Teari
Aku berjalan menuju pagar sesaat setelah keluar dari mobil Ojan yang ku tumpangi. Namun, baru hendak membuka pagar rumah, Ojan memanggilku kembali.
"Hem?" Jawabku sambil sedikit menundukan badanku agar aku dapat melihat Ojan yang berada di dalam mobilnya.
"I like you." Ucapnya kemudian.
Terkejut. Entah kenapa ucapan yang keluar dari mulut Ojan tadi membuatku membeku. Tatapan Ojan padaku saat ia mengatakan hal itu yang membuatku terdiam sesaat.
Ojan tersenyum, "gue balik ya." Ucapnya sambil tetap tersenyum dan menatapku.
Aku yang terdiam menatapnya hanya bisa mengangguk dan menatap mobilnya yang semakin lama semakin menghilang.
***
Aku duduk di sofa kamarku sesaat setelah membersihkan badan, dan masih sibuk dengan pikiranku tentang ucapan Ojan tadi.
Tak lama handphone-ku berdering.
AsvathamaOjan is calling...
Jujur saja aku terkejut namun tetap ku angkat.
"Ya?" Jawabku.
"Gue udah di rumah. "Ucapnya lagi.
"Iya Jan." Jawabku singkat.
Ojan tertawa, "ucapan gue tadi nggak perlu lo pikirin terlalu berlebihan, Re." Katanya santai.
"Dan nggak perlu lo jawab juga." Tambahnya.
Aku masih terdiam mendengarkannya.
"Gue cuma ngomong apa yang gue rasa kok. Nggak perlu lo jawab, karena gue nggak minta itu. Dan satu lagi, nggak akan ada sikap gue yang berubah sama sekali setelah gue ngomong itu. Gue akan tetap jadi Ojan yang selalu bete kalo lo repotin. Jadi, gue harap lo juga begitu ke gue. Okay?" Ucapnya.
"Jan?" Panggilku.
"Apa?" Jawabnya singkat.
"Gue nggak bi..." ucapku yang segera Ojan potong.
"Gue nggak minta jawaban lo atas penyataan gue beberapa jam lalu. Gue cuma minta lo jalanin hari lo seperti biasa. Awas aja kalo sampe ngehindarin gue!" Ucapnya santai.
"Okay?" Ucapnya lagi.
"Iyaa!" Jawabku.
Aku cukup terkejut atas penyataan Ojan tadi. Kami berteman cukup lama, bahkan hubungan kami pun sudah seperti kakak-adik. Namun aku juga tak bisa memaksa perasaan Ojan tak berubah padaku, semuanya diluar kendaliku.
***
"Morning Elea!" Sapaku pada Elea pagi ini.
"Morning" jawabnya. "Tumben nggak bareng Ojan?" Tanyanya kemudian.
"Dari rumah Cinere." Jawabku.
Tak lama setelah duduk di mejaku, seseorang datang dari arah lift, yang sukses membuat beberapa orang di department-ku menatapnya.
"Ganteng banget, Bos." Ucap Fadhil.
Ia menatap Fadhil bingung, "B aja perasaan." Ucapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
QUERENCIA [COMPLETED]
General Fictioneveryone will find a home to stay. Querencia (n) : /kɛˈɹɛnsɪə/ The place where one's strength is drawn from; where one feels at home; the place where you are your most authentic self. #5 in media as per April 7th, 2021 #2 in News as per May 9th, 2021