"Ayok, Lev." ujar Rikza yang kini sudah berdiri di samping Levy yang masih sibuk memasukkan alat tulisnya ke dalam tas.
"Bentar." ucap Levy melanjutkan aktivitasnya.
Setelah selesai, mereka berdua berjalan menyusuri lorong menuju lahan parkiran. Di lorong banyak yang memperbincangkan Levy. Sedangkan Levy hanya menundukkan kepalanya. Jujur dia merasa risih diperbincangkan seperti itu.
Tapi Levy sudah kebal dengan
"Cihh, tuh cewek bener bener murahnya."
"Tau pake pelet apaan tuh sampe cowok digebet semua."
"Bukan pelet kali, tuh cewek nya aja yang kegatelan."
"Kemaren sama Reynand dicium tuh, sekarang sama Rikza jangan jangan dah gak suci."
"Jadi cewek kok murah."
"JAGA OMONGAN LU SEMUA YA!!! LU SEMUA TUH YANG MURAH MAKE BEDAK KOK SAMPE PABRIKNYA LU BORONG PANTES AJA TUH MUKA PUTIH BANGET KEK KUNTILANAK NYARI POCONG BIAR DIKAWININ." balas Rikza, Levy sontak langsung menarik tangannya.
"Gak usah nyari ribut sama mereka bisa gak sih." ujar Levy tegas.
"Lu gak kesel apa setiap hari digituin?" tanya Rikza sambil naik ke atas motornya.
"Buat apa? Lagi pula gue udah kebal sama yang namanya diomongin." jawab Levy.
"Serah lu deh." ujar Rikza.
Mereka pulang dengan suasana sunyi. Rikza yang fokus menyetir dan Levy yang sibuk dengan ponselnya.
"Lev, makan dulu yuk." ajak Rikza. Tidak ada jawaban dari Levy.
"Levv?" panggil Rikza.
"LEVY!"
"Eh iya ada apa?" jawab Levy.
"Gue panggilin dari tadi juga." ujar Rikza.
"Ya maaf, gue habis ngabarin Noval kalo gue udah pulang." ucap Levy.
"Oh, enak ya jadi Noval."
"Hah? Apanya yang enak?" tanya Levy.
"Iya enak, dia bisa nikah sama lu tanpa harus merjuangin lu dulu dengan susah payah, lah gue merjuangin lu 3 tahun gak dapet dapet." ujar Rikza sambil tersenyum pahit.
Levy terkekeh pelan, "Katanya mau ngajakin makan, kuy lah makan dulu laper nih gue." ujar Levy.
"Siap, princess." ucap Rikza.
Levy tersenyum mendengar ucapan Rikza barusan. Walaupun Rikza tahu bahwa dirinya sudah sah milik orang lain, tetapi Rikza perlahan lahan mulai mengikhlaskan dirinya bersama dengan Noval. Posisi Rikza memang menyakitkan bukan?
Emang sih nyakitin banget- author
Heh lu yang bikin gue sakit hati kek gini ya- Rikza
Bodo wlee-author
Ayok apakah ada readers yang mau sama gue? Tar langsung gue lamar dah- Rikza
Back to topic
Rikza membelokan arah motornya ke salah satu restoran yang ada di daerah Jakarta.
"Lu bener mau makan di sini? Mahal mahal makanannya." ucap Levy melihat ke arah dalam restoran.
"Gak apa-apalah sekali-kali." balas Rikza sambil terkekeh.
"Lu mah enak duit banyak, lah gue duit sisa goceng doank ini." ujar Levy dengan wajah lesu.
"Selow hari ini gue traktir dah." ucap Rikza sambil mengusap kepala Levy.
"Makasih ya, lu emang ter-the best dah."
Mereka berdua berjalan masuk ke dalam restoran. Di dalam bisa di bilang cukup ramai oleh pengunjung tempatnya emang bikin orang nyaman. Jadi, gak diragukan lagi pasti banyak yang datang, tetapi pasti pengunjungnya rata-rata adalah high class.
Mereka duduk di salah satu meja. Seorang pelayan menghampiri mereka membawa daftar menu makanan.
"Lu mau makan apa, Lev?" tanya Rikza.
"Apa yang lu pesen aja gue makan, kan lu yang traktir." jawab Levy.
Rikza mengangguk dan mulai memesan beberapa menu makanan yang bisa di bilang harganya bikin mati di tempat. Setelah pelayan pergi, Levy bertanya kepada Rikza.
"Lu kenapa dah Za, tiba-tiba ngajakin gue pulbar terus makan di restoran bintang banyak kek gini?" tanya Levy mengerutkan keningnya.
"Gak ada salahnya kan gue ngajak orang yang gue sayang makan di tempat makanan yang enak kek gini." jawab Rikza yang sukses membuat Levy kaget.
"Asal lu tahu Lev, awalnya tempat ini pengen gue sewa buat acara gue lamar lu, Lev." lanjut Rikza.
"Tapi harapan gue pupus seketika." ujar Rikza lagi dengan berat. Lagi dan lagi Rikza membuat Levy merasa bersalah karena keputusannya menerima perjodohan dirinya dengan Noval
"Za, lu pasti dapet pengganti gue kok dan pasti lebih baik bagi gue." ucap Levy sambil tersenyum.
"Lev, apa gak ada kesempatan buat gue?" tanya Rikza menatap manik mata Levy lekat.
"G-gue gak tahu." jawab Levy menundukkan kepalanya.
"Lev, inget kata-kata gue kali ini, gue akan berusaha sekeras mungkin untuk mendapatkan lu sekalipun harus dibayar nyawa." ujar Rikza.
Levy ingin bertanya lagi tetapi pelayan sudah datang menghampiri meja mereka sambil membawa nampan penuh dengan isi pesanan.
Hayo kenapa hayooooo?
****
"Makasih ya, Za, udah nganterin gue pulang." ujar Levy.
"Yo, sama-sama." balas Rikza.
"Yaudah gue pulang dulu ya." pamit Rikza.
"Iya hati-hati." ujar Levy.
Rikza tersenyum dan memacu pedal gas motornya meninggalkan Levy yang masih berdiri di dwpan gerbang rumahnya.
"Katanya pulang sama temen cewek." suara bariton di belakangnya sontak membuat Levy kaget bukan main.
Itu kan suara Noval, bukannya dia pulang malem, habislah gueee-Levy
Okay gaes
Ceritanya udah melewati fase revisi
sekarang gantian yang different love
Ehe
Please vote, comment and share
KAMU SEDANG MEMBACA
Anak Ustadz
RomansaGimana rasanya dijodohin sama anak ustadz. Nggak lucu banget kan? Dengan lapang dada dengan senyum tulus aku menerima perjodohan ini walaupun hatiku masih menetap pada seseorang. Tapi anak ustadz ini selalu menghiburku dan membantuku untuk melupaka...