E M P A T

3.5K 337 14
                                    

Teari

Aku terbangun dengan tubuh yang luar biasa pegal. Semalaman aku menghabisakan beberapa kaleng minuman yang pada akhirnya membuatku tak bisa berjalan menuju kamar dan tergeletak di sofa ruang TV Apartment-ku.

"Aaaww!" ucapku sambil memegang kepalaku.

Aku beranjak menuju dapur untuk mengambil air putih sambil melihat beberapa notifikasi di handphone-ku.

4 missed call
Mama.

Aku menekan kata "call" pada handphone-ku yang tak lama kemudian terdengar ocehan dari wanita paling cerewet namun tetap ku sayangi.

"Rere, mama bilang apa? handphone-nya jangan jauh-jauh." Ucapnya tanpa menyapaku lebih dahulu.

"Ini baru diangkat langsung ngomel tuh gimana sih mam?" Jawabku.

"Pulang kan? Sore ini ada arisan keluarga di rumah." Ucap mamaku

"Aku liputan mam." Jawabku.

Tidak bermaksud membohongi, namun aku malas kalau harus pulang ke rumah bertemu dengan banyak orang yang hanya akan berbasa-basi denganku.

"Re.." panggilnya.

"Mam, okay aku bohong. Mama tau kan aku males ketemu mereka." Jawabku.

"Tapi kamu nggak bisa kabur terus." Ucap mama.

Aku menghela nafas, "yaudah liat nanti. Rere, mau ke tempat Ojan dulu." Jawabku.

"Kamu kenapa lagi?" Tanyanya tiba-tiba.

"I'm okay, mam." Jawabku.

Pertanyaan mama selalu sama ketika aku mengunjungi Ojan. Mama tau di saat-saat terkacau-ku pasti selalu melibatkan Ojan, karena beberapa kali mama menjumpaiku bersama Ojan ketika aku sedang ada masalah.

"Jangan suka nambah beban pikiran Ojan ya, Re." Ucapnya.

"Mam, yang anak mama itu aku bukan Ojan. Kenapa lebih khawatir sama Ojan sih?" Tanyaku.

"Gimana nggak khawatir kalo setiap saat anak mama bikin repot orang terus." Jawabnya.

Setelah mengobrol panjang, aku pergi mandi dan bersiap. Ku telfon Ojan namun tak ada jawaban. Jadi aku memutuskan untuk langsung mengunjungi kost-annya.

***

30 menit berlalu, Ojan yang ku ketahui berada di Bogor untuk mengunjungi makam kedua orang tuanya mengatakan akan segera pulang setelah sebelumnya menjawab telfonku. Jadi aku memutuskan untuk menunggunya di sebuah warung yang terletak di depan kost-annya sambil memakan mie instan dan meminum es teh manis.

Merepotkan Ojan memang sudah menjadi nama tengahku. Aku seorang anak tunggal dari keluarga yang "lumayan" dalam segi finansial. Papaku seorang pengusaha yang berpusat di Batam. Mamaku seorang Ibu rumah tangga yang memiliki usaha cathering, entah kenapa mamaku membuka usaha itu padahal ia saja jarang berada di Jakarta karena harus mengikuti papa yang lebih banyak menghabiskan waktunya di Batam.

Seperti anak tunggal lain yang berada di keluarga yang tercukupi, dari kecil sampai sekarang kebutuhanku selalu dicukupi oleh kedua orang tuaku. Segala yang ku mau sebisa mungkin papa dan mamaku berikan. Namun, segalanya berubah saat aku memasuki dunia perkuliahan, aku memilih untuk tidak mengikuti kemauan papa, hal itu yang menyebabkan adanya sedikit jarak antara aku dan papa. Papa menginginkan aku berkecimpung di bidang yang sama dengannya namun ternyata keinginanku jauh berbeda. Walaupun pada akhirnya papa tetap menurutiku.

Ditambah, papa selalu ingin anaknya ini memiliki pendamping yang sesuai dengan harapannya. Berbanding terbalik dengan mama, yang hanya ingin anaknya ini memilih sesuai dengan kata hatinya sendiri. Mama selalu mengatakan kalau nantinya aku yang menjalani bukan ia atau papa.

QUERENCIA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang