Penjelasan

2.1K 107 5
                                    

"Jadi bagaimana?" ujarnya seorang paruh baya menatap seorang laki laki di hadapannya yang masih menatap sendu ke arah beberapa lembar kertas di meja.

"S-saya... Saya tidak bisa menerima ini." jawab laki-laki tersebut. Lelaki paruh baya itu tersenyum.

"Noval...noval kamu dibodohi oleh cinta, ini akan menguntungkan untuk pesantrenmu ini, lihatlah para santri di sini hanya makan seadanya, mereka terpaksa di sini karena biaya di sini murah." ujar lelaki itu.

"Oleh karena biaya di sini murah, aku ingin membantumu membuat pesantren ini terkenal dan berkualitas, santri di sini tidak lagi makan seadanya tetapi makan makanan yang cocok untuk perut malang mereka." lanjutnya membuat Noval geram.

"Maaf, Pak, saya tidak bisa menerima ini, dulu saya memang mencintai anak bapak tapi sekarang seiring bertambah dewasanya saya, saya menemukan orang yang lebih cocok untuk saya lagipula di saat saya dan keluarga setuju untuk menjodohkan saya dengan anak bapak, bapak malah pergu membawanya jauh dari saya, apa bapak tahu saya saat itu benar-benar terpuruk?" ujar Noval tak kalah panjang.

Seketika lelaki itu terdiam.

"Sudahlah, Noval, cepat tanda tangani kontrak tersebut." balas lelaki itu mengalihkan pembicaraan.

"Sampai kapan pun saya tidak akan menandatangani kontrak ini dan satu lagi, saya tidak akan menceraikan Levy dan kembali pada anak bapak, silahkan bapak pergi!" tukas Noval sambik membuka pintu ruangannya.

"Baiklah." ujar lelaki tersebut bangun dari duduknya dan berjalan menuju pintu keluar, "Saya harap kamu tidak akan menyesal Noval." ujarnya lagi sebelum pergi meninggalkan ruangan Noval.

Noval menutup pintu ruangannya dan kembali duduk di kursinya.

"Apa yang bisa aku lakuin lagi? Levy aku gak bisa lepasin kamu tapi di sisi lain aku juga mencintai seseorang yang sudah lama menempati hatiku, Ya Allah hamba harus bagaimana?" gumamnya sambil mengusap wajahnya kasar.

****

"Gue pulang ya." pamit Levy ke Reynand.

"Iya, tiati lu di jalan jangan nyeleneh." ujar Reynand.

"Iyaa, byee." ujar Levy meninggalkan Reynand di halaman rumah.

"Vy, gimana gue bisa buka hati gue kalau sikap lu gini terus ke gue." gumam Reynand sambil terus memperhatikan motor Levy yang semakin lama menjauh dan menghilang dari pandangan. 

"Ahh... kenapa gue jadi gamon?" ujar Reynand mengacak rambutnya frustasi.

Ting...

Suara handphone Reynand mengalihkan pandangan Reynand. 

Message from Anna

Kak, ayo kita terapi

Reynand mendegus nafas kesal. Sebenarnya dia tidak mau tapi dia ingat perkataan Levy.

"Lu harus tetap temenin dia terapi, lu pandangnya si Anna aja jangan pandang Alfian, urusan Alfian nanti gue yang urus, Oke?"

Ya, gimana Reynand bisa lupain Levy ya kan? Levy nya aja begitu. So kita liat selanjutnya oke?

****

Krekkk....

Suara pintu terbuka terdengar sangat jelas tetapi hal itu tidak membuat seseorang yang kini sudah tertidur pulas pun tidak terganggu sama sekali. Noval tersenyum melihat wajah Levy yang kini tertidur dengan mulut menganga. 

Anak UstadzTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang