EP 16 🥀

45 16 0
                                    

'Ku hanya diam
Menggenggam menahan
Segala kerinduan
Memanggil namamu
Di setiap malam
Ingin engkau datang
Dan hadir di mimpiku
Rindu

🥀 Tentang Rindu – Virzha (Cover by Scalavacoustic) 🥀

🥀

Hari ini adalah hari terakhir perayaan ulang tahun sekolah. Hari yang ditunggu-tunggu oleh para siswa karena akan ada penampilan dari perwakilan kelas bahkan dari anggota OSIS itu sendiri.

Hari sudah siang. Pengumuman pemenang lomba pun sudah diumumkan pagi tadi. Bagi masing-masing kelas yang menang akan mendapatkan hadiah berupa satu kotak kado berukuran sedang.

Dan sekarang yang terjadi di lapangan adalah suara keluhan dari para siswa. Mengeluh karena terik matahari yang begitu menyengat pada siang itu. Pertunjukan demi pertunjukan mulai dimulai. Para siswa tampaknya sangat menikmati pertunjukan itu meskipun kepanasan.

Jam demi jam sudah terlewat dan kini adalah acara puncaknya. Yaitu saat salah satu perwakilan anggota OSIS akan menyumbangkan sebuah lagu di atas panggung. Mereka—khususnya para cewek—sudah tidak sabar untuk melihat penampilan Bagas.

"Ini adalah acara puncaknya. Di mana ada salah satu anggota OSIS yang bersedia untuk menyumbangkan satu lagu untuk kita semua. Langsung saja kita panggil Ketua OSIS kita, Bagas!" Asya berseru dan disusul oleh sorakan dan tepuk tangan dari penonton.

Tepukan tangan mereka terhenti. Sorakan mereka perlahan memudar saat yang naik ke atas panggung dan mengisi kursi di sana adalah Bayu. Bukan Bagas. Asya dan siswa yang lainnya bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi? Tentu saja mereka tahu kalau Bagas-lah yang menyumbangkan lagu. Tapi kenapa sekarang malah Bayu?

Asya berdiri di samping Bayu. Berbisik lirih, "Bagas mana? Kenapa jadi lo yang nyanyi?"

"Bagas tiba-tiba sakit perut. Dia nggak bisa nyanyi sekarang jadi Bagas minta gue buat gantiin dia."

Asya mengangguk. Dia kembali menatap penonton. "Wah, sepertinya ada sedikit masalah sama Bagas, ya. Jadi Bagas digantikan sama Bayu aja, ya. Suaranya sama-sama bagus kok. Orangnya juga nggak kalah ganteng sama Bagas. Setuju nggak cewek-cewek?"

"SETUJU!"

Asya dan Bayu terkekeh pelan. Asya turun dari atas panggung dan duduk di kursi penonton. Dia ingin melihat penampilan Bayu saat bernyanyi. Jarang-jarang, kan dia melihat Bayu seperti itu.

Suasana mendadak hening saat Bayu mulai memetik senar gitarnya. Bayu memejam. Seluruh penonton deg-degan saat Bayu akan mengucapkan sepenggal lirik lagu di sana. Meskipun mereka mengenal Bayu, tapi mereka belum pernah mendengar Bayu bernyanyi. Wajar saja jika mereka deg-degan.

Bayu membuka matanya. Dia melempar senyum yang membuat kaum hawa baper dibuatnya.

"Pagi telah pergi
Mentari tak bersinar lagi
Entah sampai kapan
Ku mengingat tentang dirimu ...."

Penonton yang mendengar suara Bayu berdecak kagum. Apa lagi saat siswi perempuan yang mendengarnya langsung membuat hati mereka meleleh. Bayu kembali memejamkan mata. Meresapi tiap lirik yang dia nyanyikan.

" 'Ku hanya diam
Menggenggam menahan
Segala kerinduan
Memanggil namamu
Di setiap malam
Ingin engkau datang
Dan hadir di mimpiku
Rindu ...."

Epiphany (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang