Teari
Setelah sampai Apartment, aku langsung menuju kamar mandi untuk membersihkan debu-debu yang sudah seharian ini menempel di badanku, dan sekarang aku duduk di ruang TV, menonton serial favoritku sambil meminum teh hangat pemberian El tempo hari.
Tring..
Handphone-ku memunculkan notifikasi pesan.
From : Mas Aji
Udah sampe Apartment?Aku tersenyum membacanya, dan segera membalas pesannya. Tak lama setelahnya, handphone-ku berdering memunculkan nama yang sama. Mas Aji menelfonku.
"Iya mas?" Jawabku.
"Udah sampe kok nggak kasih kabar? Kan tadi perintah gue kasih kabar." Ucapnya khas seperti memberi perintah kerja.
Aku tertawa kecil, "udah di rumah mas?" Tanyaku.
"Udah, baru abis dari kamar Ciya." Ucapnya. "Ter, besok ada acara nggak?" Tanyanya tiba-tiba.
"Hemm, nggak mas. Kenapa?" Tanyaku lagi.
"Ciya ada pentas di sekolahnya. Temenin gue mau nggak?"
"Hah?" Ucapku terkejut.
"Undangannya buat dua orang." Jawabnya setelahnya.
"Emang nggak apa-apa mas?" Ucapku.
"Gue udah bujuk supaya sama Ominya tapi Ciya maunya gue yang hadir." Jawabnya pelan.
"Hemm, iyaudah oke mas." Ucapku
"Thank you ya, Ter. Besok gue jemput di Apartment." Ucapnya yang segera ku tolak.
"Nggak usah mas, ngerepotin. Mendingan gue aja yang samperin." Ucapku menolak.
Bukan tak ingin dijemput namun, aku tak enak jika harus merepotkannya untuk bolak balik menjemputku.
"Yaudah kalo gitu, nanti gue kirim alamat rumah ya." Jawabnya.
"Iya mas." Tambahku.
Perbincangan kami berhenti setelah hampir satu jam, ini pertama kalinya mas Aji menelfonku bukan karena urusan pekerjaan, namun rasanya tak canggung sama sekali. Mas Aji benar-benar pandai membawa obrolan kami begitu menyenangkan sehingga aku bisa mengikuti alurnya.
***
Pagi ini, aku memakai midi dress berwarna sky blue, lengkap dengan flat shoes dan hand bag berwarna putih sedang dalam perjalanan menuju rumah mas Aji dengan taksi.
Setelah sampai, aku menekan Bel rumahnya lalu muncul seorang wanita yang ku yakini adalah mbak Dini.
"Mbak Tere ya? Masuk mbak, bapak di ruang makan." Ucapnya ramah sesaat setelah membukakan pintu.
"Makasih mbak." Jawabku tersenyum.
Aku menelusuri lorong yang menghubungkan antara ruang tamu dan ruang keluarga yang tanpa sekat menuju daput dan ruang makan. Disamping kanan kiri dibuat transparan dengan kaca yang bisa melihat kolam renang dan playground di sebelah kanan, sedangkan di sisi kiri adalah area hijau dengan tempat duduk yang dibuat melingkari satu pohon besar.
Tak lama aku menjumpai sosoknya. Mas Aji menggunakan kaos polos hitam, dengan rambut yang masih khas bangun tidur, tersenyum ke arahku.
"Hai." Sapanya.
Aku menghampirinya, "aku kepagian ya mas?" Ucapku pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
QUERENCIA [COMPLETED]
General Fictioneveryone will find a home to stay. Querencia (n) : /kɛˈɹɛnsɪə/ The place where one's strength is drawn from; where one feels at home; the place where you are your most authentic self. #5 in media as per April 7th, 2021 #2 in News as per May 9th, 2021