Setelah hari di mana, Reynand menungkapkan perasaannya semua berjalan seperti hari biasanya.
Levy sebenarnya ingin menghindar tapi buat apa toh, setiap saat dia harus berhadapan dengan Reynand yang notabene nya adalah ketua osis yang sering ngadain rapat mendadak dan segala urusan pasti diserahkan ke sekretaris.
Hari ini Levy harus pergi ke butik bersama Noval, tetapi rapat dadakan muncul secara tiba-tiba. Kini Levy berdiri di depan ruang OSIS sambil sibuk menelfon Noval agar jangan menjemputnya terlebih dahulu.
"Halo..."
"Val, jangan jemput aku dulu, aku ada rapat OSIS, pulang paling jam 5 an, ntar aku kabarin lagi."
"Oh iya.."
Tuttt....tuuutt...
Telpon mati.
"Gak mau masuk?" tanya seseorang yang membuatnya kaget.
"Mau masuk kok, baru mau masuk tadi abis nelpon." jawab Levy sambil membuka pintu ruang OSIS.
"Iya deh yang abis nelpon calon imam." ujar Reynand sambil tersenyum ketir.
"Ih, apaan sih." ucap Levy sambil duduk menuju kursinya.
Di dalam sudah banyak anak OSIS yang datang.
Posisi Levy kini duduk di samping Reynand. Jadi, posisi Reynand itu ada di tengah-tengah, samping kirinya waketos dan bendahara dan samping kanannya sekretaris dan anggota OSIS yang mengatur seluruh acara yang diselenggarakan atau biasa disebut dengan HUMAS.
"Assalamualaikum, sore semua." sapa Reynand dengan posisi berdiri.
Seluruh anggota OSIS menjawab sapaan Reynand.
"Baiklah kita langsung saja menuju inti pertemuan kita kali ini, terima kasih yang sudah datang karena saya mengadakan rapat ini mendadak sekali." ujar Reynand lalu memberikan jeda untuk kembali melanjutkan ucapannya.
"Sekolah akan mengadakan acara akhir tahun, nah sekolah ingin kita membuat pertunjukan, terserah mau pertunjukan apa, tetapi lebih baik lagi kalau kita menampilkan drama sama tari-tarian tradisional
kita bisa konsultasikan nanti sama ketua eskul tari dan ketua eskul sastra, selain pertunjukan juga akan diadakan lomba, menurut kalian lomba apa yang cocok untuk acara kali ini?" tanya Reynand ke seluruh anak buahnya. Satu dua orang pun mengangkat tangannya dan menyampaikan pendapatnya.
Tidak membutuhkan waktu lama, akhirnya sudah ditemukan jalan keluar dari masalah ini.
"Sekarang untuk pertunjukan drama, kita tanyakan langsung oleh ketuanya, mumpung ketuanya di sini." ujar Reynand.
"Ok, kalo saya sih boleh boleh saja asalkan ada donatur yang bersedia membantu pengeluaran yang dikeluarkan anak sastra, karena ini membutuhkan biaya yang cukup banyak." ucap Levy.
"Jadi mau menampilkan drama apa?" tanya Nadia, bendahara OSIS.
"Gimana kalo drama Sleeping beauty?" tanya seorang anggota OSIS perempuan.
"Boleh boleh aja sih." ujar Reynand.
"Kalau kayak gini mesti dibicarain dulu sama anak sastra, gimana kalo besok jam pertama kita pakai buat rapat aja di ruang sastra?" ucap Levy.
"Ada yang ulangan gak besok?" tanya Reynand yang dibalas gelengan kepala oleh anak buahnya.
"Ok berarti besok jam pertama kita ngumpul di ruang sastra, baik mari kita akhiri rapat kita dengan membaca do'a, baca do'a menurut agama dan keyakinan masing-masing dimulai." ujar Reynand menutup sekaligus memimpin do'a pada rapat kali ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anak Ustadz
RomanceGimana rasanya dijodohin sama anak ustadz. Nggak lucu banget kan? Dengan lapang dada dengan senyum tulus aku menerima perjodohan ini walaupun hatiku masih menetap pada seseorang. Tapi anak ustadz ini selalu menghiburku dan membantuku untuk melupaka...