Asvathama
Pagi ini pemandangan tak terduga muncul di hadapanku. Aku menarik nafas dalam sebelum pada akhrinya memberanikan diri untuk melangkahkan kaki menghampiri mereka-- Tere dan Aji.
Setelah sebelumnya merajuk minta dibelikan kopi, aku duduk dihadapan Aji yang saat ini terus memandangku.
"Jangan main-main ya, kalo lo mainin Tere lagi nggak akan gue mau kenal lo." Ucapku.
Aji mengangguk, "jagain Tere!" Tambahku saat melihat Tere kembali dengan membawa kopiku.
Aku melangkahkan kaki menunju Tere , lalu mengambil kopi pesananku.
"Thank you, gue duluan ya!" Ucapku dengan senyuman.
Keluar dari coffee shop, aku tersenyum menatap seseorang yang baru saja datang dengan wajah yang menahan kantuk.
"Penyelamat emang lo, Sa!" Batinku sambil menghampirinya.
"Bangun!" Ucapku sambil sedikit mengacak rambutnya.
Ia terkejut lalu menatapku, "ngantuk banget gue kak." Jawabnya lemas.
"Makanya jangan bergadang mulu!" Jawabku.
Ia menatapku sinis, "yang buat gue bergadang kan lo!" Jawabnya yang ku balas dengan tawa.
Setelah kejadian semalam, aku memang menghampirinya, Sakeena tak banyak berbicara semalam. Ia hanya diam dalam pelukku, sambil sesekali mengelus pelan punggungku.
"Are you okay?" Ucapnya.
Aku tersenyum sambil mengangguk, "kerja, kerja! Cuan, cuan!" Ucapku.
Sakeena tersenyum.
"Sa, magang lo kelar kapan?" Tanyaku.
"Akhir bulan depan." Jawabnya.
Aku hanya ber-oh ria. "Kenapa?" Tanyanya lagi.
"Nggak apa-apa nanya aja." Ucapku.
Aku dan Sakeena menuju meja kerja kami. Entah kenapa aku merasa lebih tenang jika bersama Sakeena. Pembawaannya yang tenang membuatku jauh lebih nyaman ketika berbicara dengannya.
***
Hariku dipenuhi dengan rekaman tapping dengan El. Dan aku bersyukur dengan hal itu, karena pikiranku teralih dengan banyaknya pekerjaan.
"Thank you ya, Jan." Ucap El.
Aku mengangguk kemudian berlalu menuju lantai dasar untuk kembali ke kost-an. Namun aku malah mengambil arah berlawanan, lalu menyalakan handphone- ku setelah menepi dan mencari kontak Sakeena.
Me :
Dimana?Anak kecil :
Baru sampe rumah. What's up?Me :
Gue di minimarket deket rumah lo.
Anak kecil :
Ngapain?Me :
Nggak tau,nyasar kesini. Mau makan nggak?Anak kecil :
Kenyang.Me :
Yaudah kalo gitu.Anak kecil :
Yaudah, jemput.Me :
20 menit lagi sampe.Aku tiba di depan rumah bergaya modern minimalis dengan sedikit sentuhan kayu menambah kesan hangat pada huniannya. Baru hendak memencet bel, Sakeena tiba-tiba muncul membukakan pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
QUERENCIA [COMPLETED]
General Fictioneveryone will find a home to stay. Querencia (n) : /kɛˈɹɛnsɪə/ The place where one's strength is drawn from; where one feels at home; the place where you are your most authentic self. #5 in media as per April 7th, 2021 #2 in News as per May 9th, 2021