Asvathama
Aku tiba di kantor pukul 10.00 dan langsung duduk di tempatku tanpa menatap satu pun orang di sekitarku. Aku fokus mengerjakan beberapa pekerjaan yang sebelumnya tertunda. Namun di sela -sela itu Audrey berjalan dari ruangan Velly, dan membuatku sedikit ter-distract dan menyadari bahwa aku tak melihat pemilik kursi di depanku.
"Drey!" Panggilku.
"Iya mas?" Jawabnya.
"Temen lo mana?" Tanyaku.
"Siapa?" Ucapnya bingung, "Oh Sakeena.. sakit kak." Jawabnya.
Aku tersentak.
Aku mematikan komputerku, lalu segera berlari ke ruangan Elea."El, gue cuti ya hari ini." Ucapku tiba-tiba.
Elea menatapku bingung, "ada deadline nggak?" Tanyanya.
Aku membuka file di komputer Elea, dan memeriksa schedule disana.
Aku menggeleng, "aman." Jawabku dan segera berjalan menuju pintu.
"Mau kemana sih lo? Tere?" Tanyanya.
Aku menggeleng, "ada urusan mendadak. Duluan ya." Ucapku meninggalkan ruangannya.
***
Aku memarkirkan motorku di depan pagar sebuah rumah, sambil melihat layar handphone-ku dan menelfonnya. Ku tunggu beberapa saat namun tak ada jawaban darinya. Tiba-tiba seseorang keluar dari dalam pintu rumahnya dengan membawa beberapa plastik di tangannya.
"Cari siapa mas?" Ucapnya.
"Sakeena bu." Jawabku.
Perempuan paruh baya itu membuka pagarnya, "oh mbak Keena. Ada di dalam mas. Masuk aja." Jawabnya ramah.
Aku mengikutinya masuk ke dalam rumah bergaya modern yang memiliki halaman yang cukup luas itu. Sampai di dalam, aku diantar menuju lantai dua dan berhenti di sebuah ruangan dengan pintu bertuliskan "Keena's room "
"Mbak Keena di kamarnya mas, nggak bisa bangun." Ucap wanita yang ku yakini adalah seseorang yang membatu Keena mengurus rumah.
Aku mengangguk, "saya masuk ya bu." Ucapku.
Ia mengangguk, "silahkan mas, kalo butuh saya, saya di sebelah ya mas. Mau beberes kamar ibu." Ucapnya.
Aku mengangguk, kemudian mengetuk pelan pintu di hadapanku.
Tok.. tok.
"Ya?" Ucapnya lemah.
"Sa, ini gue. Boleh masuk?" Ucapku.
"Kak Ojan? Masuk kak." Ucapnya.
"Bukan, Robert Pattinson" Jawabku asal sambil membuka pintunya.
Sakeena hanya tersenyum membalas celotehanku. Ia terbaring lemah menghadap pintu dengan selang infus di tangan kirinya dan selang oksigen di hidungnya.
Aku mengampirinya dan duduk di lantai karpet samping tempat tidurnya yang tidak tinggi itu sehingga pas dengan posisiku sekarang.
"Kenapa?" Tanyaku sambil menatapnya.
Ia menggeleng, "nggak apa-apa cuma punggung gue nggak bisa digerakin aja. Sakit. " ucapnya santai.
KAMU SEDANG MEMBACA
QUERENCIA [COMPLETED]
General Fictioneveryone will find a home to stay. Querencia (n) : /kɛˈɹɛnsɪə/ The place where one's strength is drawn from; where one feels at home; the place where you are your most authentic self. #5 in media as per April 7th, 2021 #2 in News as per May 9th, 2021