39. BERDAMAI

2.8K 206 7
                                    

Bab 39 : Berdamai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bab 39 : Berdamai

"Tunggu!"

Keyla menoleh kepalanya, menatap Jordan dengan menaikkan sebelah alisnya.

"Bisa ngobrol sebentar?" tanya Jordan. Keyla berpikir sejenak kemudian menganggukkan kepalanya dan kembali duduk di kursi.

"Kiki duduk di sofa dulu, ya," ucap Jordan. Kiki pun menuruti ucapan Jordan. Ia turun dari ranjang pasien dan bermain di sofa sendiri.

"Gue pengen minta maaf—"

"Udah gue maafin," balas Keyla tersenyum menatap Jordan.

"Makasih juga udah nolongin Kiki."

"You're welcome."

"Lo udah cerai sama mantan istri lo?"

Jordan mengernyitkan dahinya dan menatap Keyla dengan tatapan bingung. "Lo tau dari mana?"

"Dari anak lo."

Jordan terkejut bukan main. Ia benar-benar mengenal putrinya. Kiki tidak akan dengan mudahnya menceritakan masalah keluarganya kepada orang lain, apalagi dengaj orang asing, yang baru dikenal tidak lama.

"Wow," gumam Jordan sembari menggelengkan kepalanya. Ia menatap Keyla dengan tatapan takjub. Keyla yang bingung pun mengernyitkan dahinya.

"Kenapa?"

"Hebat lo."

"Hah?!!!"

"Iya, lo hebat."

"Gue hebat apaan, Jordan?!!!"

Jordan terkekeh pelan melihat Keyla menatapnya dengan tatapan kesal.

"Lo hebat, bisa bikin anak gue terbuka sama lo. Kiki anaknya gak akan bisa akrab sama orang asing secepat itu. Butuh waktu lama banget akrab sama orang lain. Dan lo dengan mudahnya bikin dia akrab dan nyaman sama lo."

"Lo bilang gue orang asing?!! Fine!" Keyla bangkit berdiri dengan tidak bersahabat.

"Astaga! Gak gitu juga maksud gue!" Keyla terkekeh pelan kemudian kembali duduk.

"Makin lama lo jadi istri orang, jadi gampang ngambek, ya. Jangan kayak dulu. Dulu lo 'kan gampang ngambekan orangnya," ejek Jordan dengan bibirnya mengembangkan senyuman miring.

"Apa-apaan sih lo!" Keyla menatap tajam Jordan. Jordan tertawa melihat tatapan itu.

"Galak bener jadi istri orang." Jordan mengejek Keyla lagi.

Keyla menghela nafas. "Untung lo pasien. Kalau bukan, udah gue gampar tuh mulut. Kalau gue mulai sekarang gamparnya, ya kesan gue ke Kiki jadi sebaliknya. Nanti tiba-tiba ada yang masuk gue dituduh orang jahat. Padahal gue orang baik gini."

"Berani gampar aja kaga," ucap Jordan yang masih setia memancing emosi Keyla. Itulah hobinya dari dulu saat mereka masih dalam hubungan pacaran.

"Udahlah, gue males debat sama pasien gak tau sopan santun kayak lo!"

Dijodohkan dengan CEO Cacat - TAHAP REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang