Terungkap

1.1K 56 0
                                    

Noval berjalan keluar pesantren dengan tekad yang bulat. Ya, dia akan pergi berkencan dengan Elmeyra demi pesantren Abi.

Elmeyra tersenyum sumringah melihat kedatangan Noval. Elmeyra keluar dari mobil.

"Wahh jadi kamu beneran mau kencan sama aku nih? " Tanya Elmeyra dengan senyuman lebarnya.

"Gosah banyak nanya. " Balas Noval sambil masuk ke mobil.

Elmeyra dengan senyuman lebarnya ikut masuk ke mobil.

Tepat setelah mobil Elmeyra berjalan. Mobil mereka bertemu dengan Levy dan Sekar yang sedang naik motor.

Mereka sama sekali tak menghiraukan apa-apa sama halnya dengan Elmeyra dan Noval.

*****

Sebuah mobil merah berjalan pelan. Mobil itu membelah jalan dengan semangat. Dua orang insan di dalamnya sibuk dengan pikiran masing-masing.

"Aku ga nyangka kamu beneran mau kencan sama aku, padahal kamu udah jadi suami orang. "

Ucapan Elmeyra tidak dihiraukan oleh Noval yang serius sedang mengendarai mobil merah itu.

"Aku kayak gini demi pesantren bukan mau ngikutin kemauan kamu. " Ujar Noval.

Elmeyra mengangguk pelan.

"Ouhh gituu. "

*****

Di pesantren, Levy dan Sekar yang sudah sampai segera berjalan masuk ke dalam rumah.

Levy melihat Putri yang sedang menjemur anaknya.

"Assalamu'alaikum kak. " Salam Levy dan Sekar.

Putri menoleh dan menjawab salam mereka.

"Waalaikumsalam, kenapa dek? Noval baru aja keluar. " Jawab Putri sambil tersenyum.

"Aku gak lagi cari Noval, Kak. "

"Oalahh aku kira kamu cari Noval, soalnya tadi dia pergi buru-buru. " Ucap Putri.

"Ouh gituu, yaudah aku masuk dulu ya kak. " Pamit Levy yang dibalas anggukan pelan oleh Putri.

Levy dan Sekar segera berjalan menuju kamar Levy. Sesampainya di sana, Levy segera menghampiri laci yang dimaksud.

"Dikunci, Kar, gue gatau kuncinya dimana. " Keluh Levy.

Sekar melihat ke arah sekitar kamar mencoba melihat adakah barang yang bisa ia gunakan.

"Levy, lu ada jepitan lidi gitu ga? " Tanya Sekar setelah putus asa mondar-mandir mencari barang yang bernama kunci tersebut.

"Sebentar."

Levy membuka laci meja rias dan mencari barang yang diminta Sekar.

"Nih ada. " Ucap Levy memberikan jepitan lidi tersebut ke Sekar.

Sekar menerima jepitan tersebut dan mulai mengotak-atik kunci dari laci nakas tersebut. Beberapa menit berlalu, Sekar masih dengan posisinya sedangkan Levy terus memperhatikan gerak gerik tangan Sekar.

Klikk...

"Asikk bisa kebukaaa, keknya lu berbakat jadi maling deh. " Puji Levy sambil terkekeh pelan.

Anak UstadzTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang