1. Teman Baru

55.2K 2.1K 87
                                    

Ketemu cerita ini darimana?

Mana nih tim baca ulang?

Tim baru baca merapat juga yok!

Tim baru baca merapat juga yok!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

BAB 1 : Teman Baru

Di pagi yang cerah, jam menunjukkan pukul 06.00 WIB saat Mitrabachtera Mansion mulai hidup. Mansion megah itu berdiri megah di tengah kebun yang terawat rapi, dikelilingi oleh pepohonan yang menjulang tinggi dan bunga-bunga berwarna cerah yang bermekaran. Kesejukan udara pagi menyelimuti setiap sudut, sementara sinar matahari perlahan menyinari fasad bangunan yang terbuat dari batu marmer putih, memberikan kesan anggun dan berkelas.

Di dalam kamar yang elegan dan penuh nuansa klasik, seorang wanita terbangun dari tidur nyenyaknya, terkejut oleh suara alarm yang berbunyi nyaring, mengganggu ketenangan pagi yang seharusnya damai. Suara monoton itu terus berdering, seolah menuntutnya untuk segera bangkit dari pelukan mimpi yang manis.

Sinar matahari perlahan menyelinap melalui jendela kamar, menerobos tirai yang terlipat, dan membanjiri ruangan dengan cahaya hangat. Sinar itu menyentuh wajahnya yang cantik, memancarkan keindahan yang semakin terlihat saat ia berusaha membuka matanya. Rambutnya yang tergerai tampak berkilau dalam cahaya pagi, dan dengan enggan, ia menyadari bahwa tidak ada pilihan lain—hari baru telah tiba, dan tanggung jawab menunggu di depan.

Dengan sedikit mengerang, ia menggeser selimut yang menutupi tubuhnya, merasakan dinginnya udara di kulitnya. Ia menarik nafas dalam-dalam, mencoba mengumpulkan semangat untuk memulai hari. Meskipun rasa malas masih membayangi, keinginan untuk menjalani rutinitasnya mengalahkan rasa kantuk yang membelenggu.

Mau tidak mau, ia harus bangun dari tidurnya. Sebuah hari baru menanti, penuh dengan peluang dan tantangan yang menunggu untuk dijelajahi.

Wanita itu bangkit dari rebahannya, merasakan ketegangan di otot-ototnya setelah semalaman terlelap. Ia duduk di tepi kasur, merenggangkan tubuhnya sambil mengumpulkan kesadaran yang perlahan kembali. Dengan mengusap wajahnya, ia mencoba menghilangkan sisa-sisa kantuk yang masih menggelayut.

Rambutnya yang panjang dan lebat tergerai di bahu, sedikit kusut, namun tetap terlihat indah. Setelah merasa siap, ia berdiri dan menapaki lantai yang dingin, merasakan sensasi segar yang menyentuh telapak kakinya. Dengan langkah mantap, ia menuju lemari yang terletak di sudut ruangan.

Lemari kayu elegan itu terlihat rapi, dengan berbagai pilihan pakaian tersusun rapi di dalamnya. Ia membuka pintu lemari, melihat deretan blus, rok, kaus, kemeja, celana panjang, celana pendek, dan gaun yang menggoda mata. Dengan penuh perhatian, ia memilih pakaian yang layak untuk bekerja, mengingat betapa pentingnya hari ini. Pakaian yang dipilihnya adalah blazer berwarna navy, blus putih yang anggun dipadukan dengan celana panjang hitam yang sederhana namun elegan.

Setelah selesai memilah-milih pakaian, Keyla melangkah menuju kamar mandi. Suara aliran air terdengar menenangkan saat ia membuka keran, dan aroma segar dari sabun mandi menyambutnya. Ia mengambil sikat gigi dan mulai menggosok gigi, melihat bayangannya di cermin dengan ekspresi dingin dan serius. Tak ada senyum yang menghiasi wajahnya. Setiap gerakan terasa terukur dan penuh fokus.

Dijodohkan dengan CEO Cacat - TAHAP REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang