Musibah

1.1K 58 5
                                    

"N-Noval... "

Noval membalikkan badannya dan mendapati Levy sedang melihatnya sambil berurai air mata. Noval segera melepaskan pelukannya dengan Elmeyra.

"L-Levy aku bisa jelasin kok, aku sama Elmeyra udah ga ada apa-apa sekarang bener deh. " Ucap Noval mendekati Levy tetapi Levy berjalan mundur.

"Ya kan, Ra? " Tanya Noval ke Elmeyra.

Namun yang ditanya entah hilang kemana. Noval berdecak pelan dan melanjutkan langkahnya menuju Levy.

"Berhenti! " Bentak Levy.

Levy mengangkat surat yang berasal dari pengadilan agama itu tinggi.

"Tadinya aku mau robek ini di depan kamu, karena aku tau kamu ga salah.. " Ucap Levy dengan berurai air mata.

"Tapi sekarang aku jadi yakin, lebih baik kamu tanda tangan ini. " Lanjutnya.

"Ga, aku gamau tanda tangan ini. " Tolak Noval.

"Tapi dengan kamu ga tanda tangan ini, mau sejauh mana lagi kamu bikin aku nangis begini. " Tukas Levy.

"Aku gamau nangis lagi, aku mau kembali kayak dulu selalu happy bukan nangis kayak gini. " Lanjut Levy dengan nada parau.

Levy meletakkan kertas yang Ia bawa itu ke kursi panjang yang ada di sampingnya.

"Aku taruh sini, kamu bisa tanda tangan surat ini setelah itu kita selesai, kita kembali ke kehidupan kita yang sebelumnya yaitu ga saling mengenal dan hidup dengan jalan masing-masing. " Ujar Levy sebelum berlari pergi meninggalkan Noval di taman itu.

Noval yang melihat hal itu ikut berlari mengejar Levy sambil terus memanggil nama Levy.

Di balik pohon besar yang berada di taman itu, terlihat Elmeyra yang tersenyum.

"Lu mau ngapain lagi setelah ini? Katanya lu udah sadar tapi kenapa lu malah manas-manasin Levy pake peluk Noval segala?! " Protes lelaki di belakangnya.

Lelaki itu menatap malas perempuan di depannya.

"Kan gue udah bilang, setidaknya salah satu dari mereka berada di posisi gue. " Jawab Elmeyra.

"Abis ini udah kok, gue ga bakal ganggu mereka lagi. " Lanjut Elmeyra.

"Yakin? "

"Seratus persen yakin donk, Alfiann. " Jawab Elmeyra.

Mendadak mereka tak mengeluarkan suara. Mereka sibuk dengan pikiran mereka masing-masing.

By the way, bagaimana Alfian tiba-tiba muncul? Karena Anna dirawat di rumah sakit yang sama. Bertepatan pula, Alfian sedang gantian menjaga Anna dengan Rikza yang sekarang notabene-nya adalah pacar Anna.

"Al, gue mau new life sekarang. "

Ucapan Elmeyra yang tiba-tiba membuat Alfian menoleh.

"New life? " Tanya Alfian meyakinkan temannya bahwa Ia tak salah dengar.

"Iya, new life, lu mau kan ajarin gue berubah? " Tanya Elmeyra menatap dalam Alfian.

Alfian mengangguk pelan.

"Ada syaratnya. "

"Syarat? Apa syaratnya? " Tanya Elmeyra bingung karena biasanya Alfian pasti menolongnya tanpa syarat.

Alfian terdiam sejenak dan kembali menatap Elmeyra.

"Lu ga boleh nangis lagi, ga boleh gangguin orang lagi dan gue... "

Alfian menggantungkan ucapannya.

"Gue suka sama lu, jadi syarat yang harus lu penuhin adalah lu jadi pacar gue dan gue ga terima penolakan titik. " Ucap Alfian yang sukses membuat Elmeyra membulatkan matanya.

"L-lu suka sama gue? " Tanya Elmeyra.

Ia tak menyangka bahwa Alfian menyimpan perasaan untuknya. Padahal selama ini, Alfian mau membantunya untuk mendekati Noval.

"Iya sayang. " Jawab Alfian dengan terkekeh.

"Dah, sekarang lu jadi pacar gue dan mulai sekarang kita mulai new life oke. " Lanjut Alfian mengusap pelan pucuk kepala Elmeyra.

Alfian yakin dengan pilihannya karena malam itu.

****


Malam di mana Alfian bertemu dengan Sekar...

"Gue permisi. "

"ALFIAN! " Teriak Sekar yang membuat Alfian memberhentikan motornya.

Sekar berlari pelan menuju Alfian.

"Apalagi? " Tanya Alfian singkat.

"Kenapa lu kasih tau ke gue? Bukannya seharusnya lu jaga rahasia ini sama Elmeyra? " Tanya Sekar.

"Karena gue tau, cepat atau lambat semuanya bakal terungkap dan gue gamau orang yang gue sayang kembali terpojok terus terpuruk. " Jawab Alfian dengan tegas.

"M-maksud lu? "

"Iya, gue suka sama Elmeyra. " Ucapan Alfian membuat Sekar terdiam membeku

"Gue tau Kar, lu suka gue tapi sorry gue suka sama orang lain. " Lanjut Alfian.

"Iya Al gapapa, semoga lu happy sama Elmeyra ya, langgeng kalian. " Ucap Sekar membalikkan badan.

Alfian menganggukkan kepala dan melanjutkan perjalanannya menuju rumah.

Setelah sampai di kamar, Sekar menangis kencang. Lagi dan lagi. Cintanya tertolak.

Pertama oleh Reynand. Dan sekarang oleh Alfian.

Tapi ia paham, bahwa Tuhan pasti mengiriminya orang yang lebih baik. Ia bukan Elmeyra yang berambisi kuat, Ia menerima keadaan sekarang sekali pun membuatnya sakit dan terpuruk.

*****

Noval masih berlari mengejar Levy yang semakin jauh.

"Levy! Tunggu aku! " Teriaknya lagi.

Namun panggilannya itu tak dihiraukan sedikit pun oleh Levy. Walaupun banyak yang menegur dan menatap tajam ke arahnya karena berteriak di rumah sakit, Noval tak menghiraukan itu.

Noval terus mengejar Levy sampai keluar rumah sakit. Levy yang terus berlari tak memperhatikan sekitarnya. Levy menyebrang sembarangan.

Dari arah kanan datang sebuah truk yang sedang membawa pasir. Truk itu berjalan dengan kecepatan yang lumayan tinggi, supir yang saat itu menyetir kaget melihat Levy menyebrang.

Saat supir itu mulai mengerem mobil yang dibawanya, rem mobil tersebut ternyata blong.

"LEVYYYY AWAASSS!! "

Teriak Noval menatap Levy yang berlari di depannya dengan panik.

"LEVYYY!! "

Levy menoleh ke arah kanannya. Ia kaget namun badannya seperti tak bisa bergerak. Levy hanya diam membeku di tengah jalan itu.

"LEVYYY!! AWASS!!! "

CITTT..... BRAKKK....


Ayokk gass lanjut

Please vomment

Anak UstadzTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang