Curahan

1K 63 1
                                    


"Udah donk nangisnya, udah ya. " Ujar seorang lelaki berusaha menenangkan perempuan yang kini tengah menangis.

Bahunya yang naik turun dan bergetar membuat sang lelaki merasa kasihan. Sekali lagi lelaki tersebut mengusap pelan bahu  Si perempuan.

"K-kenapa... Kenapa g-gue ga bisa b-bahagia sihh Al? " Ucap perempuan itu.

"Lu bisa bahagia. " Jawab Alfian.

Yap, kini Alfian berusaha menenangkan Elmeyra setelah kejadian di kafe tadi. Kafe tersebut milik saudara Alfian, Elmeyra sendiri yang meminta Alfian untuk mengantarkannya ke sana.

Alfian awalnya tidak tahu dan mengikuti titah Elmeyra. Hingga mereka berdua mengintip pertengkaran kecil antara Levy, Sekar dan Noval. Alfian baru paham.

"Buktinya, dia malah ngusir gue. " Balas Elmeyra.

"Dia bukan ngusir, tapi kesel liat lu. " Jawab Alfian.

"Kok lu ngomong gitu sih. " Ujar Elmeyra kembali menangis.

"E-ehh udah donk nangisnya, udah jangan pikirin mereka anggap semua udah berlalu dan lu ga ada urusan lagi sama mereka. "

"Seenaknya aja lu bilang gitu, lu gatau apa yang gue rasain, lu ga pernah ada di posisi gue, Al. " Ucap Elmeyra diiringi sesungukan tangisnya.

Alfian menatap Elmeyra dalam dan mengusap wajahnya gusar.

"Terus gimana caranya tenangin lu ya Allah. " Ujar Alfian yang merasa frustasi sendiri menghadapi Elmeyra.

Elmeyra terkekeh pelan melihat sikap Alfian yang seolah-olah pasrah oleh keadaan.

Alfian melirik Elmeyra yang terkekeh.

"Apa? Seneng lu liat gue frustasi hah? " Tanya Alfian dengan nada ketusnya.

"Lu lucu juga ya. " Jawab Elmeyra masih dengan kekehan miliknya.

"Iya tau gue lucu dari kecil, dah jangan nangis nangis lagi, nih hapus dulu air mata lu." Ujar Alfian menyerahkan sapu tangan kecil ke Elmeyra.

Elmeyra menerimanya dan mulai menghapus air matanya sendiri. Setelah itu, keheningan menyelimuti mereka berdua. Mereka sibuk dengan pikiran mereka masing-masing.

"Makasih, Al. " Ucapan Elmeyra memecahkan keheningan.

"Kalo ga ada lu mungkin gue beneran rapuh, gue capek hidup dikekang sama ayah gue jadi gue mau mencari hidup gue sendiri tapi nyatanya gabisa. " Lanjutnya.

"Bukan gabisa tapi belum bisa, masih panjang jalan hidup lu jadi jangan stuck sama satu tempat. " Potong Alfian.

"Mungkin." Jawab  Elmeyra menatap kosong ke depan.

"Dan lagi, jangan pernah ngejar orang yang sama sekali ga peduli sama lu, kita punya kehidupan masing-masing dan juga takdir masing-masing, inget when Pak Habibie said.. " Ujar Alfian.

"Apa? " Tanya Elmeyra.

"Kalau memang dia dilahirkan untuk saya, kamu jungkir balik pun tetap saya yang dapat, jadi ga usah bingung soal jodoh okei? " Jawab Alfian yang dibalas anggukan pelan oleh Elmeyra.

"Dan lagi nih lu jangan pernah merasa sendiri atau sedih, lu punya gue, gue temen lu kapan pun lu butuh sesuatu gue pastiin kalo gue ada buat lu. " Lanjut Alfian mengusap pelan kepala Elmeyra.

Deg...

Jantung Elmeyra berdetak sangat cepat.

"Udah yukk pulang, dah sore nih. " Ajak Alfian bangkit dari duduknya.

Anak UstadzTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang