Sadar

1.2K 68 3
                                    


Levy berjalan memasuki ruangan bernuansa putih. Ia melihat seseorang yang kini telah terbaring lemah di depannya.

Orang itu masih menutup matanya erat, seperti ada lem yang merekat di mata orang itu.

Sudah seminggu orang ini tak sadarkan diri semenjak hari itu.

****

Seminggu yang lalu...

Levy terdiam membeku melihat ke arah truk yang datang dari arah kanannya.

"LEVYY!! MINGGIR!! AWASS!! " teriak Noval.

Mobil itu terus melaju, truk itu mengeluarkan klakson terus menerus. Beberapa orang di sana terlihat histeris.

Sisa satu meter tubuh Levy akan tertubruk oleh truk itu.

Noval yang melihat Levy tak berkutik sedikit pun segera berlari mendekati Levy.

"LEVYYY!!AWASSS!!"

Noval mendorong Levy ke pinggir.

CITTT..... BRAKKK....

Tubuh Noval terpental. Truk itu membanting stir ke arah pohon besar setelah membuat tubuh Noval terpental.

Levy yang jatuh di atas trotoar, seketika tersadar dan melihat Noval yang berjarak lumayan jauh dari dirinya. Tubuh Noval berlumuran darah. Levy berlari menghampiri tubuh Noval.

"N-Noval... "

Lirih Levy memeluk tubuh Noval dan menangis.

Reynand yang kebetulan lewat di jalan itu, menatap bingung ke arah keramaian orang-orang.

Reynand berjalan mendekat ke arah kerumunan itu dan kaget melihat Levy dan Noval.

Reynand berlari menuju rumah sakit. Untungnya kecelakaan tersebut terjadi di depan rumah sakit. Beberapa perawat keluar membawa tandu dan mengangkat tubuh Noval.

Levy masih menangis histeris melihat keadaan Noval. Reynand memeluk Levy erat.

Umi dan Putri yang juga baru saja datang kaget melihat Noval yang berlumuran darah.

Hari itu, Levy belum bisa memaafkan dirinya. Ini semua terjadi karena dirinya yang terus-terusan memaksa Noval.

Ia merasa dia yang salah, Ia merasa seolah-olah merasa tersakiti padahal ada yang lebih sakit yaitu Noval.

"Rey, Noval begitu karena gue. " Ujar Levy di sela tangisnya.

"Sstt bukan karena lu kok, Lev, kan truknya juga remnya blong. " Ucap Reynand berusaha menenangkan Levy.

"Iya, Lev ini bukan karena lu kok mending sekarang lu berdoa semoga Noval ga kenapa-napa" Tambah Sekar mengusap pundak Levy yang naik turun.

Di bangku depan mereka duduk, terdapat Umi dan Putri yang juga sedih. Umi sebenarnya sangat sakit hati terhadap Levy.

Pertama, karena surat perceraian itu yang sukses membuat Noval merasa down dan yang kedua saat Noval menyelamatkan Levy dadi kecelakaan.

Umi tidak mengerti mengapa Noval masih tetap menyelamatkan Levy padahal Levy sudah membuatnya sakit hati.

Anak UstadzTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang