Kyandra
Aku menyisir rambutku dan memoles sedikit lipstik di bibirku. Tersenyum lalu mengambil nafas dalam. Menatap beberapa tumpukan kertas yang beberapa bulan ini membuat airmataku lebih sering menetes karenanya. Tumpukan kertas itu adalah penyebab dari kenapa aku harus memoleskan concealer di bawah mataku beberapa bulan ini. Mengenakan setelan blazer dengan blouse putih di dalamnya. Rambutku, sengaja ku buat ikal diujungnya agar terlihat lebih rapih dari biasanya.
"Bun, doain aku ya!" Ucapku pada bunda yang ia balas dengan anggukan dan senyuman.
Sidang skripsiku dimulai, dengan dua pembimbing dan dua penguji menjadikan ruangan berukuran yidak terlalu besar itu menjadi lebih panas dari biasanya padahal seluruh pendingin ruangan dinyalakan dengan suhu 18°C, berlangsung selama kurang lebih 3 jam lengkap dengan sesi tanya jawab di dalamnya. Hari ini aku tak berharap banyak selain mendapatkan nilai bagus yang akan ku jadikan modal untuk mendapatkan pekerjaan nantinya. Teman-teman yang datang menjadi bonus kebahagiaanku hari ini.
"Kyandra Sakeena congratulations! Kamu sudah menjadi S.ikom dengan Nilai sangat memuaskan" ucap Pak Gunawan selaku ketua penguji skripsiku.
Aku membuka pintu ruanganku dengan tersenyum lebar walau pipiku sudah basah terlebih dahulu karena airmata yang tak tau kenapa terus mengalir sejak pengumuman tadi.
"Keenaaa selamaaat!!!" Ucap beberapa temanku di luar ruangan seraya menghampiriku dengan pelukan dan hadiah.
"Makasiiih." Ucapku bergetar.
Saat sedang bercengkrama dengan teman-teman, seseorang muncul dari balik pintu yang baru saja terbuka. Berjalan ke arahku lalu mulai tersenyum.
Membawa satu bucket bunga Tulip. Masih dengan seragamnya, ku tebak ia baru kembali dari liputannya."Sa." Panggilnya yang sukses membuat teman-temanku menghadapkan pandangan mereka ke arahnya.
"Siapa Keen?" Tanya salah satu temanku.
Aku hanya tersenyum lalu berjalan menghampirinya.
Kak Ojan merentangkan tangannya, yang segera ku balas dengan sebuah pelukan.
"I'm proud of you, Sa. Kamu hebat!" Bisiknya sambil mengelus pelan puncak kepalaku sebelum ia mengecupnya.
"Kok kesini? Katanya liputan." Tanyaku.
"Udah kelar kali." Ucapnya sambil memberikanku bucket bunga.
"Congrats, anak kecil." Tambahnya sambil mengelus pelan rambutku.
"Thank you." Jawabku.
"Mau foto-foto nggak? Sini aku fotoin." Ucapnya.
Aku mengangguk lalu membawanya ke arah teman-temanku berkumpul sambil mengenalkannya.
Kak Ojan dengan sabarnya memotret moment-ku bersama teman-temanku satu per satu. Entah sudah berapa banyak foto yang ia ambil."Sini gue fotoin kak." Ucap Salsa salah satu temanku.
Kak Ojan berjalan menghampiriku lalu berdiri disampingku.
Ia merangkul pinggangku yang spontan membuatku kaku.
"Satu.. duaa..." hitung Salsa.
"Liat depan." Ucap kak Ojan tanpa menatapku dan fokus menatap lensa kamera yang Salsa pegang.
"Tiga.." tambah Salsa.
"Lagi." Ucap kaka Ojan.
Kali ini aku sudah lebih rileks, namun satu hal mengejutkan lainnya kak Ojan lakukan saat hitungan Salsa tepat di angka tiga.
KAMU SEDANG MEMBACA
QUERENCIA [COMPLETED]
General Fictioneveryone will find a home to stay. Querencia (n) : /kɛˈɹɛnsɪə/ The place where one's strength is drawn from; where one feels at home; the place where you are your most authentic self. #5 in media as per April 7th, 2021 #2 in News as per May 9th, 2021