#Episode1

3.2K 216 18
                                    

Matahari pagi ini lumayan membuatku kesal karena membuat tidurku terganggu di bus karena sinarnya menembus kaca samping kepalaku.
Hari pertama-ku magang di sebuah kantor media yang bisa ku bilang terkenal.

Aku tak sendiri, bersama seorang temanku yang sekarang bisa ku lihat baru saja turun dari mobil milik Ayahnya saat aku berjalan dari halte bus menuju gedung kantor, tempatku magang.

"Keenaaa!!" panggilnya.

Aku tersenyum sambil membalas lambaian tangannya.

Aku dan Audrey di tempatkan di department yang sama namun dengan posisi yang berbeda. Entah kenapa rasanya tetap asing walau aku sudah mengenalnya sejak semester pertama di kampus. Kami memasuki ruangan salah satu atasan kami.

"Kyandra di design and social media department yaa?" Ucapnya.

"Iya bu." Jawabku.

Ia menatapku serius lalu tersenyum.

"Yaudah kenalan yuk sama yang lain." Ucapnya.

Aku dan Audrey keluar dari ruangan mbak Velly untuk menyapa kariyawan lain. Selesai menyapa, aku duduk di salah satu bangku yang aku yakin ditunjukan oleh mbak Velly tadi.

Namun saat sedang mengatur posisi untuk barang-barang bawaanku. Seseorang berdiri di sampingku sambil terus menatapku.

"Hmm.. maaf ada yang perlu saya bantu, kak?" Ucapku.

Ia menggeleng, "lo mau duduk situ?" Ucapnya.

Aku menatapnya lalu mengangguk pelan.

Ia berjalan lalu mengambil beberapa barang yang tergeletak di meja.

"Mau diapain kak?" Tanyaku heran. Sebab ia seperti sedang membersihkan beberapa barang yang ada di meja.

"Mau dipindahin. Kan lo mau duduk sini." Jawabnya.

Seketika aku paham maksudnya dan segera berdiri dari tempatku.

"Maaf kak, aku nggak tau ini meja kakak." Jawabku.

Ia menatapku lalu tertawa, "santai aja, udah duduk aja. Barang gue dikit kok." Ucapnya.

Ia benar-benar mengemasi barangnya lalu memindahkannya ke depan mejaku.

***

Selesai mengatur beberapa barang, aku pergi ke coffee shop yang terletak di lantai dasar untuk mengambil beberapa pesanan minuman yang dipesan untuk rapat. Sebenarnya perintah ini turun untuk Audrey namun, Audrey sedang berada di toilet dan mau tak mau aku yang mengambilnya.

"Ini pesanannya mbak." Ucap seorang barista.

"Thanks mbak." Ucapku sambil menatap minuman di hadapanku.

"Sendirian mbak? Nggak akan bisa kayaknya kalo dibawa sekaligus." Ucapnya.

Aku tersenyum, dan di saat yang bersamaan sebuah tangan muncul dan membawa sisa dari minuman yang berada di meja.

"Temen lo mana?" Ucapnya.

"Toilet." Jawabku polos.

Lelaki itu berjalan menuju pintu, "eeeh itu...." panggilku.

"Besok-besok minta temenin temen lo kalo ngambil minuman." Ucapnya.

Aku kembali menuju ruang meeting dan membagikan minuman ke satu per satu orang yang hadir. Audrey terlihat sudah menempati salah satu kursi dan berkata "sorry, tadi gue kebelet banget." Ucapnya saat aku memberinya segelas minuman.

"Kamu?! Lain kali bagiin minumannya sebelum meeting dimulai ya!" Ucap Mas Rendra dengan nada bicara yang bisa ku bilang sedikit kesal.

Aku hanya menunduk, "maaf mas." Ucapku pelan.

Seseorang menghampiriku lalu membantuku mendistribusikan minumannya.

"Lain kali, mesennya jangan mepet jam meeting, mas." Ucapnya setelah memberikan minuman itu ke hadapan mas Rendra.

Aku menatapnya, "duduk gih." Tambahnya.

***

Hari pertamaku cukup panjang, selesai mengedit aku masih harus membereskan kertas-kertas yang berserakan di meja tengah karena itu semua ulah-ku dan Audrey tadi siang. Namun, saat sedang mencari keberadaan Audrey, kak Ojan datang membawa satu kotak permen karet.

"Temen lo udah balik, pas lo tadi ke ruangannya mas Rendra." Ucapnya sambil memberiku kotak permen karetnya.

Aku menggeleng, tanda menolak permennya.

"Eh kak, nggak usah gue aja sendiri." Ucapku saat ia mencoba membantuku membereskan kertas yang berserakan.

Ia menatapku lalu menaruh kembali kertas yang sudah ia rapikan.

"Okay." Ucapnya berlalu meninggalkanku.

Aku masih sibuk membereskan sisa kertas yang sudah mulai rapih sekarang. Aku menatap lurus ke arah kak Ojan duduk. Ia terlihat serius menatap layar komputernya, ku pikir aku punya teman lembur saat ini.

"Nggak pulang?" Tanyanya saat aku kembali duduk di mejaku.

"Aku?" Tanyaku sambil menoleh ke kanan-kiri. Memastikan kalau kak Ojan bertanya padaku tadi.

Ia menaruh mousenya, lalu menatapku.

"Gue belum cukup gila buat ngomong sama taneman." Jawabnya yang sukses membuatku tertawa.

"Ohahaha, belum kak. Masih ada utang satu kerjaan." Jawabku.

Ia hanya ber-oh-ria.

"Kak Ojan lembur? Atau tugas malem?" Tanyaku.

Ia menggeleng, "gue? Males pulang aja. " ucapnya santai.

"Lo kenapa nggak pulang?" Tanyanya.

Aku menatap tumpukan pekerjaan yang belum sempat  dikerjakan.

Ia tersenyum, lalu bangkit dari tempatnya.

"Yuk!" Ucapnya.

"Hah?" Jawabku heran.

"Lo berani sendirian?" Tambahnya.

Aku menatap sekelilingku, lalu bersiap untuk pulang. Namun, langkahku terhenti saat kak Ojan mengambil tumpukan kertas itu laku menaruhnya di meja milik Audrey.

"Tugas dia, biarin dia yang ngerjain. Kalo dia nolak, bilang sama gue." Tambahnya.

Aku tersenyum lalu mengikutinya ke arah lift.

***

Special Chapter Querencia hanya berisi penggalan kisah yang tak sempat diceritakan pada beberapa part. Jadi sengaja dibuat tak panjang dan tak bersambung di Episode berikutnya.

#Episode1 ini menceritakan pertama kalinya seorang Kyandra Sakeena masuk kantor sebagai anak magang, sekaligus pertama kalinya juga ia dan Ojan bertemu yang sempat di ceritakan di part dua puluh satu. Ini adalah cerita yang tak tertulis namun terjadi saat itu.

Semoga kalian tetap suka ya walau cuma sedikit.
Sampai bertemu di #Episode2

QUERENCIA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang