E N A M B E L A S

1.9K 276 30
                                    

Teari

Sesaat setelah aku menutup telfon, aku mendengar bunyi bel Apartment-ku dan terkejut mendapati mas Aji disana berhadapan dengan Papa.

"Mas Aji?" Panggilku yang ia balas dengan senyuman.

Aku menghampirinya,dengan tatapan menyelidik dari Papa. Aku tak tau harus berbuat apa, aku tau Papa dan Mama pasti penasaran dengan sosok mas Aji karena yang mereka tau hanya Ojan, satu satunya pria yang biasanya mereka lihat ada di sekelilingku.

"Ini mas Aji Mam, Pap. Atasan Rere di kantor." Ucapku memperkenalkannya dengan hati-hati.

"Om, Tan, saya Aji. "Ucap mas Aji sambil sedikit menunduk sambil menatap Papa dan Mama.

"Ikut sarapan sekalian yuk." Ajak mama tiba-tiba.

"Terima kasih Tante, saya udah sarapan tadi. Ini cuma mau ngomong sebentar sama Tere." Ucapnya.

Aku membawa mas Aji ke lobby lantaiku, "mau ngomong apa?" Tanyaku.

Mas Aji menjulurkan tangannya, "dompet kamu ketinggalan." Ucapnya sambil memberikan dompetku.

"Yaampun, makasih banyak ya mas. Kamu beneran nggak mau minum dulu?" Tanyaku lagi.

Ia menggeleng, "nggak enak, kamu lagi ngumpul. Aku juga harus ke kantor." Ucapnya sambil melihat jam di tangannya.

"Beneran udah enakan badannya?" Ucapku khawatir.

Ia mengangguk, "pamit ya. Salam buat mama-papa." Ucapnya.

***

Selesai mandi, aku menghampiri Mama dan Papa yang sudah siap di meja makan.

"Re, udah mama isi lagi kulkasnya. Kamu tuh ya, makan apa kalo di kulkas nggak ada bahan makanan." Ucap Mama.

Mama adalah penyelamat hidupku nomor satu. Mama yang selalu memenuhi isi kulkasku dengan segala macam rupa makanan serta minuman, yang kadang malah aku hibahkan ke Ojan atau teman kantor lainnya karena nggak sanggup kalo harus menghabiskannya sendirian.

"Ya tempat makan kan banyak, mam." Ucapku. "Kok tumben sih kesini nggak ngabarin aku beberapa hari sebelumnya? Untung Rere off hari ini." Tambahku.

"Rumah atasan kamu dimana?" Tanya Papa tiba-tiba.

"Hemm Permata Hijau." Jawabku.

Aku tau Papa curiga dengan hubunganku dan mas Aji. Sebab, Papa jarang bertanya hal-hala receh seperti ini jika tidak pernasaran.

"Mama suka, anaknya ramah." Ucap Mama tiba-tiba.

"Mama semuanya juga suka. Waktu ketemu Faudzan juga ngomong gitu" Ucap Papa.

"Ya memang baik kan anaknya." Tambah Mama meledek Papa.

"Yaudah Papa mau ketemu orang dulu, Mama mau disini aja?" Tanya papa yang diiyakan oleh mama.

Papa pergi meninggalkanku hanya berdua dengan mama. Aku paham di situasi seperti ini mama pasti akan lebih banyak bertanya.

"Jadi siapa si Aji?" Ucap mama sambil duduk di sampingku.

"Atasan aku ma." Ucapku santai.

"Single?" Tanya mama lagi.

Aku terdiam sepersekian detik.

QUERENCIA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang