EP 27 🥀

47 11 0
                                    

"Kesedihan yang kamu rasakan akan segera berakhir. Ingatlah bahwa setelah badai pergi, pelangi akan datang menyambut."

Asya menoleh. Dia terkejut, "Bayu?"

Bayu tersenyum. Cowok itu berjalan mendekat. Duduk di samping Asya yang masih dirundung rasa keterkejutan. Asya seperti mengingat kata-kata itu. Dia seperti pernah mendengarnya. Namun dimana? Kenapa Asya bisa sampai lupa?

"Selamat malam, Malaikat kecilku."

Asya tertegun. Gadis itu menatap Bayu seolah tidak percaya. Asya refleks berdiri sambil menutup mulut. Bayu? Bayu adalah orang misterius itu? Bayu adalah orang yang selalu mengiriminya pesan? Kenapa Bayu? Kenapa harus Bayu?

"Bayu? Lo ...?"

Bayu mengangguk saat tahu apa yang akan Asya tanyakan. Cowok itu menghadap ke arah bulan. "Iya, ini gue. Orang misterius yang selalu ngirimin lo pesan-pesan itu. Kenapa? Kaget?" Bayu terkekeh pelan.

"Tapi kenapa bisa?" Asya tidak bisa menutupi keterkejutannya. Gadis itu sangat tidak percaya kalau Bayu-lah orang itu. Padahal selama ini Asya mengira kalau Bagas adalah orang misterius itu. Namun ternyata dia salah.

"Duduk dulu," Bayu menepuk kursi sampingnya. Menyuruh Asya untuk duduk di sana. Asya menurut. Dia duduk di samping Bayu dan menunduk. Gadis itu sedang memikirkan bagaimana caranya agar Bayu mau menjelaskan semuanya.

"Kenapa lo ngirimin gue pesan-pesan kayak gitu, Bay?" tanya Asya setelah hening beberapa saat.

Diam. Bayu tidak menjawab. Cowok itu menatap lurus ke depan. Asya kira Bayu tidak mau menjawab pertanyaannya, namun ternyata Bayu mau membuka suara setelah mengembuskan napas pelan. Dan pernyataan Bayu setelah itu membuat jantung Asya mau copot dari tempatnya.

"Karena lo adek gue."

"Apa?!"

Bayu menoleh dan tersenyum. Dia memaklumi kalau Asya akan terkejut seperti ini. Dia sudah menduganya sejak jauh-jauh hari. Bayu mulai menjelaskan secara perlahan. "Iya, lo adalah adik gue, Asya. Kita terlahir dari Ayah yang sama namun dari Ibu yang berbeda."

Tunggu. Ayah yang sama? Itu berarti Gautama adalah Ayah Bayu juga? Tapi kenapa Asya tidak mengetahui informasi sepenting itu? Jika benar Bayu adalah Kakaknya, berarti siapa Ibu Bayu? Sebenarnya ini ada apa, sih? Kenapa semuanya terasa membingungkan?

"Dulu, pada tahun 2002 Mama gue menikah sama Ayah Gautama. Dan pada tahun 2003 gue dan lo lahir dalam jangka waktu beberapa bulan doang. Gue lahir lebih dulu sebelum lo. Awalnya hubungan rumah tangga orangtua gue baik-baik aja. Gue tumbuh penuh kasih sayang dari kedua orangtua gue. Mereka menyayangi gue selayaknya kasih sayang orangtua kepada anaknya."

Asya diam mendengarkan. Gadis itu masih diselimuti rasa terkejut. Bingung harus bereaksi bagaimana saat Bayu mulai bercerita. Semuanya terlalu tiba-tiba baginya. Apa lagi saat dia terlambat mengetahui rahasia ini. Apakah Anjani tahu tentang semua ini?

Suara Bayu kembali terdengar membuat Asya membuyarkan lamunannya. Gadis itu kembali mendengarkan penjelasan Bayu.

"Tapi, sebuah fakta baru terungkap. Satu fakta yang mampu menghancurkan semuanya. Satu fakta yang mampu mengubah hidup gue dan Mama. Satu fakta yang membuat dunia gue hancur lebur. Pada tahun 2011, lebih tepatnya saat gue berumur delapan tahun, Mama dan Ayah Gautama bercerai. Awalnya gue nggak tau apa penyebabnya karena pada saat itu gue masih kecil. Belum tau apa-apa.

"Tapi perlahan gue mulai mencari tau penyebab perceraian kedua orangtua gue. Dan lo tau apa yang gue temuin?" tanya Bayu membuat Asya menggeleng. "Ternyata Ayah udah menikah bersama wanita lain sebelum menikahi Mama. Dan dia juga udah mempunyai anak dari wanita itu. Lo dan Kak Anjani. Ayah kita berhubungan sama Almarhumah Tante Yasinta sejak tahun 2000. Hubungan mereka udah terjalin selama sebelas tahun dan Mama gue nggak tau tentang itu semua."

Epiphany (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang