terlebih dahulu, kalau diizinkan saya akan buka kan pagar,"

Fajri menghela napasnya kasar, sudah ia lakukan menelpon Revan berulang kali namun tetap tak ada jawaban. Bahkan ia sudah mencoba menghubungi Keisya dari kemarin tapi tak bisa, sepertinya Keisya tidak mengaktifkan hpnya.

Fajri terus melihat kearah jam yang melingkar ditangan nya. Ia tidak memiliki waktu banyak untuk menemui Keisya.

Ditempat lain Keisya berdiri didepan jendela kamarnya melihat kearah gerbang rumah, ia melihat Fajri yang terus memohon kepada satpam yang menjaga terlihat dari gestur tubuhnya.

"Sya lo udah bangun?" Tanya Suci yang baru bangun. Kemarin Suci memutuskan untuk menginap saja menemani Keisya. Begitupun dengan Revan yang menjaga di luar.

Keisya berbalik menatap Suci yang masih mengumpulkan nyawanya. "Ci gue mau ketemu sama Fajri,"

Ucapan Keisya berhasil membuat mata Suci membulat seutuhnya. "Apa?! Gue gak salah denger?" Tanya Suci

Keisya menggelengkan kepalanya, "Fajri ada didepan,"

Lagi-lagi Suci tekejut langsung bangkit dan melihat keluar jendela, ternyata benar. "Ngapain pagi-pagi disini?"

Keisya mengedikkan bahunya, "Makanya gue mau nemuin dia dulu,"

"Gue cuci muka dulu,"

"Gak usah gue sendiri aja,"

"Gak! Gue gak mau lo kenapa-napa. Kondisi lo itu belum membaik Keisya!"

"Gue gak pa-pa Ci," ucap Keisya meyakinkan.

"Gue gak itu keluar, gue liatin dari ruang tamu aja!"

Keisya menghela napas lalu menganggukkan kepalanya. Suci langsung berlari kecil menuju kamar mandi.

Tak membutuhkan waktu lama Suci sudah kembali lagi. Lalu mereka berjalan bersama keluar kamar untuk menemui Fajri.

"Mau kemana?" Tanya Revan yang ternyata sudah bangun juga.

Suci memberi kode kepada Keisya untuk melanjutkan menemui Fajri biarkan Revan menjadi urusan nya.

Perlahan Keisya membuka pintu rumahnya, bersamaan Fajri yang langsung menatapnya.

Keisya memalingkan wajah nya agar tidak saling bertatapan dengan Fajri. Ia menarik napas dan menghebuskan nya secara perlahan menyiapkan diri apapun yang akan terjadi.

Kakinya melangkah mendekat kearah Fajri, satpam yang menjaga langsung membukakan gerbang.

Fajri hendak lebih dekat kearah Keisya, tapi Keisya malah mundur.

"Sya lo gak pa-pa kan?" Tanya Fajri dengan nada khawatir dan teselip rasa lega karena akhirnya dapat bertemu dengan Keisya.

"Lo ngapain pagi-pagi kesini?" Tanya Keisya dengan suara sedikit lemah, wajahnya pun masih terlihat pucat.

"Ikut gue yuk Sya! Bentar aja,"

Keisya menanggukkan kepalanya. Lalu mengikuti langkah Fajri yang berjalan didepan nya.

About Us And Him 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang