Bab 2 : Pertemuan dalam Meeting
Di ruang makan yang mewah, sepasang suami-istri dan putra semata wayangnya yang duduk di atas kursi roda sedang sarapan bersama. Suasana pagi dipenuhi aroma kopi dan roti panggang yang masih hangat.
"Ken, kamu sudah yakin mau dijodohin sama anak dari sahabat Mama?" tanya Elvina, wajahnya penuh kecemasan saat menatap Kenzo.
"Yakin, Ma," jawab Kenzo singkat, matanya sesekali melirik ke arah makanan di depannya. Ia menyendok sereal dan memasukkannya ke mulut, meski pikirannya tampak jauh.
Arka, sang ayah, menatap Elvina sebelum kembali fokus pada Kenzo. "Apa gak lebih baik kamu cari sendiri aja, Kenzo? Dijodohin itu kan belum tentu bikin kamu bahagia," bujuknya, nada suaranya lembut.
"Pa, Ma, Kenzo sudah pikirkan ini matang-matang. Urusan bahagia atau enggak, nanti Kenzo yang rencanakan. Kenzo percaya sama Papa Mama. Pasti bisa milih pasangan yang terbaik buat Kenzo," jawab Kenzo dengan tegas.
"Kenzo, kami hanya ingin kamu bahagia." Elvina menimpali, suara penuh kasih. "Dijodohkan bisa terasa seperti sebuah tekanan."
"Tapi, Ma, aku juga merasakan tekanan dari orang-orang yang sudah aku coba dekati. Mereka semua gak mau sama Kenzo yang kondisinya kayak gini." Kenzo menjelaskan, raut wajahnya serius.
Arka menggeleng pelan. "Kita hanya ingin yang terbaik untukmu, Ken. Pasti ada banyak wanita di luar sana yang bisa menerima kamu apa adanya."
"Kenzo sudah cari, tapi mereka semua mau barang mahal terus. Tabungan Kenzo kan terbatas, Ma," tambahnya, dengan nada putus asa.
Elvina menghela napas, merasa berat mendengar kata-kata anaknya. "Kalau itu yang kamu mau, Mama akan dukung. Tapi hati-hati ya, Ken. Nanti malam di Star Shine Restaurant jam 7, ya?" tanyanya, matanya penuh harapan.
"Siap, Ma," jawab Kenzo sambil tersenyum tipis, lalu melanjutkan sarapannya.
Setelah selesai, Kenzo memundurkan kursi rodanya, mendorongnya dengan kedua tangan. "Kenzo mau berangkat kerja dulu, Pa, Ma. Jaga diri baik-baik di rumah, ya," ucapnya sebelum pamit.
"Hati-hati, ya," kata Arka, menepuk bahu Kenzo lembut. Kenzo mengangguk, merasakan kasih sayang orang tuanya.
Tak lama kemudian, sekretaris Kenzo, Reymond Putra Andrianto, atau Rey, datang menghampiri mereka. "Selamat pagi, Tuan dan Nyonya Verdianto. Selamat pagi Tuan Kenzo," ucap Rey dengan hormat.
"Pagi juga, Rey," balas Arka dan Elvina, sementara Kenzo hanya menganggukkan kepala.
"Kalau begitu saya serahkan Kenzo kepada kamu, ya, Rey," ucap Elvina dengan nada penuh rasa percaya.
"Siap, Nyonya Verdianto. Menjaga Tuan Kenzo adalah tugas saya," balas Rey, senyum tulus menghiasi wajahnya.
Rey mendorong kursi roda Kenzo menuju mobil yang terparkir di depan. Dengan cekatan, Rey membantu Kenzo masuk ke dalam mobil, lalu melipat kursi roda dan memasukkannya ke bagasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dijodohkan dengan CEO Cacat - TAHAP REVISI
RomanceTAMAT - PART MASIH LENGKAP FOLLOW SEBELUM MEMBACA *** Kisah ini mengisahkan tentang Kenzo Antonie Verdianto, putra tunggal dari keluarga Verdianto, yang dijodohkan dengan Keyla Alkeysia Mitrabachtera, putri tunggal dari keluarga Mitrabachtera. Kenzo...